Setelah mereka sampai mereka pun
turun. Dan mereka pun menuju tenda masing – masing yang sudah di sediakan dan
sudah di tentukan oleh panitia. Di tenda Forever mereka pun sedang membereskan
barang bawaan mereka masing – masing. Tapi tidak bagi ozy. Muka ozy kelihatan
pucat dan dia pun terlihat kedinginan.
“Zy,
kamu kenapa?” tanya ray yang melihat ozy yang terus mengigil
“kak,
ozy badannya panas” ujar deva
“aduh,
ozy. Baru sampai kamu malah langsung sakit” ujar obiet
“brr....kak....di...ngin....”
ujar ozy kedinginan
“kamu
bawa jaket, nggak?” tanya deva, ozy Cuma menggelengkan kepala
“biet,
coba kamu panggil kak ify. Dia kan yang semalem beresin barang – barangnya ozy”
ujar ray lalu obiet pun pergi memanggil ify dan tak lama kemudian obiet datang
bersama ify
“kak,
kemaren kan kakak yang beresin barang – barangnya ozy. Kakak masukin jaket
nggak ke tasnya ozy.?” Tanya ray
“kakak
mah nggak masukin jaketnya ozy. Kakak nyuruh ozy masukin sendiri jaket sama
makanannya” ujar ify
“coba
kamu liat, dev tasnya ozy” ujar ray
“makanannya
sih ada tapi jaketnya gak ada, kak” ujar deva
“kak....di....ngin”
ujar ozy
“kamu
pake jaket kakak, ya” ujar ray
“terus
kakak pakai apa. Disini kan dingin” tanya ozy yang mukanya masih pucat.
“udah
kakak nggak papa. Kalau kamu kan ketahanan tubuhnya lemah, zy. Udah kamu pakai
aja” ujar ray
“di
kompres ya, zy” ujar ify
“nggak
ah, kak” ujar ozy
“ray,
ambilin bye bye fever di tas ozy. Kemaren aku masukin bye bye fever ke tas ozy” ujar ify, lalu ray pun
mengambilkan bye bye fever yang ada di tas ozy lalu ify pun menempelkan bye bye
fever itu ke kening ozy. Dan ozy pun langsung tertidur
“udah,
ya. Aku balik ke tenda mau beresin barang – barang aku yang lain” ujar ify
“iya,
kak” ujar ray
“kalian
jagain ozy, ya” ujar ify
“iya
kak ify, bawel amat dah” ujar deva
“emang
cewek bisanya Cuma nyeramahin kita” ujar obiet
“ozy kan emang yang paling kecil di antara kita.
Seharusnya kita yang bertanggung jawab untuk menjaga dia” ujar ray.
Terlihat di tenda anak – anak Coboy
Junior pun sedang membereskan barang – barang yang tadi mereka bawa. Ya,
terutama selimut mereka keluarkan. Dan tak lupa mereka pun langsung
mengeluarkan jaket yang mereka bawa dan langsung memakainya. Karena udara di
sekitar sini hawanya sangat dingin.
“haduh...udara
di sini dingin banget” keluh iqbaal
“iya,
nih. Dingin sekale.....” ujar aldi lebay
“lebay
banget sih lu, di” ujar kiki
“laper
nih. Tadi bunda masakin apaan, ya” ujar iqbaal
“tuh,
tadi bunda kamu masakin belado kesukaan kamu lagi. Tadi teteh kamu yang masukin
ke tas kamu sebelum kamu bangun” ujar kiki
“aku
makan, ya. Kalian semua nggak makan, nih” ujar iqbaal
“aku
masih kenyang, baal. Tadi bekalku yang dimasakin sama bundamu sih udah aku
makan, baal di bus” ujar bastian
“pantes
aja kenyang, bas” ujar iqbaal sambil memakan makanannya.
“ngantuk..”
ujar aldi sambil merentangkan kedua tangannya
“ya,
ampun aldi. Dari tadi kamu tidur mulu. Di bus kamu tidur dari bus mulai jalan
sampai busnya sampai ke tujuan kamu pun tidur. Tadi juga pas baru berangkat
dari rumah sampai ke sekolah kamu tidur terus bareng iqbaal tuh kalian berdua
molor terus” ujar kiki protes
“jarang
– jarang, bang kayak gini. Lagian kan aldi masih ngantuk” ujar aldi
“sekali
lagi tidur abang lempar ke jurang kamu” ujar kiki
“iya,
iya. Ih...ngeselin” ujar aldi
“bundamu
Cuma masakin bekal untuk hari ini aja. Jadi kemungkinan untuk hari – hari
selajutnya kita makan snack – snack saja, ya” ujar kiki
“iya,
bang” ujar iqbaal
“oh
iya, bang. Bastian kemaren bawa beras dari rumah. Daripada berasnya sia – sia
mendingan di masak. Biar acha, oik sama keke aja yang masak.” Ujar bastian
“iya,
nih. Aldi juga bawa beberapa telur” ujar aldi
“mendingan
aku cari kayu bakar dulu, ya” ujar iqbaal
“kalau
begitu abang juga ikut. Kalian keluarin bahan – bahan makanannya. Kasih tahu
oik, keke, dan acha, ya” ujar kiki
Kiki dan iqbaal pun segera bergegas
mencari kayu bakar. Lama sekali mereka mencari kayu bakar. Sekitar 2 jam mereka
belum balik – balik. Sementara iqbaal dan kiki mencari kayu bakar. Acha, keke,
oik, aldi, dan bastian pun mengobrol – ngobrol di luar tenda sambil menunggu
iqbaal dan kiki datang.
“lama
banget ya mereka cari kayu bakarnya” ujar acha
“mungkin
susah kali, cha nyarinya mereka” ujar keke
“eh
liat tuh mereka datang” ujar aldi. Setelah iqbaal dan kiki sampai mereka berdua
pun di bantu sama teman – temannya yang lain menaruh kayu bakar di depan tenda
mereka masing – masing.
“kita,
pinjem panci yuk sama panitia” ujar keke
“yuk.
Biar aku sama keke aja yang minjem panci” ujar oik. Lalu keke dan oik pun
meminjam panci kepada para panitia. Dan tak berapa lama kemudian mereka pun
datang dengan membawa se set peralatan masak.
“bas,
nyalain apinya sama bawa kesini beras yang kamu bawa” ujar acha. Lalu bastian
pun ke tenda mengambil nasi yang di bawanya dan juga mengambil korek api. Dan
tak lama kemudian dia pun kembali dengan menenteng beras dan korek api. Lalu
dia pun menyalakan apinya. Dan oik pun menaruh panci yang ia pinjam di atas
kayu bakar.
“banyak
juga ya, bas kamu bawa berasnya” ujar acha
“iya.
Ditas juga masih ada 5 kantong lagi.” Ujar bastian
“mendingan
di masaknya sedikit aja dulu. Kita harus menghemat makanan kita” ujar aldi
“kan
masih ada snack, di kalau kehabisan” ujar iqbaal
“snack
kan untuk jaga – jaga aja.” Ujar aldi
“aldi
kamu bawa telur berapa?” tanya oik
“10
lusin ada kali tuh” ujar aldi
“ya
udah telurnya kamu bawa kesini 7 telur aja. Terus kita makan bareng – bareng”
ujar keke
“6
aja, di. Tadi aku udah makan. Biar kalian aja yang makan” ujar iqbaal
“beneran??”
tanya keke meyakinkan
“beneran,
ke” ujar iqbaal. Lalu aldi pun kembali sambil menenteng 6 telur yang ia bawa
dari rumah
“ya
udah kalian tunggu di dalam tenda aja gih. Kami masak dulu, ya” ujar acha
“oke.
Cepetan lho masaknya” ancam kiki
“abang
mah bisanya ngancem doank” ujar oik
“ya
udah gih masak” ujar iqbaal
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar