Setelah deva, ozy, dan kiki keluar
dari tenda. Ozy pun masuk ke tendanya sendiri. Sedangkan deva dan kiki pun
menuju tenda perawatan. Terlihat iqbaal yang masih tidur. Deva pun masih
khawatir sama iqbaal.
“dev,
kamu udah makan belum?” tanya kiki
“belum,
bang” ujar deva
“deva,
kamu makan, ya. Nanti kalau iqbaal tambah sakit gara – gar mikirin kamu yang
sakit juga gimana?” ujar kiki
“jangan
sampai donk, bang” ujar deva
“makanya
makan, ya. Abang suapin, ya” ujar kiki
“iya
deh, bang” ujar deva
Lalu kiki pun menyuapi deva makan.
Ternyata deva pun makan dengan lahap. Setelah kiki selesai menyuapi deva.
Iqbaal pun terbangun.
“hhh....”
ucap iqbaal yang baru bangun dari tidurnya
“udah
bangun kamu, baal” ujar kiki
“udah,
bang” ujar iqbaal
“gimana
semalem kamu tidurnya nyenyak” ujar deva
“alhamdulillah,
dev. Dari semalem kalian nemenin aku” ujar iqbaal sambil bertanya kepada mereka
berdua.
“Cuma
deva aja, baal. Aku tidur di tenda. Lagian kalau aku ikutan tidur di sini.
Kasian devanya kesempitan tidurnya” ujar kiki
“makan
ya, baal” ujar deva
“nggak
mau. Kamu juga ikut makan baru aku makan. Dari kemaren kan kamu ngurusin aku
terus sampai lupa makan” ujar iqbaal
“deva
udah makan kok, baal barusan aku yang suapin” ujar kiki
“sekarang
kamu makan, ya. Mau aku suapin” ujar deva
“ya
udah deh, dev” ujar iqbaal
Akhirnya iqbaal pun mau makan tapi
iqbaal makannya di suapin oleh deva. Iqbaal pun makan dengan lahap sekali.
Setelah selesai makan iqbaal pun minum obat. Tiba – tiba ozy pun masuk ke tenda
perawatan.
“kak
deva, mandi yuk” ujar ozy yang tiba – tiba masuk
“ya
ampun ozy ngagetin aja sih kamu.” Ujar deva yang kaget
“hehe...piss,
kak. Mandi yuk” ujar ozy
“lho???
Yang lainnya mana???” tanya deva
“aku
lagi marahan kak sama kak ray sama kak obiet juga. Mandi bareng, yuk...” ujar
ozy
“terus
nanti iqbaal gimana” ujar deva
“udah
sana kamu mandi dulu, dev. Iqbaal biar aku yang jagain.” Ujar kiki
“terus
abang gimana mandinya” ujar deva
“abang
tadi udah mandi kok, dev” ujar kiki
“ya
udah kamu tunggu disini aja dulu ya, zy. Aku ngambil baju dulu” ujar deva
Deva pun kemudian pergi ke tendanya
dan mengambil baju – bajunya. Tetapi ketika sampai di tendanya dia malah dapet
pelototan sinis dari teman – temannya.
“ngapain
lu kesini” ujar ray sinis
“deva
Cuma mau ngambil baju deva kok” ujar deva, lalu deva pun merasa aneh yang
melihat ray yang tiba – tiba tersenyum.
“ngapain
sih kak. Senyum – senyum begitu. Mau buat rencana jahat lagi sama anak – anak
coboy junior” ujar deva kesal. Lalu ray pun menuju ke arah deva
“maafin
kakak, ya. Udah marah – marah sama kamu” ujar ray
“deva
maafin kok. Tapi kakak juga harus minta maaf sama iqbaal dan juga anak – anak
coboy junior yang lainnya” ujar deva
“maaf,
dev. Kakak nggak bisa nurutin permintaan kamu untuk minta maaf sama mereka”
ujar ray
“terserah
kakak aja deh. Deva mau mandi dulu” ujar deva
“oh
iya, kak. Satu lagi. Katanya ozy kakak juga marahan sama ozy. Deva harap kakak
juga bisa maafin ozy dan minta maaf sama ozy” ujar deva lalu bergegas pergi
Setelah berbicara seperti itu deva
pun pergi dari tendanya menuju tenda perawatan untu mengajak ozy mandi. Dan
setelah mereka berdua selesai mandi mereka pun bergegas pergi ke tenda mereka
dan meanruh peralatan mandi.
“zy,
maafin kakak ya” ujar ray meminta maaf ketika ozy dan deva sudah sampai ke
tenda
“ozy
juga minta maaf ya, kak” ujar ozy
“gw
ke tenda perawatan dulu, ya” ujar deva. Mendengar apa yang di omongin oleh
deva, ray pun langsung cemberut. Tetapi ozy merespon omongan deva
“iya,
dev. Jagain iqbaal, dev. Kasian daritadi bang kiki jagain iqbaal” ujar ozy
“kalian
udah pada maafan sama mereka” ujar ray kesal
“iya,
kak” ujar ozy
“kakak
juga, ya. Minta maaf sama mereka” ujar ozy
“kakak
nggak bakalan minta maaf sama mereka” ujar ray ketus
“nggak
baik lho, kak nyimpen dendam” ujar ozy
“udahlah,
zy. Kamu nggak usah nasehatin kakak. Kakak tahu mana yang baik buat kakak mana
yang buruk buat kakak” ujar ray
“ya
udah deh terserah kakak. Ozy mau tidur” ujar ozy
“heh....heh....baru
mandi kok tidur” ujar ray
“ah...tadi
ozy bangun pagi – pagi banget, kak. Masih ngantuk ozy, kak” ujar ozy
“ya
udah deh sana tidur aja terus” ujar ray
Di tenda perawatan iqbaal pun masih
di temani oleh kiki. Iqbaal pun masih kelihatan pucat. Tiba – tiba deva pun
masuk ke dalam tenda perawatan.
“baal,
gimana keadaan kamu” ujar deva
“gak
papa, dev” ujar iqbaal
“baal,
gak papa gimana sih. Muka kamu masih pucat begitu” ujar kiki menyangkal
pendapat iqbaal
“mau
kamu itu gimana sih, baal. Diperhatiin gak mau. Aku khawatir banget tahu sama
kamu.” Ujar deva yang sudah duduk disamping tempat tidur yang iqbaal tidurin.
“kasian,
baal. Deva dari semalem khawatir sama kamu. Sampai mau nangis tahu devanya.
Keke cerita ke abang begitu, lho” ujar kiki
“maafin
iqbaal ya, dev. Udah bikin deva sama yang lainnya khawatir” ujar iqbaal
“tapi
kamu harus nurut. Kalau kamu disuruh makan atau minum obat kamu harus nurut.
Jangan nolak” ujar deva
“oke
deh, dev” ujar iqbaal
“kamu
udah mendingan, baal” ujar deva sambil memegang kening iqbaal
“udah
mendingan sih. Demamnya juga gak terlalu parah kayak kemaren” ujar deva
“dev,
mau balik ke tenda aja deh” ujar iqbaal
“kamu
yakin kuat, baal” ujar deva khawatir
“yakin
kok, dev” ujar iqbaal lalu berdiri. Ketika berdiri dia pun oleng. Untung ada
kiki yang menahan tubuh iqbaal
“tuh
kan, baal. Apa aku bilang. Mendingan disini aja dulu deh” ujar deva yang
membantu kiki untuk menidurkan iqbaal kembali ke tempat tidur
“tapi
aku nggak betah, dev” ujar iqbaal ketika dia sudah kembali tidur
“kalau
kamu rajin minum obat pasti cepat sembuh” ujar deva
Sudah 3 hari iqbaal pun sakit. Dan
akhirnya dia pun sembuh. Dan bisa kembali ke tendanya. Acara yang waktu itu
tertunda karena adanya masalah dan juga iqbaal yang sakit pun akhirnya di
teruskan juga.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar