Jam pulang sekolah sudah tiba, ketika Bastian sampai di kamarnya dia begitu terkejut ketika melihat Aldi babak belur lebih parah daripada yang di alami oleh iqbal.
“ya
ampun, bang. Ini parah banget. Lebih parah daripada yang dialami sama bang
iqbaal” kata bastian
“udahlah,
bas. Aku gak papa. Tadi sama kak ozy udah di kompres sama di kasih salep yang
punya mas iqbaal” kata Aldi
“tapi
gak langsung sembuh juga kali, di. Sembuh itu butuh proses” kata ozy
“udahlah,
kak. Aldi gak papa” kata Aldi
“ya udah
kamu istirahat aja. Di pakai untuk tidur aja” kata ozy
“kamu
juga, baal. Tidur. Kamu juga masih sakit, kan?” kata ozy
“kamu
sendiri, zy. Kamu juga kan masih sakit” kata iqbaal
“aku
udah gak papa kok, baal” kata ozy
“kalian
berdua tidur aja” kata ozy
“kka,
mereka demam” kata ozy ketika megang kening mereka berdua yang sudah tidur
“kompres
aja lagi, kak” kata cakka
“tapi
gak ada air dinginnya. Sedangkan kalau di kompres harus pakai air dingin” kata
ozy
“minta
sama mama aja kali, kak” kata bastian
“gak
usah lah, bas” kata ozy
“terserah
kakak lah” kata bastian
Di salah satu kamar asrama yang di
tempati oleh kesha, sheila, oik, olivia, dan keke. Mereka baru saja nyampe. Dan
mereka sekarang sedang ngobrol – ngobrol. Biasalah anak – anak.
“kak
kesha, emang bener ya kak aldi di bikin babak belur sama kak zahra?” tanya oik
“bener
sih. Tapi kok kamu tahu?” tanya + jawab kesha
“tadi
aku ketemu sama kak cakka dia bilang begitu” jawab oik
“emang
bener ya, kak?” tanya keke
“iya”
jawab kesha
“barusan
sih cakka sms gw. Katanya kak iqbaal
nyesel gitu” kata sheila
“nyesel
kenapa?” tanya olivia
“katanya
gara – gara kak iqbaal bilang – bilang jadinya kak zahra balas dendam ke aldi”
kata sheila
“kita
semua kan sebagai saudara di saat duka ataupun suka siap saling melindungi,
kan?” tanya oik
“iya. Apalagi
kan ada mama – papa kita yang selalu melindungi kita kapanpun dan dimanapun dan
sebandel – bandelnya kita. Kita nggak meleebihi kak zahra
“iya tuh
betul. Di keluarga kita itu yang bandel kan Cuma kak ozy, kak iqbaal, kak ray,
kak obiet, kak aldi, sama kak deva aja kan” kata oik
“iya. Lagipula
sebandel – bandelnya mereka nggak sampe keterlaluan kok. Nggak sampe bikin
orang lain menderita.” Kata olivia
“iya tuh
bener” kata sheila
Di ruangannya bu okky sedang bersantai,
dia sedang minum teh ditemani dengan sekaleng biskuit. Dan karenaa jam pulang
sekolah sudah tiba akhirnya dia pun memanggil zahra untuk ke ruangannya.
“panggilan
kepada zahra damariva. Siswi kelas 8-1. Siswi yang berasrama di kamar putri no
14 diharapkan kehadirannya di ruangan kepala sekolah universitas. Sekali lagi
panggilan kepada zahra damariva. Siswi kelas 8-1. Siswi yang berasrama di kamar
putri no 14 diharapkan kehadirannya di ruangan kepala sekolah universitas. Diharapkan
kehadirannya segera.” Kata bu okky memanggil zahra lewat speaker
Tak berapa
lama zahra pun datang ke ruangan bu okky.
“maaf,
bu. Ibu manggil saya?” tanya zahra
“iya,
ibu manggil kamu” jawab bu okky
“ada apa
ya, bu. Kok ibu manggil saya?” tanya zahra
“zahra,
ibu bener – bener marah sama kamu dan kecewa sama kamu atas apa yang telah kamu
perbuat kepada anak – anak dan keponakan – keponakan saya” kata bu okky marah
“lho? Emangnya
salah saya apalagi, bu?” tanya zahra
“gak
usah berlagak pura – pura deh kamu” marah bu okky
“kamu
kan yang bikin aldi babak belur sama halnya kamu bikin iqbaal babak belur” kata
bu okky marah
“mampus
deh gw” batin zahra
“dengan
sangat amat terpaksa ibu mengeluarkan kamu dari sekolah. Jika kamu tidak ibu
keluarkan dari sekolah ibu gak tahu siapa lagi yang akan kamu bikin babak belur”
kata bu okky kecewa
“bu...please,
bu jangan keluarkan saya donk, bu. Berikan 1 kesempatan lagi bu untuk saya. Saya
janji gak akan berbuat seperti ini lagi” kata zahra memelas
“maaf,
zahra. Ibu sudah nggak bisa memberikan keringan untuk kamu lagi. Kamu sudah
membuat ibu kecewa yang sudah memberikan kepercayaan kepada kamu” kata bu okky
“dan
sekarang juga kamu bereskan baju – baju dan perlengkapan kamu yang lainnya. Setelah
itu kamu bisa keluar dari sekolah ini. ibu akan bikin surat untuk satpam supaya
kamu bisa keluar. Dan ibu juga akan ngirim surat untuk orang tua kamu. Biar orang
tua kamu itu tahu sikap dan sifat kamu itu seperti apa disini. Ibu udah angkat
tangan ngurus kamu” kata bu okky
“baik,
bu” kata zahra pasrah
Setelah zahra keluar dari ruangan bu okky
dia pun membereskan semua perlengkapannya. Teman – teman sekamarnya sampai
heran di buatnya.
“lho, kak.
Kamu mau kemana kok beres – beres sih?” tanya cahya
“gw di
keluarin dari sekolah. Dan loe semua gak usah sok perhatian sama gw” kata zahra
marah
“lho? Emang
siapa yang perhatian sama loe. Gw malah seneng kok kalau loe di keluarin dari
sekolahan ini. mungkin bukan hanya gw. Tapi semuanya bakalan seneng kalau loe
di keluarin dari sekolahan ini” kata cahya
“iya. Kita
semua seneng kok kalau loe di keluarin dari sekolahan ini” kata ourel + osa
“sialan
banget sih loe semua” kata zahra kesal yang sudah membereskan semua barang
bawaannya
“hahaha...”
tawa cahya + osa + ourel
Zahra pun berjalan keluar asrama. Dia sangat
kesal kepada semuanya apalagi terhadap bu okky yang sudah mengeluarkannya dari
sekolah. Dan dia takut ketahuan oleh orang tuanya. Karena sebentar lagi orang
tuanya bakalan tahu sifat dan sikapnya selama ini. dan kemudian dia meng – sms angel
yang juga memiliki sifat dan sikap yang sama seperti zahra.
--Via
SMS—
“kak
angel. Ini aku zahra” Zahra
“ada
apa, ra?” angel
“sekarang
zahra udah di keluarin, kak dari sekolahan. Sekarang giliran kakak untuk bikin
mereka semua sengsara. Sekarang itu udah menjadi tugas kakak untuk bikin mereka
semua sengsara. Sekarang itu semua bukan lagi menjadi tugas zahra, kak” zahra
“jadi,
kamu udah di keluarin ra. Dari sekolah. Terus habis ini kamu mau nerusin
sekolah dimana?” angel
“ya,
kalau orang tua aku tahu aku gak bakalan di sekolahin lagi. Aku pasti bakalan
di kawinin sama orang tua aku. Orang tua aku sifatnya begitu, kak” zahra
“ouh. Ya
sudah. Jadi sekarang ini menjadi tanggung jawab kakak ya, ra” angel
“iya,
kak. Sekarang zahra serahin tugas itu ke kakak. Ya udah sekarang zahra mau
pulang dulu, kak” zahra
Di salah satu kamar asrama putri lebih
tepatnya kamar asrama oik, keke, kesha, olivia, dan sheila. Mereka sedang
mengobrol – ngobrol.
“eh, eh
semuanya barusan ourel sms gw. Katanya kak zahra udah di keluarin dari
sekolahan” kata oik
“wah,
bagus banget tuh. Senegnya” kata sheila
“berarti
udah gak ada yang bisa ganggu kita lagi” kata olivia
“et....et.
bukan berarti kak zahra udah di keluarin dari sekolahan gak ada yang bisa
ganggu kita lagi. Inget lho kak angel, kak sion, sama kak daud kan punya sikap
dan sifat yang gak beda jauh sama kak zahra” kata oik
“iya, ya”
kata olivia.
Tiba –
tiba ada suara yang memanggil oik dan kesha lewat speaker
“panggilan
kepada sarasefeika kesha ratuliu dan oik cahya ramadlani siswi kelas 6-3 dan
5-2. Yang berasrama di asrama putri no 13 harap segera datang ke ruangan kepala
sekolah SD Internasional School. Sekali lagi panggilan kepada sarasefeika kesha
ratuliu dan oik cahya ramadlani siswi kelas 6-3 dan 5-2. Yang berasrama di
asrama putri no 13 harap segera datang ke ruangan kepala sekolah SD
Internasional School. Diharapkan kedatangannya segera.” Kata bu winda lewat
speaker
“aduh,
mama ada apaan ya kok manggil kita” kata kesha
“gak
tahu, kak. Kesana aja yuk” ajak oik
“ya udah”
kata kesha
Kemudian kesha dan oik pergi keruangan
ibunya, di ruangannya bu winda sedang minum teh ditemani oleh sekaleng biskuit.
Tiba – tiba dia dikagetkan oleh dobrakan pintu.
“astagfirullah.
Kalian ini bikin mama kaget aja” kata bu winda kaget
“hehe...maaf,
ma” kata kesha
“mama
ada apaan sih manggil kita?” tanya oik
“lho? Kemaren
siapa yang mesen baju. Ini bajunya udah ada” kata bu winda
“mana,
ma” kata oik + kesha
“wah, ma
bagus banget. Liat deh, ik” kata kesha sambil memamerkannya kepada oik
“iya,
bagus kak. Liat deh punya oik juga bagus, kan?” tanya oik sambil memamerkannya
juga
“lah. Kan
kita mesen model sama warna yang sama. Jelas aja bajunya sama – sama bagus”
kata kesha
“hehehe....”
cengir oik
“ya udah
ya, ma. Kita ke kamar dulu. Asalamu’alaikum” kata kesha
“wa’alaikumsalam”
kata winda menjawab salam mereka
Dan kemudian
mereka pun kembali ke kamar asrama.
“kesha,
oik. Kalian kenapa dipanggil sama tante winda?” tanya sheila
“ini”
kata oik + kesha sambil memamerkan bajunya
“iya deh
tahu yang punya baju baru” sindir keke
“hahaha...”
tawa mereka bersama.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar