Minggu, 27 Mei 2012

Berpetualang Bersama Sahabat Part 11


            Melihat iqbaal yang pingsan pun teman – temannya kaget dan langsung membawanya ke tenda perawatan. Sudah hampir malam tapi iqbaal pun belum sadar. Mukanya pucat, badannya pun panas. Kiki pun menyelimut iqbaal dengan 2 selimut dan juga jaketnya. Dan iqbaal pun memakai jaketnya sendiri. Tiba – tiba iqbaal pun membuka matanya perlahan – lahan.

“ugh....aku dimana???” ujar iqbaal pelan

“kamu ada di tenda perawatan, baal. Tadi kamu pingsan saat ngejalanin hukuman kamu” ujar kiki

“aku kan belum nyelesein hukumanku” ujar iqbaal hendak berdiri

“udah, baal. Kamu istirahat aja. Muka kamu pucat banget, baal” ujar kiki. Iqbaal pun tiduran kembali.

“bang kiki....” panggil iqbaal

“iya. Ada apa, baal” ujar kiki

“perut iqbaal sakit, bang...” keluh iqbaal sambil menahan sakitnya.

“kamu kenapa, baal” ujar kiki panik

“magh aku kambuh, bang” ujar iqbaal

“kamu punya magh, baal?” tanya kiki. Iqbaal pun hanya menganggukan kepalanya

“aldi kamu ambilin makanan untuk iqbaal, ya. Minta sama keke.” Ujar kiki. Aldi dan bastian pun keluar dan menghampiri tenda cewek lebih tepatnya menghampiri keke untuk meminta makanan untuk iqbaal. Tak lama kemudian mereka berdua pun kembali ke tenda perawatan dan membawakan makanan untuk iqbaal. Lalu dengan telaten kiki menyuapi iqbaal.

            Malam pun tiba dan panitia pun mengummpulkan semua anak – anak. Dan mengumpulkan mereka semua di api unggun.

“ray, ozy. Kalian sudah sembuh?” tanya kakak panitia.

“sudah, kak” ujar ray dan ozy barengan

“ok. Kakak akan buat permainan dan bukan hanya satu group. Tapi satu kelompok itu terdiri dari 2 orang. Bisa saja coboy junior sama forever, atau coboy junior sama coboy junior, atau forever sama forever. Kalian paham.” Ujar kakak panitia

“paham, kak” ujar mereka semua serempak

“ok. Sebelum kakak nerusin. Kakak mau nanya. Kok dari tadi kakak tidak melihat iqbaal, ya. Iqbaal kemana?” ujar kakak panitia.

“iqbaal sakit, kak. Dia ada di tenda perawatan. Mukanya pucat banget, katanya susah untuk bangun, kak” ujar kiki

“APA? IQBAAL SAKIT?” teriak deva panik

“loe apa – apaan sih, dev. Iqbaal sakit aja kamu panik. Ngapain sih kamu khawatirin dia” ujar ray kesal

“oke udah saatnya kalian tahu hal yang sebenarnya. GW SAMA DEVA ITU SAUDARAAN. PUAS KALIAN, HAH. DAN SELAMA INI GW SAMA IQBAAL CUMA PURA – PURA MUSUHAN HANYA KARENA KALIAN SEMUA. PUAS KALIAN, HAH. PUAS.” ujar deva dan teriak di akhir kalimatnya

“bang kiki apa benar iqbaal sakit gara – gara kak ray” ujar deva

“iya, dev. Gara – gara temen kamu itu iqbaal pingsan saat ngejalanin hukuman” ujar kiki

“LU KEBANGETAN BANGET, RAY. PUAS LU BUAT IQBAAL SAKIT. PUAS” teriak deva

“HELLO DEVA. DIA JUGA UDAH BUAT GW SAMA OZY SAKIT” teriak ray membalas teriakan deva

“TAPI IQBAAL NGGAK SENGAJA BIKIN LU SAKIT. TAPI LU SENGAJA BIKIN IQBAAL SAKIT. PUAS LU UDAH NGELIAT IQBAAL SAKIT. PUAS, HAH. GW KECEWA SAMA LU, RAY” teriak deva. Lalu masuk ke tenda perawatan sekalian ngejenguk iqbaal.

“ke, kamu temenin deva gih. Tenangin dia” suruh kiki

“iya, bang” ujar keke. Lalu masuk ke dalam tenda perawatan.

“apa aku keterlaluan, ya. Kasian kak deva. Aku susul kak deva aja, kali” batin ozy

“ah, udahlah. Aku susul kak deva” batin ozy

“mau kemana kamu, zy?” tanya ray

“mau susul ka deva” ujar ozy

“sonolah kalau kamu mau susul deva” ujar ray sinis

“oke anak – anak. Sepertinya hari ini ada banyak masalah. Kalian harus selesaikan masalah kalian masing – masing. Acaranya akan di lanjutkan setelah iqbaal sembuh. Saya permisi” ujar kakak panitia.

            Di dalam tenda perawatan dari tadi iqbaal hanya bisa mengeluh. Karena perutnya kembali sakit. Dan dari luar dia mendengar keributan – keributan. Lalu deva pun masuk ke dalam kamar perawatan sembari menjenguk iqbaal.

“iqbaal...” panggil deva ketika masuk kedalam tenda perawatan.

“deva, ada apaan sih di luar kok ribut – ribut” ujar iqbaal sambil memegangi perutnya

“nggak apa – apa kok, baal.” Ujar deva lalu keke pun masuk

“dev, udahlah tenang dulu jangan kebawa emosi begitu” ujar keke

“ada apaan sih, ke” ujar iqbaal

“deva berantem sama ray tadi, baal” ujar keke

“ya, mereka juga udah tahu kalau kita sepupuan. Biarlah masalah ini aku yang nyelesaikan” ujar deva

“hhh....aduh, sakit” keluah iqbaal. Keringat pun sudah membasahi keningnya. Bajunya pun sudah mulai basah karena keringatnya.

“baal, kamu kenapa?” tanya deva

“hhh....” keluh iqbaal

“magh kamu kambuh lagi...?” tanya deva

“ke, tolong kamu amilin makanan, ya sama obat untuk iqbaal” ujar deva. Dan setelah itu deva pun berusaha menenagkan iqbaal, dan iqbaal pun sudah kembali tenang dan tidak mengerang kesakitan lagi. Dan tak lama ozy pun masuk ke tenda perawatan. Deva pun menengok siapa yang masuk ke tenda perawatan. Ketika melihat ozy yang masuk, raut muka deva pun berubah menjadi kesal.

“ngapain kamu kesini. Mau menghina – hina iqbaal lagi. Belum puas kamu menghina – hina iqbaal” ujar deva sedikit marah

“udah donk, kak. Jangan marah. Ozy kesini nggak mau menghina siapa – siapa lagi. Ozy minta maaf ya, kak” ujar ozy menyesal dan duduk di belakang deva

“kalau kamu mau minta maaf jangan minta maaf sama aku. Sana minta maaf sama iqbaal” ujar deva

“kak, ozy minta maaf ya. Selama ini udah menjelek – jelekkan kakak trus juga nggak jarang ozy menghina – hina kakak. Ozy khilaf, kak” ujar ozy meminta maaf kepada iqbaal sambil memeluk deva dari belakang karena merasa takut sama iqbaal

“J udah, zy. Nggak usah takut. Aku udah maafin kamu kok” ujar iqbaal

“makasih ya, kak. Cepat sembuh ya” ujar ozy

“kamu juga, ya. Kamu belum sembuh benar kan” ujar iqbaal

“makasih, kak” ujar ozy.

            Tak lama kemudian keke pun kembali dengan sepiring makanan untuk iqbaal dan juga keke pun membawakan obat untuk iqbaal.

“baal, nih makan dulu” ujar deva menyuapi iqbaal. Iqbaal pun makan dengan lahap. Dan setelah ia makan dia pun minum obat.

“baal, aku kompres, ya. Badan kamu panas, lho” ujar deva

“nggak usah, dev” ujar iqbaal

“zy, aku boleh minta bye bye fever nya” ujar deva

“bentar ya, kak. Ozy ambilin dulu.” Lalu ozy pun pergi ke tendanya. Dan tak lama kemudian ia pin kembali dengan menenteng bye bye fever.

“kak, nih bye bye fever nya” ujar ozy. Lalu deva pun mengambil bye bye fever itu dan menempelkannya ke kening iqbaal, tapi iqbaal menolaknya.

“deva, udah nggak usah, ah” ujar iqbaal ketika deva mau menempelkan bye bye fever nya

“iqbaal....” ujar deva sambil melotot

“iya, iya...” ujar iqbaal sambil cemberut.

            Malam pun semakin larut. Keke dan ozy pun sudah kembali ke tenda mereka masing – masing. Tapi deva masih setia menunggu iqbaal. Dia pun berniat tidur di tenda perawatan sambil ngejagain iqbaal.

#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar