Melihat iqbaal yang pingsan pun teman – temannya
kaget dan langsung membawanya ke tenda perawatan. Sudah hampir malam tapi
iqbaal pun belum sadar. Mukanya pucat, badannya pun panas. Kiki pun menyelimut
iqbaal dengan 2 selimut dan juga jaketnya. Dan iqbaal pun memakai jaketnya
sendiri. Tiba – tiba iqbaal pun membuka matanya perlahan – lahan.
“ugh....aku dimana???”
ujar iqbaal pelan
“kamu ada di tenda
perawatan, baal. Tadi kamu pingsan saat ngejalanin hukuman kamu” ujar kiki
“aku kan belum nyelesein
hukumanku” ujar iqbaal hendak berdiri
“udah, baal. Kamu
istirahat aja. Muka kamu pucat banget, baal” ujar kiki. Iqbaal pun tiduran
kembali.
“bang kiki....” panggil
iqbaal
“iya. Ada apa, baal”
ujar kiki
“perut iqbaal sakit,
bang...” keluh iqbaal sambil menahan sakitnya.
“kamu kenapa, baal” ujar
kiki panik
“magh aku kambuh, bang”
ujar iqbaal
“kamu punya magh, baal?”
tanya kiki. Iqbaal pun hanya menganggukan kepalanya
“aldi kamu ambilin
makanan untuk iqbaal, ya. Minta sama keke.” Ujar kiki. Aldi dan bastian pun
keluar dan menghampiri tenda cewek lebih tepatnya menghampiri keke untuk
meminta makanan untuk iqbaal. Tak lama kemudian mereka berdua pun kembali ke
tenda perawatan dan membawakan makanan untuk iqbaal. Lalu dengan telaten kiki
menyuapi iqbaal.
Malam
pun tiba dan panitia pun mengummpulkan semua anak – anak. Dan mengumpulkan
mereka semua di api unggun.
“ray, ozy. Kalian sudah
sembuh?” tanya kakak panitia.
“sudah, kak” ujar ray
dan ozy barengan
“ok. Kakak akan buat
permainan dan bukan hanya satu group. Tapi satu kelompok itu terdiri dari 2
orang. Bisa saja coboy junior sama forever, atau coboy junior sama coboy
junior, atau forever sama forever. Kalian paham.” Ujar kakak panitia
“paham, kak” ujar mereka
semua serempak
“ok. Sebelum kakak nerusin.
Kakak mau nanya. Kok dari tadi kakak tidak melihat iqbaal, ya. Iqbaal kemana?”
ujar kakak panitia.
“iqbaal sakit, kak. Dia
ada di tenda perawatan. Mukanya pucat banget, katanya susah untuk bangun, kak”
ujar kiki
“APA? IQBAAL SAKIT?”
teriak deva panik
“loe apa – apaan sih,
dev. Iqbaal sakit aja kamu panik. Ngapain sih kamu khawatirin dia” ujar ray
kesal
“oke udah saatnya kalian
tahu hal yang sebenarnya. GW SAMA DEVA ITU SAUDARAAN. PUAS KALIAN, HAH. DAN
SELAMA INI GW SAMA IQBAAL CUMA PURA – PURA MUSUHAN HANYA KARENA KALIAN SEMUA.
PUAS KALIAN, HAH. PUAS.” ujar deva dan teriak di akhir kalimatnya
“bang kiki apa benar
iqbaal sakit gara – gara kak ray” ujar deva
“iya, dev. Gara – gara
temen kamu itu iqbaal pingsan saat ngejalanin hukuman” ujar kiki
“LU KEBANGETAN BANGET,
RAY. PUAS LU BUAT IQBAAL SAKIT. PUAS” teriak deva
“HELLO DEVA. DIA JUGA
UDAH BUAT GW SAMA OZY SAKIT” teriak ray membalas teriakan deva
“TAPI IQBAAL NGGAK
SENGAJA BIKIN LU SAKIT. TAPI LU SENGAJA BIKIN IQBAAL SAKIT. PUAS LU UDAH
NGELIAT IQBAAL SAKIT. PUAS, HAH. GW KECEWA SAMA LU, RAY” teriak deva. Lalu
masuk ke tenda perawatan sekalian ngejenguk iqbaal.
“ke, kamu temenin deva
gih. Tenangin dia” suruh kiki
“iya, bang” ujar keke.
Lalu masuk ke dalam tenda perawatan.
“apa aku keterlaluan,
ya. Kasian kak deva. Aku susul kak deva aja, kali” batin ozy
“ah, udahlah. Aku susul
kak deva” batin ozy
“mau kemana kamu, zy?”
tanya ray
“mau susul ka deva” ujar
ozy
“sonolah kalau kamu mau
susul deva” ujar ray sinis
“oke anak – anak.
Sepertinya hari ini ada banyak masalah. Kalian harus selesaikan masalah kalian
masing – masing. Acaranya akan di lanjutkan setelah iqbaal sembuh. Saya
permisi” ujar kakak panitia.
Di
dalam tenda perawatan dari tadi iqbaal hanya bisa mengeluh. Karena perutnya
kembali sakit. Dan dari luar dia mendengar keributan – keributan. Lalu deva pun
masuk ke dalam kamar perawatan sembari menjenguk iqbaal.
“iqbaal...” panggil deva
ketika masuk kedalam tenda perawatan.
“deva, ada apaan sih di
luar kok ribut – ribut” ujar iqbaal sambil memegangi perutnya
“nggak apa – apa kok,
baal.” Ujar deva lalu keke pun masuk
“dev, udahlah tenang
dulu jangan kebawa emosi begitu” ujar keke
“ada apaan sih, ke” ujar
iqbaal
“deva berantem sama ray
tadi, baal” ujar keke
“ya, mereka juga udah
tahu kalau kita sepupuan. Biarlah masalah ini aku yang nyelesaikan” ujar deva
“hhh....aduh, sakit”
keluah iqbaal. Keringat pun sudah membasahi keningnya. Bajunya pun sudah mulai
basah karena keringatnya.
“baal, kamu kenapa?”
tanya deva
“hhh....” keluh iqbaal
“magh kamu kambuh
lagi...?” tanya deva
“ke, tolong kamu amilin
makanan, ya sama obat untuk iqbaal” ujar deva. Dan setelah itu deva pun berusaha
menenagkan iqbaal, dan iqbaal pun sudah kembali tenang dan tidak mengerang
kesakitan lagi. Dan tak lama ozy pun masuk ke tenda perawatan. Deva pun
menengok siapa yang masuk ke tenda perawatan. Ketika melihat ozy yang masuk,
raut muka deva pun berubah menjadi kesal.
“ngapain kamu kesini.
Mau menghina – hina iqbaal lagi. Belum puas kamu menghina – hina iqbaal” ujar
deva sedikit marah
“udah donk, kak. Jangan
marah. Ozy kesini nggak mau menghina siapa – siapa lagi. Ozy minta maaf ya,
kak” ujar ozy menyesal dan duduk di belakang deva
“kalau kamu mau minta
maaf jangan minta maaf sama aku. Sana minta maaf sama iqbaal” ujar deva
“kak, ozy minta maaf ya.
Selama ini udah menjelek – jelekkan kakak trus juga nggak jarang ozy menghina –
hina kakak. Ozy khilaf, kak” ujar ozy meminta maaf kepada iqbaal sambil memeluk
deva dari belakang karena merasa takut sama iqbaal
“J udah, zy. Nggak
usah takut. Aku udah maafin kamu kok” ujar iqbaal
“makasih ya, kak. Cepat
sembuh ya” ujar ozy
“kamu juga, ya. Kamu
belum sembuh benar kan” ujar iqbaal
“makasih, kak” ujar ozy.
Tak
lama kemudian keke pun kembali dengan sepiring makanan untuk iqbaal dan juga
keke pun membawakan obat untuk iqbaal.
“baal, nih makan dulu”
ujar deva menyuapi iqbaal. Iqbaal pun makan dengan lahap. Dan setelah ia makan
dia pun minum obat.
“baal, aku kompres, ya.
Badan kamu panas, lho” ujar deva
“nggak usah, dev” ujar
iqbaal
“zy, aku boleh minta bye
bye fever nya” ujar deva
“bentar ya, kak. Ozy
ambilin dulu.” Lalu ozy pun pergi ke tendanya. Dan tak lama kemudian ia pin
kembali dengan menenteng bye bye fever.
“kak, nih bye bye fever
nya” ujar ozy. Lalu deva pun mengambil bye bye fever itu dan menempelkannya ke
kening iqbaal, tapi iqbaal menolaknya.
“deva, udah nggak usah,
ah” ujar iqbaal ketika deva mau menempelkan bye bye fever nya
“iqbaal....” ujar deva
sambil melotot
“iya, iya...” ujar
iqbaal sambil cemberut.
Malam
pun semakin larut. Keke dan ozy pun sudah kembali ke tenda mereka masing –
masing. Tapi deva masih setia menunggu iqbaal. Dia pun berniat tidur di tenda
perawatan sambil ngejagain iqbaal.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar