Iqbal terlahir sebagai anak yang
berpenyakitan. Iqbal sekarang baru berumur 12 tahun. Tapi masalah yang harus di
hadapinya sangat berat. Dia menderita leukimia, asma, dan juga magh. Papanya
tidak pernah tahu kalau iqbal punya penyakit, dia hanya bisa memarahi iqbal,
memaki iqbal, dan juga selalu manyalahkan iqbal. Tetapi beda dengan mamanya.
Mamanya sangat sayang kepada iqbal, ketika iqbal sakit dan terbaring lemah dan
harus di rawat di rumah sakit dialah yang merawat iqbal.
Hari ini iqbal kembali di rawat di rumah
sakit lagi akibat penyakit leukimianya. Tapi walaupun iqbal sakit dan harus
dirawat di rumah sakit papanya tetap saja memarahi iqbal.
--Kamar
Mawar 302, Kamar Rawat Iqbal—
“Makanya
kamu tuh kalau orang tua ngomong tuh di dengar” Marah Papanya
“I...iya”
Kata Iqbal dengan ketakutan
“Enak
kan sakit” Marah Papanya
“....”
iqbal hanya bisa beriam diri dan tidak bisa berbuat apa – apa.
“Papa
ini gimana sih. Anak lagi sakit malah dimarahin” Marah Mamanya kepada Papanya
“Terus
aja manjain anakmu itu” Marah Papanya
“Jelas
aja aku manjain iqbal. Dia lagi sakit” Marah Mamanya
“Sakit
gak sakit iqbal itu selalu kamu manjain” Marah Papanya.
“Tapi
dia itu anak kita, pa” Kata Mamanya
“Ah
udah. Papa mau keluar aja. Panas papa disini lama – lama” kata papanya
“iqbal,
sayang. Omongan papa kamu jangan di masukin kedalam hati ya, sayang” kata
Mamanya
“iya,
ma” Kata iqbal
“sekarang
iqbal harus kemotrapi yan, nak” kata mamanya
“tapi,
ma” kata iqbal
“dulu
penyakit kamu udah stadium 2, kan. Tapi karena kamu rajin kemotrapi sekarang
jadi stadium 1. Kemungkinan kamu bisa sembuh, sayang” kata Mamanya
“tapi
kan sakit, ma” kata iqbal
“kamu
teriak aja sebagai penghilang rasa sakitnya” kata mamanya
“ya udah
deh, ma” kata iqbal
“yuk,
kita ke ruang dokter” kata mamanya sambil menuntun iqbal
Iqbal dan mamanya pun ke ruang dokter
karena iqbal akan melakukan kemotrapi . selama 30 menit iqbal di kemotrapi,
selama itu pula iqbal menahan sakit dengan cara berteriak – teriak. Dan selama
itu pula. Mamanya setia menunggui iqbal yang sedang di kemotrapi dan mamanya
pula selalu nenagin iqbal. Dan kini di kamar rawatnynya iqbal sedang tertidur
pulas karena iqbal telah selesai di kemotrapi. Dan sekarang mamanya sedang
berada di ruang dokter.
--Ruang
Dokter—
“Permisi,
dok” Kata Mamanya
“Ya,
silakan” Kata Dokter
“Bagaimana
dengan perkembangan iqbal ya, dok?” Tanya mamanya
“perkembangan
iqbal sangat pesat, bu. Udah 95% tidak ada sel – sel kanker yang menggerogoti
bagian tubuhnya” kata dokter
“Alhamdulillah”
Kata mamanya
“kalau
5-7 hari kedepan iqbal terus menerus ikut kemotrapi kemungkinan besar dia bakal
sembuh total” kata dokter
“makasih,
dok” kata mamanya
Setelah itu mamanya pergi ke kamar dimana
iqbal di rawat dan terus menerus merawat
iqbal dengan penuh kasih sayang.
7 hari sudah iqbal melewatkan hari –
harinya dengan kemotrapi terus menerus dan iqbal dinyatakan 100% sembuh dari
penyakitnya dan hari itu juga iqbal diperbolehkan pulang kerumahnya.
--Kamar
Iqbal—
“Iqbal,
mama punya kabar gembira” kata mamanya
“kabar
gembira apa, ma?” tanya iqbal
“kata
dokter penyakit kamu sudah 100% sembuh” kata mamanya
“yang
bener, ma?” tanya iqbal meyakinkan mamanya
“benar,
sayang” kata mamanya
“horee...”
Teriak iqbal langsung teriak – teriak dan loncat – loncat di kasur.
“udah...udah....jangan
loncat – loncat. Nanti kasurnya jebol kamu pakai loncat – loncat. Mama gak mau
beliin kamu kasur lagi” kata mamanya
“iya,
mama” teriak iqbal
“udah,
sekarang kamu pakai untuk istirahat” kata mamanya
“iya,
ma” teriak iqbal
--1 Bulan
Kemudian di Ruang Keluarga—
“Tumben
kamu, bal nggak masuk rumah sakit lagi” Kata papanya sinis
“Papa
do’ain iqbal masuk rumah sakit lagi” kata iqbal dengan wajah yang sedih
“biasanya
juga kamu selalu bolak – balik keluar – masuk rumah sakit” kata papanya
“ya kan
leukimia iqbal udah sembuh” kata iqbal keceplosan, lalu ia langsung menutup
mulutnya.
“leukimia?
Apa maksud kamu, bal?” tanya papanya
Iqbal pun langsung berlari menuju
kamarnya dan di susul juga oleh ayahnya. Setibanya iqbal di kamar iqbal
langsung merebahkan diri ke tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan
selimut.
--Kamar
Iqbal—
“Iqbal
maksud kamu apa?” tanya papanya
“jadi
selama ini kamu sakit leukimia?” tanya papanya
“kok
papa gak pernah tahu kamu sakit leukimia?” tanya papanya
“kamu
kenapa gak pernah kasih tahu papa?” tanya papanya
“iqbal,
jawab pertanyaan papa” kata papanya
“Iqbal,
papa tahu kamu nggak tidur, sekarang bangun dan jawab pertanyaan papa” kata
papanya, lalu iqbal pun bangun
“iqbal,
sayang udah jangan nagis” kata papanya
“hapus
air mata kamu” kata papanya, lalu iqbal pun menghapus air matanya dengan
tangannya sendiri.
“jadi
selama ini kamu sakit leukimia” tanya papanya
“iya,
pa” jawab iqbal
“udah
berapa lama?” tanya papanya
“3
tahun, pa” jawab iqbal
“3
tahun? Dan selama itu kamu rahasiakan hal ini dari papa? 3 tahun bukan waktu
yang sebentar” kata papanya marah
“Maaf,
pa” kata iqbal lalu dia menundukkan kepalanya.
“jangan
kamu tundukkan kepalamu. Papa gak suka” kata papanya lalu iqbal menegakkan kepalanya.
“mamamu
tahu?” tanya papanya
“dari
awal iqbal sakit mama sudah tahu, pa” kata iqbal
“kenapa
kamu rahasiakan hal ini dari papa. Ini bukan hal yang kecil untuk di
rahasiakan, iqbal” kata papanya
“habisnya
papa kan paling nggak suka kalau iqbal sakit. Papa kan langsung marah – marah kalau
iqbal sakit. Jadi, iqbal takut kalau ngasih tahu papa” kata iqbal
“iqbal,
papa memang paling nggak suka kalau kamu sakit. Tapi, nggak untuk hal seperti
ini. ini hal yang sangat membahayakan diri kamu, sayang” kata papanya
“maaf,
pa” kata iqbal
“lain
kali jangan di ulangi lagi ya” kata papanya
“iya, pa”
kata iqbal
“untuk
semua hal apapun” kata papanya.
“Iya. Maaf,
pa” kata iqbal
“gak. Papa
yang harusnya minta maaf sama kamu. Kamu adalah harta yang paling berharga yang
papa punya” kata papanya lalu memeluk iqbal.
--The End--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar