Sabtu, 21 April 2012

Shilla Dan Mahkota Peri Part 1


                Setiap peri di Pixie Hollow mendapat undangan yang sama. Undangan itu ditulis tangan diatas kain linen, menggunakan cairan buah blackberry. Pastilah pesta itu paling meriah diantara semua pesta yang pernah diadakan di Pixie Hollow.
                Pada hari pesta, suasana di Home Tree tampak sangat sibuk. Semua peri never bersiap siap memeriahkan peringatan hari kedatangan ratu kesayangan mereka, ratu winda.
                Didapur, dilantai satu home tree, peri bakat masak dan peri bakat kue menyiapkan tujuh jenis hidangan pesta hari kedatangan. Menu ini antara lain daun dandelion yang diisi beras, kacang cemara, dan bumbu-bumbu; sop labu mini yang dijerang di oven; dan pai isi jamur kerdil serta keju brie. Cahya, peri bakat kue, sedang mengocok adonan demi adonan kue specialnya, yaitu kue gulung paling lezat di seluruh never land. Dan sebagai hidangan penutup, ia membuat kue vanilla raspberry sepuluh lapis yang dibaluri krim mentega.
                Sementara itu, peri bakat poles sedang sibuk di lobi dan ruang makan home tree. Setiap pelat kuningan, pegangan pintu, cermin, gerendel laci, dan lantai marmer dipoles hingga para peri dapat melihat bayangan mereka kemana pun merekan menatap.
                Peri bakat dekor dan peri penyelenggara pesta hilir mudik di ruang makan. Mereka memindahkan meja meja dan kursi kursi. Mereka melapisi meja meja dengan taplak meja emas dan sarang laba laba yang halus berenda. Mereka menebarkan konfeti kelopak bunga diatas setiap meja dan seluruh lantai. Mereka menggantungkan balon warna warni dipintu masuk yang melengkung.
                Peri bakat sinar mendapat tugas ganda. Beberapa diantara mereka menyalakan lentera kunang kunang yang akan memenuhi ruangan di ribuan titik. Yang lainnya berlatih pertunjukan sinar yang akan diperagakan dihadapan ratu. Mereka dengan terampil menyalakan dan meredupkan sinar peri untuk menciptakan pertunjukkan yang mengagumkan.
                Peri bakat jahit sedang memberikan sentuhan terakhir pada gaun ratu. Gaun itu sungguh indah, dibuat dari sultra terhalus, dihiasi kelopak mawar merah jambu pucat, dedaunan hijau muda, dan mutiara air tawar.
                Bahkan gita , anggota kelompok peri bakat kuali dan panci, ikut membantu. Para peri bakat masak membutuhkan sebanyak mungkin kuali dan panci. Maka pagi itu gita bangun pagi pagi. Ia menyelesaikan semua pekerjaan memperbaiki panci yang rusak dibengkelnya dilantai dua home tree. Lal dikembalikannya semua kedapur, bolak balik beberapa kali antara bengkelnya dan dapur.
                Ketika terakhir kali masuk kedapur, ia bertemu dengan acha, peri bakat air. Acha sibuk bekerja didapur sepanjang pagi. Ia memanfaatkan bakatnya untuk membantu para peri dalam tugas tugas kecil, seperti membuat air lebih cepat mendidih diatas kompor.
“acha!” sapa gita. “sempat beristirahat sebentar?”
                Acha menatap berkeliling didapur. Kelihatannya segala sesuatu lancar lancar saja. Rasanya ia tidak akan dicari kalau keluar dari dapur sebentar.
“ya,” jawab acha. “sempat. Yuk kita ke belakang dan bersiul memanggil brother dove. Siapa tahu dia bisa mengantar kita ke pantai”
                Acha tidak memiliki sayap. Ia satu satunya peri never yang tidak bersayap. Ia mengorbankan sayapnya untuk membantu menyelamatkan telur mother dove sekaligus pixie hollow. Sejak saat itu brother dove menjadi sayapnya. Setiap saat ia ingin atau perlu terbang ke suatu tempat, acha hanya perlu bersiul dan brother dove akan datang untuk mengantarnya.
                Gita dan acha meninggalkan dapur melalui pintu belakang. Diluar, matahari pagi menjelang siang bersianr terang. Cuaca cerah luar biasa.
                Gita menghirup udara segar. “nanti malam akan...”
“...indah sekali,” kata acha, menyelesaikan kata kata gita. Ia memang punya kebiasaan menyelesaikan kalimat orang lain. “sempurna untuk berpesta”
                Persis saat itu, terdengar bunyi gemerisik didedaunan diatas mereka. Gita dan acha terlonjak.
“elang, ya?” seru acha ketakutan. Elang elang kelaparan selalu mengancam keselamatan peri peri never
                Gita segera terbang didepan acha, melindunginya. Ia mengernyitkan mata dan menengadah menatap dedaunan, untuk melihat lebih jelas.
                Gita lega sekali ketika menangkap sosok peri diantara dedaunan. Ia berdiri berkacak pinggang.
“bukan elang,” ujar gita disusul tawa. “hanya shilla”
                Peri berambut hitam meluncur dari atas. Ia mendarat disisi gita dan acha. “halo, sayangku,” kata shilla, tersenyum licik. Shilla terbiasa menghamburkan sapaan “sayang”, “cinta”, “kekasih”. Tapi cara ia menyebutkannya membuat sesama peri bertanya tanya, jangan jangan sebutan itu malah berarti sebaliknya.
“kenapa kalian berdua nggak bekerja didalam, menyiapkan pesta seperti peri baik lainnya? Hmm?” tanya shilla kepada mereka.
“kami bekerja,” jawab gita ketus. “sekarang kami...”
“....istirahat,” sambung acha
“kau sendiri?” gita balik bertanya kepada shilla
                Gita paham sekali, shilla tidak akan mau membantu. Hubungan shilla dengan ratu winda.... katakanlah, rumit. Sesungguhnya, hubungan shilla dengan siapa pun di pixie holliw juga rumit. Ia peri tercepat diantara peri bakat terbang cepat. Tapi suatu hari, shilla memutuskan, menjadi yang tercepat belum cukup baginya. Ingin lebih cepat lagi, ia tega bertindak kejam. Ia mencabut sepuluh bulu mother dove. Bulu bulu itu lalu digilingnya menjadi debu peri yang sangat berkhasiat menambah kecepatan terbang
                Setelah kejadian itu, ratu winda memutuskan bahwa shilla tidak dapat dipercaya untuk menjaga mother dove. Ia dilarang mendekati mother dove. Makin lama, shilla makin jauh dari peri peri lainnya. Ia stu satunya peri yang tidak tinggal di home tree. Shilla tinggal dirumahnya sendiri dipohon plum asam. Terus terang saja, kebanyakan peri menganggap, berteman dengan shilla tidak ada manfaatnya.
“kau akan datang tidak kepesta malam ini?” tanya gita lagi
                Shilla tersenyum. “kepesta ratu?” ia tertawa mengejek. “tentu saja tidak, sayangku. Menurutku, sayang membuang buang waktu dimalam yang indah.” Shilla berhenti dan tampaknya memikirkan sesuatu yang baru. “oh, kecuali kalian perlu seseorang untuk menerobos masuk dan menyambar mahkota norak dari kepala ratu winda yang sok kuasa,” katanya. “nah, itu baru seru. Terus terang, pesta atau tidak pesta, ide itu sangat menggoda.” Shilla mengangkat bahu. “oke deh. Bersenang senanglah, kalian berdua!”
                Sambil mengatakan begitu, shilla meluncur naik keudara. Dalam sekejap, ia sudah hilang dari pandangan.
                Gita dan acha saling menatap dan menggeleng gelengkan kepala.
                Senja itu, sementara matahari beringsut menuju cakrawala, kesibukan didalam ruang ruang sang ratu peri di home tree semakin meningkat. Keempat dayang ratu. Zevana, ify, keke, dan ourel sibuk mengurusi busana, sepatu, dan perhiasan yang akan dipakai ratu kepesta.
                Keke dengan hati hati mengeluarkan gaun baru ratu dari lemari yang menyampirkannya diranjang ratu. Ia membuka kelima kancing mutiaranya agar nanti lebih mudah baginya membantu ratu mengenakan gaun tersebut.
                Ourel mengeluarkan sepasang sepatu sutra merah jambu berujung runcing untuk dipakai ratu, dan meletakannya dikaki ranjang.
                Ify membuka kotak perhiasan ratu. Ia memasangkan liontin cantik dari kerang dengan rantai perak yang cocok dengan gaun ratu.
                Sementara itu, zevana masuk keruang santai ratu dan menyebrang ke lemari tempat menyimpan mahkota. Tentu saja, ratu akan memakai mahkota kepesta itu. Bukan hanya karena mahkota sangat cantik , tapi juga sudah tradisi baginya untuk memakai mahkota di setiap perayaan. Mahkota itu adalah harta peri yang paling istimewa di seluruh pixie hollow. Selain telur mother dove, mahkota itu satu satunya benda yang masih dimiliki para peri sejak awal masa. Mahkota itu diwariskan dari ratu peri yang satu ke ratu peri yang penerusnya sepanjang masa. Sangat tak ternilai harganya dan tidak tergantiakan.
                Maka ketika zevana membuka lemari itu, ia terkejut setengah mati.
                Mahkota itu tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar