Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 19.00. saatnya makan malam namun iqbal dan aldi pun belum juga bangun.
“woy,
udah waktunya makan malam. Makan yuk..” ajak ozy
“tapi,
aldi sama kak iqbaal gimana?” tanya cakka
“udah.
Biarin mereka tidur aja. Nanti kita bawain makanan untuk mereka. Biar aku minta
kokinya untuk masakin bubur untuk mereka” kata ozy
“ya udah
ayuk...” kata bastian
Merekapun lalu pergi ke kantin asrama
karena waktu telah menunjukkan saatnya untuk makan malam. Dan setelah mengambil
makanannya tak lupa ozy pun meminta koki untuk memasakkan bubur untuk aldi dan
juga iqbaal. Dan setelah itu ozy, cakka, dan bastian pun mencari meja yang
kosong untuk mereka tempati.
“guys,
gw kaga tega sama iqbaal dan aldi” kata ozy
“iya.
Apalagi aldi kan masih kecil” kata cakka
“kan
mereka berdua Cuma beda 1 tahun” kata bastian
“hehe...gw
lupa, bas” kata cakka
“dasar
kakak. Oon kok di piara” kata bastian mengejek
“yee...ngajak
ribut loe” tantang cakka
“kak
ozy. Udah belum makannya” kata bastian selesai makan.
“udah,
bas” kata ozy
“yuk, ke
kamar. Biarin kak cakka kita tinggalin aja” ajak bastian
“he he
he.. enak aja tungguin gw kenapa” kata cakka.
“cepetan
makanya. Kasian Aldi sama Iqbaal. Mereka belum makan” kata ozy
“iya...iya...tunggu
dulu” kata cakka
Setalam makan malam selesai ozy, cakka,
dan bastian pun pergi ke dapur untuk mengambil bubur yang tadi di pesan oleh
ozy untuk iqbaal dan aldi. Karena mereka berdua belum makan. Setelah itu mereka
pun kembali ke kamar asrama dan membangunkan aldi dan iqbaal.
“baal,
bangun. Makan dulu. Kamu belum makan” kata ozy
“iqbaal..”
kata ozy lagi
“hhh...”
kata iqbaal
“iqbaal.
Kamu belum makan. Makan dulu, ya” kata ozy
“apaan,
zy” kata iqbaal yang sudah bangun
“kamu
makan dulu, ya. Dari tadi kamu belum makan, lho” kata ozy
“nggak,
ah” kata iqbaal
“iqbaal.
Kamu harus makan habis itu luka – luka kamu aku kompres dan aku kasih salep, ya”
kata ozy
“nggak
mau ah, zy” kata iqbaal
“mau
sembuh nggak?” tanya ozy
“iia..”
kata iqbaal
“ya udah
kalau mau sembuh kamu harus makan” kata ozy
“tapi,
zy” kata iqbaal
“iqbaal...”
kata ozy yang sudah mulai marah.
“iya...iya...”
kata iqbaal
“di,
kamu juga harus makan” kata cakka
“gak mau
ah, kka” kata aldi
“tapi
kamu harus makan” bujuk cakka
“nggak
mau” kata aldi manja sambil menyingkirkan mangkoknya
“aldi,
kalau kayak begini terus kamu gak bakalan sembuh – sembuh” kata cakka
“aldi
nggak mau makan” teriak aldi
“aldi,
kamu juga harus makan. Nih iqbaal aja mau makan. Jadi aldi juga harus makan, ya”
kata ozy yang juga berusaha membujuk aldi yang sedang menyuapi iqbaal
“nggak
mau” kata aldi
“ya udah
kalau emang nggak mau. Gw panggil kak shilla, ya” kata cakka
“panggil
aja” kata aldi
“bener
lho, ya” kata cakka, lalu dia pun memanggil shilla untuk membujuk aldi supaya
makan.
“aldi,
kamu makan dulu, ya” kata shilla yang sudah datang
“nggak
mau, kak” kata aldi manja
“kalau
nggak makan kamu nggak sembuh – sembuh” kata shilla
“nggak
mau” kata aldi
“kka,
dari tadi aldi udah makan?” tanya shilla kepada cakka
“belum,
kak” kata cakka
“tuh,
kata cakka juga kamu belum makan. Sekarang makan, ya” bujuk shilla
“gak mau”
kata aldi
“susah
banget sih kamu di kasih tahunya. Sekali ini aja, di. Kamu dengerin omongan
kakak. Supaya sembuh” kata shilla yang sudah naik pitam
“aku kan
bukan sakit demam atau apa. Aku kan lukanya di luar, kak. Jadi nggak ngaruh
sama makanan” kata aldi
“walaupun
begitu kamu tetap harus makan, dong” kata shilla
“nggak
mau. Sekali nggak mau tetap gak mau” kata aldi
“di,
iqbaal aja udah selesai makan. Tinggal di kompres sama di kasih salep luka –
lukannya. Kamu juga harus makan, ya” kata ozy yang juga membujuk aldi
“tuh,
denger” kata shilla yang sudah marah
“udah,
kak. Jangan marah dulu. Aldinya juga kan lagi sakit” kata ozy menenagkan aldi
“iya,
iya. Aldi makan” kata aldi
“nah
gitu donk” kata shilla lalu menyuapi aldi, tapi ketika aldi baru makan setengah
mangkuk dia langsung muntah
“hoeek...”
aldi langsung muntah dan bubur yang tadi dimakannya pun menjadi sia – sia
“hoeek...”
aldi masih tetap muntah
“kamu
kenapa, di?” tanya shilla kepada aldi
“gak
tahu, kak. Hoeek..” kata aldi dan langsung muntah lagi
“cakka,
tolong ambilin baskom untuk nadahin muntahannya aldi. Bastian tolong ambilin
lap atau kain pel untuk bersihin muntahannya aldi” kata shilla
“hoeek...”
aldi pun masih muntah – muntah, dan shilla pun terus mengurut belakang kepala
aldi
“zy,
kakak bisa minta tolong” kata shilla
“minta
tolong apa, kak?” tanya ozy
“panggilin
tante ucie, ya. Bilangin aldi muntah – muntah” kata shilla, lalu ozy pun
langsung pergi ke ruangannya bu ucie dan tak lama kemudian ozy pun dateng
bersama bu ucie
“shilla,
aldi kepana?” tanya bu ucie
“gak
tahu, ma. Tadi aldi lagi shilla suapin tapi pas udah setengah mangkok habis
tiba – tiba aldi muntah – muntah” kata shilla
“hoeek...”
aldi pun muntah lagi
“sayang,
mama kerokin ya. Atau mau mama balurin minyak kayu putih” kata bu ucie
“nggak
usah, ma” kata aldi
“hoeek...”
aldi pun masih terus muntah – muntah
“terus
kamu maunya gimana. Dari tadi kamu muntah – muntah?” tanya bu ucie
“gak
usah di apa – apain, ma” kata aldi
“besok
kamu ke rumah sakit, ya” ajak bu ucie
“nggak
usah ah, ma. Hoeek...” kata aldi yang masih terus muntah – muntah
“terus
kamu maunya gimana, di. Dari tadi masalahnya kamu muntah – muntah terus” kata
shilla
“aldi
istirahat aja ya, kak. Hoeek..” kata aldi yang masih saja muntah – muntah
“tuh,
kan. Masih muntah – muntah, kan. Kakak balurin badan kamu pakai minyak kayu
putih biar anget” kata shilla
“ya udah
deh, kak. Hoeek..” kata aldi yang masih saja muntah – muntah
Lalu aldi pun badannya di balurin minyak
kayu putih sama bu ucie dan shilla tetapi sambil dibalurin minyak kayu putih
sama bu ucie dan shilla aldi pun selalu meringis. Karena perut yang kena
tonjokkan suruhannya zahra juga di balurin minyak kayu putih juga oleh shilla
dan bu ucie. Lama – lama akhirnya aldi pun tertidur. Sehabis di balurin minyak
kayu putih shilla dan bu ucie pun mengompres luka aldi di bagian muka dan juga perut pakai air dingin dan setelah
itu muka dan perut aldi yang kena tonjokannya suruhan zahra pun di kasih salep.
Dan setelah itu mereka pun keluar. Ozy pun juga sama mengompres luka – luka iqbaal
yang di perut dan yang di muka dan memberinya salep. Sehabis itu pun mereka
semua tidur.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar