Mereka
pun melanjutkan perjalanan. Sampai 5 jam sudah mereka berjalan mencari makanan
dan jalan keluar tapi tidak ketemu juga. Tubuh mereka pun mulai lemas dan juga
kelelahan. Iqbaal pun terjatuh karena tidak kuat lagi.
“ehhh, baal. Kamu
kenapa. Kok jatuh begini. Ayo donk. Kita harus cepat – cepat sampai” ujar ray
yang kaget melihat iqbaal jatuh. Untung saja dengan sigap ray pun menangkap
tubuh iqbaal sehingga iqbaal tidak jatuh ke tanah.
“aku nggak kuat, kak.
Hhh....hhh...” ujar iqbaal
“nggak, baal. Kamu pasti
kuat” ujar ray yang mendudukan iqbaal di depan pohon besar
“kak, iqbaal udah lemes
banget. Nggak bakalan kuat, kak” ujar iqbaal putus asa
“iqbaal, ayo. Kamu pasti
bisa. Kamu harus yakin kalau kamu pasti bisa, baal. Ayo” ujar ray
“nggak, kak. Aku nggak
kuat. Kalau kakak mau duluan, kakak duluan aja deh” ujar iqbaal
“nggak, baal. Aku nggak
bakalan tinggalin kamu sendirian. Seperti yang kamu bilang sendiri, baal. Kita
berangkat bareng pulang pun harus bareng” ujar ray
“hmmm, makasih ya, kak”
ujar iqbaal
“udah sini. Gw papah lu. Dari pada pingsang” ujar ray
Iqaal dan ray pun terus berjalan menyusuri hutan. Iqbaal
pun di papah oleh ray karena dirinya sudah lemah dan hampir pingsan
“kak, perut aku sakit
banget” ujar iqbaal
“baal, tahan, ya” ujar
ray yang masih saja memapah iqbaal
“hhhh....mamah....kak
ody...sakiiit...” rintih iqbaal yang sudah mulai menangis
“baal, tahan dulu. Aku
juga lagi nyari buah – buahan nih. Kamu tahan dulu, ya” ujar ray
“tapi, kak” ujar iqbaal
“udah, nggak usah banyak
ngomong. Nanti tenaga kamu terkuras” ujar ray.
Sementara itu di perkemaha. Teman – temannya dan para
panitia pun masih saja cemas. Teman –
temannya duduk mengelilingi api unggun.
“gw, ngerasa nggak enak
deh. Pasti ada sesuatu yang terjadi sama iqbaal atau sama ray deh” ujar deva
“deva, udah kamu tenang
dulu, ya. Kakak yakin mereka pasti baik – baik aja.” Ujar ify
“nggak, kak. Dari kecil
kalau aku atau iqbaal ada apa – apa salah satu di antara kita juga pasti
ngerasain juga” ujar deva
“kekuatan batin” ujar
oik pelan
“apa, ik” ujar ify yang
nggak mendengar omongan oik
“kak, oik yakin. Pasti
deva sama iqbaal sama – sama saling mempunyai kekuatan batin. Contohnya yang di
bilang deva, kak. Deva atau iqbaal pasti ngerasain sesuatu jika salah satu di
antara mereka ada apa – apanya. Itu kekuatan batin, kak. Oik yakin itu. Oik
juga pernah ngerasain hal yang sama, kak. Dulu, kak. Oik pernah ngerasain hal
yang sama dengan almh. Kembaran oik” ujar oik
“kamu punya kembaran,
ik?” tanya keke
“iya, ke. Tapi itu dulu.
Sewaktu sd dia meninggal” ujar oik
“jadi gimana, nih. Aku yakin
pasti ada apa – apanya sama iqbaal” ujar deva
“kamu tenangin pikiran
kamu dulu ya, dev. Mau aku ambilin teh anget” ujar keke
“nggak usah, ke. Biar nanti
aja aku ambilin” ujar deva
“tapi, dev” ujar keke
“iya....iya...ah...”
ujar deva. Keke pun bergegas mengambilkan teh anget untuk deva. Tiba – tiba kakak
panitia pun menghampiri mereka
“gimana. Mereka sudah
ada yang balik?” tanya kakak panitia
“belum, kak” ujar obiet.
“lho? Keke mana?” tanya
kakak panitia
“lagi ngambilin deva air
teh, kak” ujar oik. Tiba – tiba keke pun datang
“emang deva kenapa?”
ujar kakak panitia
“nggak tahu, kak. Dari tadi
pagi mukanya udah pucat. Badannya juga panas dingin. Di suruh makan dari tadi
juga nggak mau” ujar keke
“kamu istirahat di tenda
perawatan aja, ya” ujar kakak panitia
“nggak, kak. Kalau iqbaal
belum ketemu deva nggak bakalan tenang.” Ujar deva
“kalau nggak mau ke
tenda perawatan kamu harus makan” ujar kakak panitia
“keke suapin, ya” ujar
keke. Muka deva pun memerah karena malu. Kakak panitia pun langsung pergi
meninggalkan mereka
“ke, tuh si deva malu. Kalau
kamu suapin” ujar bastian
“bastian apa – apaan sih
kamu ini. suasana genting begini masih aja bisa bercanda. Yang lain itu lagi
mikirin iqbaal sama ray” marah keke
“iya....iya....gw minta
maaf” ujar bastain
“maaf....maaf....kamu
selalu kayak begitu tahu. Suasana genting ataupun nggak kamu emang kayak
begitu, kan. Minta maaf terus. Ujung – ujungnya di ulangin lagi” ujar keke
kesal.
“udah, ke. Udah. Jangan buat
masalah tambah rumit” ujar deva
“udah 2 hari. Hampir 3
hari mereka hilang. Kalau mereka di terkam harimau gimana?” ujar ify cemas.
“kak ify, mah. Jangan bikin
deva tambah cemas donk” ujar deva
“maaf, dev. Kakak juga
cemas sama keadaan mereka berdua” ujar ify
Di tempat lain ray masih terus memapah iqbaal. Tubuh iqbaal
sudah sangat lemas untuk berjalan. Ketika ray masih memapah iqbaal, tubuh
iqbaal pun merosot. Dan akhirnya iqbaal pun pingsan.
“eh....eh...baal, kamu
kenapa. Jangan pingsan begini, donk.” Ujar ray yang panik. Ray pun menggendong
iqbaal. Ketika ketemu sama pohon besar ray pun menidurkan iqbaal di
pangkuannya. Dan menepuk – nepuk pipi iqbaal sampai dia sadar
“baal, bangun” ujar ray
“hhh....kakak..” ujar
iqbaal
“gimana, baal. Masih sakit.?”
Tanya ray
“masih, kak. Nggak kuat
iqbaal, kak” ujar iqbaal
“kamu pasti kuat, baal. Percaya
sama kakak” ujar ray
“udahlah. Kakak kalau
mau duluan, duluan aja. Tinggalin iqbaal disini” ujar ray
“nggak, baal. Kamu pasti
kuat. Kamu harus yakin kamu pasti kuat” ujar ray
“tapi kan, kak” ujar
iqbaal.
“iqbaal percaya, kan
sama kakak” ujar ray
“iya, kak” ujar iqbaal
“ya udah kita lanjutin
jalan lagi. Kamu kakak papah, ya. Tadi kakak liat ada seberkas cahaya. Mungkin itu
jalan keluar, baal” ujar ray
Ray pun terus memapah iqbaal sampai ke seberkas cahaya
yang tadi dia maksud. Sebenarnya tubuh ray pun sama lemasnya dengan iqbaal. Tapi
dia terus menahan agar tubuhnya tidak ambruk. Dan mereka pun ternyata sampai di
seberkas cahaya yang ray maksud. Dan ternyata memang benar perkiraan ray. Itu adalah
tempat perkemahan mereka. Terlihat teman – temannya yang cemas. Deva yang
merasa ada orang yang mendekatinya langsung menengok ke arah belakang. Dan begitu
kagetnya dia siapa yang dateng.
“IQBAAL...” teriak deva.
Teman – temannya pun juga menengok ke arah mereka dan bersyukur mereka telah
kembali. Ify dan deva pun berlari ke arah mereka.
“ray, iqbaal kenapa?”
tanya deva
“katanya maghnya kambuh.
Dari tadi pagi mukanya udah pucat banget” ujar ray yang langsung pingsan di
pelukan ify. Tiba – tiba iqbaal pun juga pingsan.
“ray...ray...ya ampun
ray..” ify pun langsung menggendong ray dan membopongnya ke tenda perawatan.
“iqbaal...aduh, baal
jangan pingsan begini, donk. Bang kiki, bantuin deva ngangkat iqbaal dong” ujar
deva ke kiki
Lalu deva pun membopong iqbaal ke tenda perawatan di
bantu dengan kiki. Kiki pun memakaikan 3 selimut ke iqbaal yang di bawanya. Dan
juga tentunya jaketnya dia jadikan selimut untuk iqbaal. Ozy pun memakaikan
jaketnya ray yang pernah di pinjamnya. Dan ify pun menyelimuti ray dengan 3
selimut milik deva dan juga jaketnya sendiri. Badannya ozy dan ray pun panas
banget. Muka mereka berdua juga sangat pucat. Ozy pun menempelkan bye bye fever
di kening iqbaal dan ray. Tak lama kemudian iqbaal pun telah sadarkan diri. Perlahan
– lahan iqbaal membuka matanya.
“hhh.....aku dimana”
ujar iqbaal pelan
“kamu udah sadar, baal”
tanya deva yang khawatir.
“deva?? Aku dimana, dev”
ujar iqbaal yang masih lemas
“kamu sekarang udah ada
di tenda perawatan. Kakak – kakak panitia udah menghubungi rumah sakit. Sebentar
lagi ambulans bakalan dateng kesini. Aku juga tadi udah hubungin bunda kamu
sama teh ody. Nanti mereka langsung kerumah sakit” ujar deva
“dev...sakit...” keluh
iqbaal
“makan dulu, ya” ujar
deva
“tapi, suapin” ujar
iqbaal manja
“iya. Udah berapa hari
sih kamu nggak makan” ujar deva
“hampir 3 hari, dev”
ujar iqbaal
“pantesan aja. Nih,
makan dulu” ujar deva sambil menyuapi iqbaal
Ray pun masih belum sadarkan diri. Selama di hutan dia
terus memaksakan diri untuk berjalan dan memapah iqbaal yang saat itu sedang
sakit. Tak berapa lama kemudian Ray pun akhirnya siuman. Perlahan – lahan dia
pun membuka matanya.
“hhh...” ujar ray yang
masih lemas
“aku dimana?” ujar ray
bingung
“ray, kamu udah sadar?”
tanya ify yang khawatir dengan keadaan ray.
“kak ify? Ray dimana,
kak?” tanya ray
“kamu ada di tenda
perawatan, ray. Tadi pas kamu udah sampai di tenda perkemahan kamu pingsan, ray”
ujar ify
“iqbaal dimana, kak”
ujar ray
“tuh, iqbaal lagi di
suapin sama deva” ujar ify sambil menunjuk ke arah iqbaal yang lagi di suapin
sama deva
“i...qbaal....” ujar ray
dengan suara parau. Iqbaal pun menoleh mendengar ada yang memanggilnya
“kak, kakak nggak apa –
apa kan?” tanya deva
“gak papa, dev” ujar
ray.
“ray, mendingan kamu
tiduran dulu, kamu masih belum kuat, ray. Kakak suapin kamu bubur, ya. Kakak ambilin
dulu, ya buburnya” ujar ify lalu mengambil bubur untuk di makan oleh ray dan
tak lama kemudian ify pun datang dengan semangkuk bubur di tangannya dan ify
pun langsung menyuapi ray.
Setelah ify dan deva menyuapi iqbaal dan ray semangkuk
bubur lalu iqbaal dan ray pun tertidur pulas. Dan iqbaal dan ray pun langsung
dilarika ke rumah sakit. Karena ambulans sudah datang. Iqbaal dan ray pun di
rawat di rumah sakit bakti husada kamar melati nomor 207.
Tak berapa lama setelah iqbaal dan ray nyampe di rumah
sakit, orang tua ray dan orang tuanya iqbaal beserta kakaknya iqbaal pun
datang. Tapi sayangnya, iqbaal dan ray sedang di periksa jadi mereka tidak bisa
langsung masuk kamar rawat mereka. Tak berapa lama dokter yang memeriksa iqbaal
dan ray pun keluar.
“dok, bagaimana dengan
adik saya. Dia baik – baik saja kan, dok” tanya kak ody bertubi – tubi.
“tenang dulu semuanya. Mereka
semua tidak apa – apa. Hanya saja iqbaal maghnya tambah parah. Maghnya sudah
kronis. Jadi mulai sekarang jangan sampai dia makan telat. Dan usahakan dia
makan tepat pada waktunya, ya. Kalau ray dia kena gejala typus dan juga
sekarang dia punya penyakit magh” ujar dokter tersebut.
“boleh kita masuk, dok”
ujar deva
“boleh. Silahkan masuk”
ujar dokter
Mereka semua pun masuk ke ruang rawat iqbaal dan ray. Terlihat
iqbaal dan ray masih terbaring lemah di tempat tidur. Dengan sangat tiba – tiba
kak ody pun langsung memeluk iqbaal.
“iqbaal....” teriak kak
ody
“teteh....” ujar iqbaal
“kamu kenapa sih, baal. Selalu
bikin khawatir. Deva bilang ke kakak selama di perkemahan kamu bolak – balik sakit”
ujar kak ody
“maafin iqbaal, teh. Bukan
maksud iqbaal buat teteh cemas” ujar iqbaal
“ody, sudah tenang dulu.
Adik kamu itu lagi sakit. Jangan kamu marah – marahin. Kasian” ujar mamanya
iqbaal
Setelah satu setengan minggu ray dan iqbaal di rawat ray
pun telah di perbolehkan pulang ke rumah oleh pihak rumah sakit. Tetapi iqbaal
masih harus di rawat karena keadaanya masih belum memungkinkan untuk pulang
keruamh.
Hari ini sudah minggu ke dua iqbaal di rawat di rumah
sakit. Kini iqbaal sedang tidur. Deva pun terus – terusan menjaga iqbaal. Sudah
berkali – kali kak ody menyuruhnya untuk pulang tapi deva enggan pulang juga.
“dev...” ujar iqbaal
yang baru bangun dari tidurnya.
“apa, baal” ujar deva
“kamu pulang aja, ya. Dari
pertama aku di rawat kamu belum pernah pulang, lho. Pulang juga kalau
kesekolah. Setelah sekolah bubar kamu langsung nemenin aku disini. Kamu pulang
aja, ya” ujar iqbaal
“nggak, baal. Aku nggak
bakalan pergi sebelum kamu sembuh” ujar deva
“terserah kamu aja lah”
ujar iqbaal
Setelah 3 minggu iqbaal di rawat di rumah sakit. Iqbaal pun
di perbolehkan pulang. Deva pun mengantar iqbaal pulang ke rumahnya bersama kak
ody dan tentunya orang tua iqbaal. Meski iqbaal sudah di perbolehkan pulang,
tetapi dia harus istirahat dan belum di perbolehkan masuk ke sekolah. Di rumahnya
iqbaal teman – temannya sudah menanti kedatangan iqbaal. Dan bagi iqbaal itu
adalah suatu kejutan untuknya.
“baal, boleh aku ngomong
sama kamu” ujar ray
“boleh, kak. Ke halaman
belakang aja, yuk” ujar iqbaal
“maaf ya. Baal. Aku selalu
saja menghina dan mengejek kalian” ujar ray
“iqbaal udah maafin kok”
ujar iqbaal
“untung ya, baal waktu
di hutan itu kita tersesat. Coba kalau nggak kita nggak bakalan baikan kayak
begini. Ternyata ada hikmahnya juga, ya kita tersesat.” Ujar ray
“iya, kak” ujar iqbaal
“IQBAAL......” teriak
deva dari dalam rumah. Ray dan iqbaal pun sampai menutup kuping.
“apaan lagi sih ni anak”
ujar iqbaal
“tahu nggak” ujar deva
“nggak tuh” ujar iqbaal
“gw belum ngomong,
cungkring” ujar deva kesal
“ye, dasar belo” ujar
iqbaal
“nih. Tadi kan gw
ngomong ke nyokap lu, gw bilang biar lu sama kak ody tinggal di rumah gw. Kak ody
sama kak ify kan sekelas. Nah terus aku juga bilang. Kalau bastian, bang kiki,
aldi, keke, oik, sama acha tinggal di rumah gw juga biar kalian berangkat
sekolahnya nggak kesiangan. Tapi kalau untuk keke, oik, sama acha mah itu
terserah mereka mau tinggal di rumah gw atau dirumah temen – temen cewek gw”
ujar deva panjang lebar
“beneran lu, dev” ujar
iqbaal
“iya. Tapi dengan syarat
kalian semua setiap hari minggu seminggu sekali pulang kerumah masing – masing”
ujar deva
“eh, dev. Kalau misalnya
keke tinggal di rumah lu. Gw nggak yakin dia bakal baik – baik aja deh. Yang ada
lu macem – macemin” ujar iqbaal
“ye...nggak bakalan lagi”
ujar deva
Dan kemudian iqbaal dan kak ody pun tinggal di rumah
deva. Aldi tinggal di rumah ozy, kiki tinggal di rumah ray, bastian tinggal
dirumah obiet, keke tinggal dirumah nova, keke tinggal di rumah ify, dan juga
oik tinggal di rumah olivia. Dan mereka setiap hari minggu selama seminggu
sekali pun pulang kerumah masing – masing.
#End#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar