Selasa, 29 Mei 2012

Berpetualang Bersama Sahabat Part 17


           Ranting besar hampir menimpa Acha dan Oik. Dan sesegera mungkin Obiet pun menyelamatkan mereka.

“AWAS.....!!!!OIK......!!!!!ACHA.....!!!!!” teriak Obiet

“hahhhh....!!!hhha....” kata acha bingung

“hhha....” oik pun ikut – ikutan bingung

            Iqbaal pun mendengar teriakan Obiet. Dan dia pun  melihat Oik dan Acha yang dalam bahaya. Nggak berpikir panjang Iqbaal pun juga ikut menyelamatkan Acha.

“ACHA....!!!!” teriak iqbaal

“hah...iqbaal kamu mau kemana” teriak ray

            Obiet menyelamatkan Oik, dan Iqbaal pun menyelamatkan Acha. Tapi sedikit terlambat. Dan akhirnya ranting itu tertimpa mengenai punggungnya iqbaal.

“aduuuuh.....” ujar iqbaal kesakitan.

“baal, kamu nggak papa, kan” ujar acha

“nggak papa kok, cha” ujar iqbaal. Obiet dan oik pun menghampiri acha dan iqbaal

“aku minta maaf ya, baal. Kemaren – kemaren udah marah sama kamu” ujar acha

“iya, baal. Aku juga minta maaf” ujar oik

“tapi beneran kamu nggak papa” ujar acha

“iya.” Ujar iqbaal

“makasih ya, baal, biet. Kalian udah nyelametin aku sama oik” ujar acha

“iya. Sama – sama” ujar obiet dan iqbaal kompak

“baal, tapi beneran nih kamu nggak papa” ujar acha

“udah nggak papa kok. Nanti juga di kompres langsung sembuh” ujar iqbaal

“nanti aku sama oik kompresin, ya” ujar acha

“ya udah deh terserah” ujar iqbaal

“iqbaal, kamu gak papa” ujar kiki yang menghampiri iqbaal

“gak papa kok, bang” ujar iqbaal

“baal, kamu beneran gak papa” ujar aldi

“beneran kok” ujar iqbaal

“sini aku bersehin” ujar kiki. Kiki pun membersihkan baju iqbaal yang kotor dengan cara menepuk – nepukannya dengan kencang supaya bersih dan itu tepat di pungungnya yang terkena ranting tadi

“aauuuu....” ujar iqbaal kesakitan

“kenapa lu, baal” ujar kiki

“sakiit....” keluh iqbaal lalu memeluk kiki

“sini coba aku liat” ujar aldi

“wiis... ini mah parah, baal.” Ujar kiki

“acha nggak mau ngobatin kamu gitu” ujar kiki

“tadi katanya nanti mau ngobatin” ujar iqbaal

“syukur deh. Kalian udah baikan” ujar kiki

“udah kok, bang” ujar iqbaal

“sama oik juga” ujar kiki

“iya.” Ujar iqbaal

Tiba – tiba bastian dateng untuk memanggil mereka.

“wooy, lagi pada ngapain” teriak bastian

“nih, si iqbaal habis kejatuhan ranting besar” ujar kiki

“beneran lu. Serius, baal” ujar bastian

“iya” ujar iqbaal

“tapi, lu gak papa kan, baal” ujar bastian

“iya. Gak papa” ujar iqbaal

“gak papa gimana. Memar begini” ujar kiki sewot.

“Cuma luka kecil doank kok, bang. Nanti juga mau di kompres” ujar iqbaal.

“ya udah deh kalau begitu. Kita di suruh ke perkemahan tuh. Waktunya udah habis” ujar bastian

“serius lu?? Udah habis waktunya??? Gw kan belum dapet petanya” ujar kiki

“iya. Udah ayo cepetan. Aku juga belum dapet” ujar bastian

“udah, ah yuk” ujar aldi

            Mereka pun bergegas kembali ke perkemahan. Dalam perjalanan kiki menendang sebuah botol aqua, tetapi dia mengejarnya kembali, karena merasa ada sesuatu di dalam botol aqua tersebut.

“bang, mau kemana?” tanya aldi

“bentar...bentar” ujar kiki

“kenapa sih tuh” ujar iqbaal

“tahu dah. Aneh banget tu anak” ujar aldi

“bang, kenapa sih” ujar iqbaal

“yeay,....gw udah nemu petanya” ujar kiki

“beneran, bang?” ujar bastian

“iya.” Ujar kiki

“beruntung banget kamu, bang” ujar iqbaal

            Mereka pun melanjutkan perjalanan ke perkemahan. Dalam perjalanan hampir sampai ke perkemahan ray dan acha pun menemukan peta juga dan mereka berkumpul di tempat yang di sepakati. Iqbaal pun tiduran di pelukan kiki. Dan lama – lama dia pun tertidur.

“ok. Bagaimana dengan pencarian kalian. Berhasil atau tidak” ujar kakak panitia

“nggak, kak. Malah kita dapet musibah” ujar obiet

“musibah???musibah apaan, biet” ujar kakak panitia

“tadi oik dan acha hampir tertiban ranting besar” ujar obiet

“oh ya...tapi kalian nggak apa – apa kan” ujar kakak panitia

“nggak papa, kak. Untung ada obiet sama iqbaal yang nyelametin kita” ujar oik

“syukurlah” ujar kakak panitia

“tapi, kak. Iqbaal ketiban ranting besar. Punggungnya memar” ujar kiki

“terus iqbaal gimana?” tanya kakak panitia

“dari tadi sih iqbaal ngomongnya gak papa. Tapi punggungnya memar” ujar kiki

“iya, pak. Nanti saya sama acha mau ngompres punggungnya iqbaal” ujar oik

“ya udah nanti kalian langsung kompres lukanya iqbaal ya. Takutnya tambah parah” ujar kakak panitia.

“kakak minta maaf, ya. Karena tidak mengukur keselamatan kalian. Okey. Sekarang kakak tanya siapa saja yang sudah menemukan peta harap maju ke depan” ujar kakak panitia

“zy, kamu maju kedepan, ya. Abang kasian sama iqbaal nih” ujar kiki

“udah dapet, bang” ujar ozy

“udah. Nih” ujar kiki

“ya udah deh, bang” ujar ozy

“baal, kedepan, baal” ujar ray sambil menggoyangkan badan iqbaal

“kamu aja kenapa sih, ray yang ke depan. Gak kasihan apa liat iqbaal” ujar kiki

“iya...iya deh” ujar ray.

“baik semuanya berkumpul. Jadi yang sudah mendapatkan petanya
1.      Kiki & Ozy
2.      Ray & Iqbaal
3.      Deva & Keke
4.      Aldi & Oik
5.      Obiet & Acha” ujar kakak panitia

“cha, kita udah dapetin petanya?” tanya obiet

“udah dong, biet” ujar acha

“wuiiz...keren lu, cha” ujar obiet

“baik siapa yang belum mendapatkan peta? Angkat tangan” ujar kakak panitia

“bastian, angkat tanganmu donk” ujar olivia

“iya...” ujar bastian lalu mengangkat tangannya.

“siapa lagi yang belum mendapatkan peta” ujar kakak panitia. Lalu ify pun mengangkat tangannya

“jadi yang belum mendapatkan peta hanya 2 kelompok saja.
1.      Ify & Nova
2.      Bastian & Olivia” ujar kakak panitia

“baik sekarang kalian kakak kasih waktu untuk istirahat. Yang belum mendapatkan peta kalian akan kakak kassih peta. Tapi, pemberangkatan kalian akan di perlambat 10 menit daripada teman – teman kalian yang sudah mendapatkan petanya. Ya sekarang kalian boleh istirahat” ujar kakak panitia.

            Mereka pun menghabiskan waktu istirahatnya untuk bersih – bersih diri dan melepas lelah. Ketika acara selesai tadi kiki membangunkan iqbaal yang memang benar – benar sudah tertidur. Kini iqbaal pun di kompres sama acha, oik, dan juga keke. Anak – anak coboy junior yang lain pun juga ikut membantu mengompres iqbaal. Tiba – tiba deva pun masuk tenda


“baal, kamu kenapa lagi sih” ujar deva

“gak papa” ujar iqbaal

“ke, kamu istirahat aja. Aku aja yang ngompresin iqbaal.” Ujar deva. Deva pun langsung mengompres punggung iqbaal dan menekan punggung iqbaal yang sakit. Iqbaal pun menjerit.

“adooow....sakit deva” teriak iqbaal

“lagian sih kamunya juga bikin orang khawatir terus” ujar deva kesal

“ya, namanya juga musibah, dev. Nggak bisa di tunda” ujar iqbaal

“bisa nggak sih kamu nggak usah bikin orang khawatir” ujar deva

“aku kan jarang  bikin kamu khawatir” ujar iqbaal

“malah ngejawab lagi nih anak” ujar deva

“iihh... pelan – pelan deva” ujar iqbaal sedikit teriak

“ini udah pelan – pelan, iqbaal. Tahan sedikit kenapa sih” teriak deva

“tapi kamu terlalu kasar” ujar iqbaal

“ngeyel banget sih kamu jadi orang” ujar deva

“udah...udah...” ujar iqbaal

“beneran, nih” ujar deva

“iya... gw udah gak papa” ujar iqbaal

            Jam telah menunjukkan pukul 17.00. dan kakak – kakak panitia pun mengumpulkan semua anak – anak kembali.

            Mereka pun mulai pemburuan harta karun. Masing – masing kelompok membawa bendera untuk memberikan tanda agar tidak tersasar. Mereka berjalan sesuai dengan petanya masing – masing.

“selamat jalan, adik – adik semua. Jangan sampai tersesat, ya” ujar kakak pembina

#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar