Ranting besar hampir menimpa Acha dan
Oik. Dan sesegera mungkin Obiet pun menyelamatkan mereka.
“AWAS.....!!!!OIK......!!!!!ACHA.....!!!!!”
teriak Obiet
“hahhhh....!!!hhha....”
kata acha bingung
“hhha....”
oik pun ikut – ikutan bingung
Iqbaal pun mendengar teriakan Obiet.
Dan dia pun melihat Oik dan Acha yang
dalam bahaya. Nggak berpikir panjang Iqbaal pun juga ikut menyelamatkan Acha.
“ACHA....!!!!”
teriak iqbaal
“hah...iqbaal
kamu mau kemana” teriak ray
Obiet menyelamatkan Oik, dan Iqbaal
pun menyelamatkan Acha. Tapi sedikit terlambat. Dan akhirnya ranting itu
tertimpa mengenai punggungnya iqbaal.
“aduuuuh.....”
ujar iqbaal kesakitan.
“baal,
kamu nggak papa, kan” ujar acha
“nggak
papa kok, cha” ujar iqbaal. Obiet dan oik pun menghampiri acha dan iqbaal
“aku
minta maaf ya, baal. Kemaren – kemaren udah marah sama kamu” ujar acha
“iya,
baal. Aku juga minta maaf” ujar oik
“tapi
beneran kamu nggak papa” ujar acha
“iya.”
Ujar iqbaal
“makasih
ya, baal, biet. Kalian udah nyelametin aku sama oik” ujar acha
“iya.
Sama – sama” ujar obiet dan iqbaal kompak
“baal,
tapi beneran nih kamu nggak papa” ujar acha
“udah
nggak papa kok. Nanti juga di kompres langsung sembuh” ujar iqbaal
“nanti
aku sama oik kompresin, ya” ujar acha
“ya
udah deh terserah” ujar iqbaal
“iqbaal,
kamu gak papa” ujar kiki yang menghampiri iqbaal
“gak
papa kok, bang” ujar iqbaal
“baal,
kamu beneran gak papa” ujar aldi
“beneran
kok” ujar iqbaal
“sini
aku bersehin” ujar kiki. Kiki pun membersihkan baju iqbaal yang kotor dengan
cara menepuk – nepukannya dengan kencang supaya bersih dan itu tepat di
pungungnya yang terkena ranting tadi
“aauuuu....”
ujar iqbaal kesakitan
“kenapa
lu, baal” ujar kiki
“sakiit....”
keluh iqbaal lalu memeluk kiki
“sini
coba aku liat” ujar aldi
“wiis...
ini mah parah, baal.” Ujar kiki
“acha
nggak mau ngobatin kamu gitu” ujar kiki
“tadi
katanya nanti mau ngobatin” ujar iqbaal
“syukur
deh. Kalian udah baikan” ujar kiki
“udah
kok, bang” ujar iqbaal
“sama
oik juga” ujar kiki
“iya.”
Ujar iqbaal
Tiba
– tiba bastian dateng untuk memanggil mereka.
“wooy,
lagi pada ngapain” teriak bastian
“nih,
si iqbaal habis kejatuhan ranting besar” ujar kiki
“beneran
lu. Serius, baal” ujar bastian
“iya”
ujar iqbaal
“tapi,
lu gak papa kan, baal” ujar bastian
“iya.
Gak papa” ujar iqbaal
“gak
papa gimana. Memar begini” ujar kiki sewot.
“Cuma
luka kecil doank kok, bang. Nanti juga mau di kompres” ujar iqbaal.
“ya
udah deh kalau begitu. Kita di suruh ke perkemahan tuh. Waktunya udah habis”
ujar bastian
“serius
lu?? Udah habis waktunya??? Gw kan belum dapet petanya” ujar kiki
“iya.
Udah ayo cepetan. Aku juga belum dapet” ujar bastian
“udah,
ah yuk” ujar aldi
Mereka pun bergegas kembali ke
perkemahan. Dalam perjalanan kiki menendang sebuah botol aqua, tetapi dia
mengejarnya kembali, karena merasa ada sesuatu di dalam botol aqua tersebut.
“bang,
mau kemana?” tanya aldi
“bentar...bentar”
ujar kiki
“kenapa
sih tuh” ujar iqbaal
“tahu
dah. Aneh banget tu anak” ujar aldi
“bang,
kenapa sih” ujar iqbaal
“yeay,....gw
udah nemu petanya” ujar kiki
“beneran,
bang?” ujar bastian
“iya.”
Ujar kiki
“beruntung
banget kamu, bang” ujar iqbaal
Mereka pun melanjutkan perjalanan ke
perkemahan. Dalam perjalanan hampir sampai ke perkemahan ray dan acha pun
menemukan peta juga dan mereka berkumpul di tempat yang di sepakati. Iqbaal pun
tiduran di pelukan kiki. Dan lama – lama dia pun tertidur.
“ok.
Bagaimana dengan pencarian kalian. Berhasil atau tidak” ujar kakak panitia
“nggak,
kak. Malah kita dapet musibah” ujar obiet
“musibah???musibah
apaan, biet” ujar kakak panitia
“tadi
oik dan acha hampir tertiban ranting besar” ujar obiet
“oh
ya...tapi kalian nggak apa – apa kan” ujar kakak panitia
“nggak
papa, kak. Untung ada obiet sama iqbaal yang nyelametin kita” ujar oik
“syukurlah”
ujar kakak panitia
“tapi,
kak. Iqbaal ketiban ranting besar. Punggungnya memar” ujar kiki
“terus
iqbaal gimana?” tanya kakak panitia
“dari
tadi sih iqbaal ngomongnya gak papa. Tapi punggungnya memar” ujar kiki
“iya,
pak. Nanti saya sama acha mau ngompres punggungnya iqbaal” ujar oik
“ya
udah nanti kalian langsung kompres lukanya iqbaal ya. Takutnya tambah parah”
ujar kakak panitia.
“kakak
minta maaf, ya. Karena tidak mengukur keselamatan kalian. Okey. Sekarang kakak
tanya siapa saja yang sudah menemukan peta harap maju ke depan” ujar kakak
panitia
“zy,
kamu maju kedepan, ya. Abang kasian sama iqbaal nih” ujar kiki
“udah
dapet, bang” ujar ozy
“udah.
Nih” ujar kiki
“ya
udah deh, bang” ujar ozy
“baal,
kedepan, baal” ujar ray sambil menggoyangkan badan iqbaal
“kamu
aja kenapa sih, ray yang ke depan. Gak kasihan apa liat iqbaal” ujar kiki
“iya...iya
deh” ujar ray.
“baik
semuanya berkumpul. Jadi yang sudah mendapatkan petanya
1. Kiki
& Ozy
2. Ray
& Iqbaal
3. Deva
& Keke
4. Aldi
& Oik
5. Obiet
& Acha” ujar kakak panitia
“cha,
kita udah dapetin petanya?” tanya obiet
“udah
dong, biet” ujar acha
“wuiiz...keren
lu, cha” ujar obiet
“baik
siapa yang belum mendapatkan peta? Angkat tangan” ujar kakak panitia
“bastian,
angkat tanganmu donk” ujar olivia
“iya...”
ujar bastian lalu mengangkat tangannya.
“siapa
lagi yang belum mendapatkan peta” ujar kakak panitia. Lalu ify pun mengangkat
tangannya
“jadi
yang belum mendapatkan peta hanya 2 kelompok saja.
1. Ify
& Nova
2. Bastian
& Olivia” ujar kakak panitia
“baik
sekarang kalian kakak kasih waktu untuk istirahat. Yang belum mendapatkan peta
kalian akan kakak kassih peta. Tapi, pemberangkatan kalian akan di perlambat 10
menit daripada teman – teman kalian yang sudah mendapatkan petanya. Ya sekarang
kalian boleh istirahat” ujar kakak panitia.
Mereka pun menghabiskan waktu
istirahatnya untuk bersih – bersih diri dan melepas lelah. Ketika acara selesai
tadi kiki membangunkan iqbaal yang memang benar – benar sudah tertidur. Kini
iqbaal pun di kompres sama acha, oik, dan juga keke. Anak – anak coboy junior
yang lain pun juga ikut membantu mengompres iqbaal. Tiba – tiba deva pun masuk
tenda
“baal,
kamu kenapa lagi sih” ujar deva
“gak
papa” ujar iqbaal
“ke,
kamu istirahat aja. Aku aja yang ngompresin iqbaal.” Ujar deva. Deva pun
langsung mengompres punggung iqbaal dan menekan punggung iqbaal yang sakit.
Iqbaal pun menjerit.
“adooow....sakit
deva” teriak iqbaal
“lagian
sih kamunya juga bikin orang khawatir terus” ujar deva kesal
“ya,
namanya juga musibah, dev. Nggak bisa di tunda” ujar iqbaal
“bisa
nggak sih kamu nggak usah bikin orang khawatir” ujar deva
“aku
kan jarang bikin kamu khawatir” ujar
iqbaal
“malah
ngejawab lagi nih anak” ujar deva
“iihh...
pelan – pelan deva” ujar iqbaal sedikit teriak
“ini
udah pelan – pelan, iqbaal. Tahan sedikit kenapa sih” teriak deva
“tapi
kamu terlalu kasar” ujar iqbaal
“ngeyel
banget sih kamu jadi orang” ujar deva
“udah...udah...”
ujar iqbaal
“beneran,
nih” ujar deva
“iya...
gw udah gak papa” ujar iqbaal
Jam telah menunjukkan pukul 17.00.
dan kakak – kakak panitia pun mengumpulkan semua anak – anak kembali.
Mereka pun mulai pemburuan harta
karun. Masing – masing kelompok membawa bendera untuk memberikan tanda agar
tidak tersasar. Mereka berjalan sesuai dengan petanya masing – masing.
“selamat
jalan, adik – adik semua. Jangan sampai tersesat, ya” ujar kakak pembina
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar