Kamis, 24 Mei 2012

Berpetualang Bersama Sahabat Part 3


            Keesokan harinya Coboy Junior + Oik, Acha, dan Keke yang bersekolah di SMP Batang Kali harus menempuh jalan yang begitu jauh untuk pergi ke sekolah hanya dengan jalan kaki saja. Maka dari itu ketika jam sudah menunjukkan pukul  4.30 mereka sudah siap – siap untuk berangkat ke sekolah.

“hhh...capek banget sih. Nasib kalau tinggal di desa kayak gini, nih...” ujar iqbaal

“hush...baal, biar gimana pun kita harus mensyukuri nikmat yang di berikan Allah. Masih banyak anak yang sekolahnya lebih jauh dari kita. Atau juga masih banyak yang nggak bisa sekolah seperti kita” ujar kiki

“maap, bang. Tapi iqbaal capek kalau kayak gini terus. Jam 3 udah harus bangun. Trus jam setengah 5 udah harus berangkat ke sekolah” ujar iqbaal

“pokoknya nasib apapun yang menimpa kita, kita harus mensyukurinya” ujar kiki

“eh, sholat dulu, yuk. Lagian udah adzan, kan. Tuh ke masjid yuk” ajak oik

“ayok. Keke, Bastian sama aldi tunggu di depan masjid aja, ya” ujar kiki ketika sudah sampai masjid

“jagain tas  sama sepatu kita, ya” ujar iqbaal

“bawel...” ujar aldi kesel

“hihi...piss” kata iqbaal

“lho, cha. Kamu nggak sholat?” tanya kiki

“nggak, bang. Lagi datang tamu bulanan” jawab acha

“ya udah jagain barang – barang kita, lho. Jangan sampai ada yang ilang” ujar oik

“bawel amat sih...” ujar acha

            Sambil menunggu Iqbaal, Kiki, dan Oik selesai sholat Keke, Acha, Bastian, dan Aldi mengobrol – ngobrol sekenannya.

“sebenarnya acha juga capek kayak gini terus. Setiap sekolah harus berangkat jam 5. Coba kalau di sekitar sini ada sekolahan. Ya, walaupun nggak semewah dan nggak semegah di kota minimal lah ada, ya. Mungkin kita nggak seperti ini. disini puskesmas aja nggak ada apalagi rumah sakit.” Ujar acha

“bener sih, cha. Gw juga capek. Tapi inget pesen bang kiki tadi, bagaimana pun keadaan kita, kita harus tetap bersyukur. Mau itu kita lagi di atas ataupun dibawah” ujar keke

“oh, iya. Iqbaal kan pernah bilang ke kita semua kalau dia punya sepupu di kota. Kenapa, ya dia nggak tinggal sama dia aja” ujar aldi

“iya, gw juga penasaran sama sepupunya iqbaal. Dia janjinya mau ngenalin ke kita. Tapi sampai sekarang dia belum juga ngenalin ke kita” ujar bastian

“iya, nih si iqbaal gimana ya masa punya sepupu di kota nggak ngenalin ke kita. Katanya laki – laki, lho.” Ujar acha

Seperti di sambar petir. Mendengar omongan sahabat – sahabatnya Keke pun terkaget – kaget.

“apa mereka bakalan tahu, ya kalau iqbaal sama deva sepupuan. Kalau mereka tahu bakalan gawat, nih” ujar keke

“keke..” panggil acha

“hah, apa” ujar keke yang kaget

“dari tadi kamu ngelamun?” tanya oik

“hah, nggak kok” balas acha

            Tak lama kemudian Iqbaal, Kiki, dan Oik pun telah selesai sholat dan mereka semua pun meneruskan perjalanan ke sekolah mereka

            Berbeda dengan Coboy Junior + Acha, Oik, dan Keke yang harus menempuh perjalanan yang jauh. Forever + Ify, Olivia, dan Nova yang tinggal di kota enak, nggak perlu menempuh jarak yang jauh. Mereka setiap harinya pergi ke sekolah menggunakan mobil, jadi mereka semua tidak perlu jalan kaki.

            Ketika Coboy Junior sampai Forever pun sampai. Ya, seperti biasa mereka saling adu mulut.

“kasian banget, ya jadi anak desa. Harus capek – capek jalan kaki. Liat aja tuh pagi – pagi udah keringetan” ujar ray mengejek

“heh jaga, ya mulut loe” teriak kiki yang sudah hilang kendali

“bang, sabar” ujar iqbaal yang menahan kiki agar tidak terjadi perkelahian.

“makanya beli donk mobil. Kan enak ada ac nggak usah capek – capek jalan. Ops, gw lupa kalau kalian tuh nggak mampu beli” ujar ozy meledek

“berani banget sih lo, hah” teriak aldi

“ya iyalah kita berani. Ngapain orang kayak kalian di takutin” ujar ozy

“sekalinya orang desa tetap orang desa. Kalian tuh nggak bakalan bisa beli mobil” ujar deva

“bener banget tuh, dev. Udah ah males ngeladenin anak miskin kaya mereka mendingan masuk aja, yuk” ujar nova

            Ketika anak – anak Forever masuk menuju sekolahannya di SMP Sinar Jaya, Coboy Junior pun juga masuk ke sekolahannya di SMP Batang Kali yang intinya SMP tempat merek menuntut ilmu itu berhadap – hadapan.

“ih, ngeselin banget sih tuh anak – anak Forever” ujar Oik yang sudah masuk ke lingkungan sekolah

“iya, mereka semua harus kita beri pelajaran” ujar Acha. Keke dan Iqbaal hanya saling tatap tanda kalau mereka khawatir jikalau deva di apa – apain sama mereka

“kamu juga sih, baal. Coba aja kamu nggak nahan abang udah babak belur mereka” ujar kiki

“iya. Abang juga bakalan babak belur kalau nggak iqbaal tahan” ujar iqbaal judes

“judes banget sih” ujar kiki

“udah di tolongin bukannya bilang makasih malah protes” ujar iqbaal

“iya, makasih iqbaal” ujar kiki

“ke, diem aja sih.” Ujar oik

“nggak papa, kok, ik” ujar keke

“eh, abang masuk dulu, ya” ujar kiki ketika sudah sampai kelasnya dan memang kelasnya dekat dengan ruang guru dan paling dekat dengan gerbang sekolahan.

            Dan semuanya pun menuju kelas masing – masing. Kiki duduk di kelas 9, tepatnya 9 – B. Iqbaal, Bastian, dan Acha duduk di kelas yang sama yaitu 8 – A. Oik dan Keke duduk di kelas 8 – B. Dan yang terakhir Aldi, Personil Coboy Junior yang paling muda dan yang paling muda di antara sahabat – sahabatnya yang lain dia duduk di kelas 7 – B.

            Saat jam istirahat mereka semuanya di panggil oleh kepala sekolah untuk menghadapnya.

“ada apa, ya bapak manggil kami” ujar kiki

“begini anak – anak. Sekolah kita dan salah satu SMP lain  setuju untuk mengadakan perkemahan. Dan kita setuju untuk setiap sekolah di wakilkan oleh 7 orang murid. Dan bapak milih kalian untuk jadi wakilnya, gimana?” ujar kepala sekolah

“kalau tempatnya di mana, pak?” tanya oik

“kalau soal tempat masih di bicarakan, tapi yang jelas kita semua setuju di tempat yang sejuk dan asri. Ya mungkin seperti di daerah puncak” ujar pak kepala sekolah

“kalau boleh tahu, pak. Kapan kita berangkatnya?” tanya Iqbaal

“2 minggu dari sekarang. Dan kalian berangkatnya hari senin. Kalau soal berapa hari kalian di sana. Bapak tidak tahu, yang mengatur panitia.” Ujar pak kepala sekolah

“pak, kalau boleh tahu. 1 sekolahan lagi itu sekolah mana ya, pak?” tanya Aldi

“SMP depan. SMP Sinar Jaya.” Ujar pak kepala sekolah

“APA? SMP SINAR JAYA?”  kata bastian kaget

“pak, gak bisa gitu donk, pa” ujar kiki

“bapak tahu kalian semua itu pada musuhan sama beberapa anak dari SMP itu. Tapi keputusan ini tidak bisa diganggu gugat” ujar pak kepala sekolah

“baiklah, pak” ujar acha

            Sama seperti di SMP Batang Kali, di SMP Sinar Jaya pun anak – anak Forever + Olivia dan Nova dipanggil oleh kepala sekolah.

“begini anak – anak, bapak memanggil kalian mau mengasih suatu informasi. Sekolahan kita dan satu sekolahan lagi akan mengadakan perkemahan. Dan setiap sekolah wajib di wakilkan oleh 7 orang. Dan bapak memilih kalian untuk menjadi wakilnya. Dan bapak masih binggung untuk 1 orang wakil lagi, sedangkan kalian ini ber – 6” ujar kepala sekolah

“pak, kalau boleh usul. Gimana kalau kak ify aja. Ya, walaupun kak ify udah SMA dia kan alumni dari sini juga” usul nova

“bapak sih setuju aja. Tapi ify harus dapat surat izin dari sekolahnya” ujar kepala sekolah

“itu gampang, pak. Kan bisa di atur. Nanti kita yang bilang ke kak ify deh, pak” ujar deva

“kalau begitu kalau kalian sudah bilang ke ify nya, kalian harus langsung lapor ke bapak. Nanti bapak yang akan ngurus surat izinnya. Bapak akan ke sekolahnya ify. Kalau boleh tahu ify sekolah dimana?” tanya kepala sekolah sambil menjelaskan

“di SMA Kartika Indah, pak. Gak jauh dari sini kok, pak” ujar ray

“kalau boleh tahu, pak. Kita kemahnya di daerah mana?” tanya obiet

“kalau soal tempatnya kita semua masih membicarakannya. Tapi kemungkinan di daerah yang sejuk. Ya, seperti di puncak” ujar kepala sekolah

“kira – kira kita kapan berangkatnya, pak?” tanya olivia

“2 minggu lagi kalian akan berangkat. Tapi, kalau soal berapa lamanya bapak tidak tahu. Soalnya itu semua yang ngurus panitia” ujar kepala sekolah

“pak, kalau boleh tahu. Satu sekolah lagi yang akan ikut sekolahan mana, pak” ujar kepala sekolah

“sekolahannya gak jauh dari sini. SMP Batang Kali” ujar kepala sekolah

“APA??? SMP BATANG KALI?” teriak ray

“pak, gak bisa begitu donk, pak” ujar ozy

“bapak tahu. Kalian semua dan juga sama beberapa anak di SMP Batang Kali itu saling bermusuhan. Makanya bapak memilih kalian untuk menjadi wakil dari sekolah ini” ujar kepala sekolah

            Di SMP Batang Kali pada jam istirahat sama seperti anak – anak yang lain. Coboy Junior dan juga Oik, Acha, dan Keke pun pergi kekantin.

“ih, ngeselin banget sih. Masa sih haru sama SMP Sinar Jaya.” Ujar  oik kesal

“iya tuh, yang jadi wakil dari SMP Batang Kali pasti mereka – mereka itu” ujar kiki

“ya, siapa lagi, bang kalau bukan mereka” ujar bastian. Dari tadi keke dan iqbaal hanya tatapan saja. Dan hal itu di sadari oleh kiki

“iqbaal, keke. Kalian ngapain sih dari tadi saling tatapan” ujar kiki penasaran

“nggak kok, bang. Kita nggak ngapa – ngapain.” Ujar iqbaal

“jangan – jangan kalian saling suka” ujar aldi

“SEMBARANGAN. ENAK BANGET LU NGOMONG” teriak iqbaal

“GAK USAH PAKE TOA BISA KALI...” teriak keke membalas

“hehe...piss...” ujar iqbaal sambil tangannya membentuk huruf v

“hmm....terpaksa deh. Kita harus barengan sama mereka” ujar oik

“ke kelas yuk” ajak kiki

“pada duluan aja. Gw masih mau ngomong sama keke” ujar iqbaal

“gimana nih, baal. Gw takut deva di apa – apain sama mereka.” Ujar keke, ketika mereka semua udah pada ke kelas kecuali keke dan iqbaal

“sama, ke. Tapi mendingan kita jalanin aja dulu seperti ini. kalau udah waktunya mereka semua pasti tahu kalau gw sama deva sepupuan. Gw juga takut di apa – apain” ujar iqbaal

“ke kelas aja, yuk. Udah mau bel nih” ujar keke.

            Sama seperti Coboy junior dan juga Oik, Acha, dan Keke. Forever dan juga Olivia dan Nova kini lagi memperbincangkan hal yang sama di kantin.

“kesel banget gw. Pasti SMP Batang Kali yang wakilin mereka – mereka juga” ujar ray

“ya, siapa lagi selain mereka” ujar deva

“kenapa coba harus sama mereka” ujar oik

“pasrah aja, deh” ujar olivia

“eh, iya. Kak ify kapan di bilanginnya” ujar ozy

“nanti kan kita semua ke rumah kamu lagi, zy. Nanti aja pulang sekolah kita bilangnya” ujar obiet

“oke. Siip” ujar ozy

“ke kelas yuk. Udah masuk lagian juga” ujar ray

“ya udah ayuk. Hush...hush...” ujar ozy

“ngusir lu, zy. Lagian ini bukan rumah lu” ujar olivia

“emang ada yang ngomong ini rumah gw” ujar ozy cemberut

“hahaha....udah, ah ke kelas yuk” ujar ray sembari tertawa

#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar