Setiap
peri di Pixie Hollow mendapat undangan yang sama. Undangan itu ditulis tangan
diatas kain linen, menggunakan cairan buah blackberry. Pastilah pesta itu
paling meriah diantara semua pesta yang pernah diadakan di Pixie Hollow.
Pada
hari pesta, suasana di Home Tree tampak sangat sibuk. Semua peri never bersiap
siap memeriahkan peringatan hari kedatangan ratu kesayangan mereka, ratu winda.
Didapur,
dilantai satu home tree, peri bakat masak dan peri bakat kue menyiapkan tujuh
jenis hidangan pesta hari kedatangan. Menu ini antara lain daun dandelion yang
diisi beras, kacang cemara, dan bumbu-bumbu; sop labu mini yang dijerang di
oven; dan pai isi jamur kerdil serta keju brie. Cahya, peri bakat kue, sedang
mengocok adonan demi adonan kue specialnya, yaitu kue gulung paling lezat di
seluruh never land. Dan sebagai hidangan penutup, ia membuat kue vanilla
raspberry sepuluh lapis yang dibaluri krim mentega.
Sementara
itu, peri bakat poles sedang sibuk di lobi dan ruang makan home tree. Setiap
pelat kuningan, pegangan pintu, cermin, gerendel laci, dan lantai marmer
dipoles hingga para peri dapat melihat bayangan mereka kemana pun merekan
menatap.
Peri
bakat dekor dan peri penyelenggara pesta hilir mudik di ruang makan. Mereka
memindahkan meja meja dan kursi kursi. Mereka melapisi meja meja dengan taplak
meja emas dan sarang laba laba yang halus berenda. Mereka menebarkan konfeti
kelopak bunga diatas setiap meja dan seluruh lantai. Mereka menggantungkan
balon warna warni dipintu masuk yang melengkung.
Peri
bakat sinar mendapat tugas ganda. Beberapa diantara mereka menyalakan lentera
kunang kunang yang akan memenuhi ruangan di ribuan titik. Yang lainnya berlatih
pertunjukan sinar yang akan diperagakan dihadapan ratu. Mereka dengan terampil
menyalakan dan meredupkan sinar peri untuk menciptakan pertunjukkan yang
mengagumkan.
Peri
bakat jahit sedang memberikan sentuhan terakhir pada gaun ratu. Gaun itu
sungguh indah, dibuat dari sultra terhalus, dihiasi kelopak mawar merah jambu
pucat, dedaunan hijau muda, dan mutiara air tawar.
Bahkan
gita , anggota kelompok peri bakat kuali dan panci, ikut membantu. Para peri
bakat masak membutuhkan sebanyak mungkin kuali dan panci. Maka pagi itu gita
bangun pagi pagi. Ia menyelesaikan semua pekerjaan memperbaiki panci yang rusak
dibengkelnya dilantai dua home tree. Lal dikembalikannya semua kedapur, bolak
balik beberapa kali antara bengkelnya dan dapur.
Ketika
terakhir kali masuk kedapur, ia bertemu dengan acha, peri bakat air. Acha sibuk
bekerja didapur sepanjang pagi. Ia memanfaatkan bakatnya untuk membantu para
peri dalam tugas tugas kecil, seperti membuat air lebih cepat mendidih diatas
kompor.
“acha!” sapa gita. “sempat beristirahat sebentar?”
Acha
menatap berkeliling didapur. Kelihatannya segala sesuatu lancar lancar saja.
Rasanya ia tidak akan dicari kalau keluar dari dapur sebentar.
“ya,” jawab acha. “sempat. Yuk kita ke belakang dan bersiul
memanggil brother dove. Siapa tahu dia bisa mengantar kita ke pantai”
Acha
tidak memiliki sayap. Ia satu satunya peri never yang tidak bersayap. Ia
mengorbankan sayapnya untuk membantu menyelamatkan telur mother dove sekaligus
pixie hollow. Sejak saat itu brother dove menjadi sayapnya. Setiap saat ia
ingin atau perlu terbang ke suatu tempat, acha hanya perlu bersiul dan brother
dove akan datang untuk mengantarnya.
Gita
dan acha meninggalkan dapur melalui pintu belakang. Diluar, matahari pagi
menjelang siang bersianr terang. Cuaca cerah luar biasa.
Gita
menghirup udara segar. “nanti malam akan...”
“...indah sekali,” kata acha, menyelesaikan kata kata gita.
Ia memang punya kebiasaan menyelesaikan kalimat orang lain. “sempurna untuk
berpesta”
Persis
saat itu, terdengar bunyi gemerisik didedaunan diatas mereka. Gita dan acha
terlonjak.
“elang, ya?” seru acha ketakutan. Elang elang kelaparan
selalu mengancam keselamatan peri peri never
Gita
segera terbang didepan acha, melindunginya. Ia mengernyitkan mata dan
menengadah menatap dedaunan, untuk melihat lebih jelas.
Gita
lega sekali ketika menangkap sosok peri diantara dedaunan. Ia berdiri berkacak
pinggang.
“bukan elang,” ujar gita disusul tawa. “hanya shilla”
Peri
berambut hitam meluncur dari atas. Ia mendarat disisi gita dan acha. “halo,
sayangku,” kata shilla, tersenyum licik. Shilla terbiasa menghamburkan sapaan
“sayang”, “cinta”, “kekasih”. Tapi cara ia menyebutkannya membuat sesama peri
bertanya tanya, jangan jangan sebutan itu malah berarti sebaliknya.
“kenapa kalian berdua nggak bekerja didalam, menyiapkan
pesta seperti peri baik lainnya? Hmm?” tanya shilla kepada mereka.
“kami bekerja,” jawab gita ketus. “sekarang kami...”
“....istirahat,” sambung acha
“kau sendiri?” gita balik bertanya kepada shilla
Gita
paham sekali, shilla tidak akan mau membantu. Hubungan shilla dengan ratu
winda.... katakanlah, rumit. Sesungguhnya, hubungan shilla dengan siapa pun di
pixie holliw juga rumit. Ia peri tercepat diantara peri bakat terbang cepat.
Tapi suatu hari, shilla memutuskan, menjadi yang tercepat belum cukup baginya.
Ingin lebih cepat lagi, ia tega bertindak kejam. Ia mencabut sepuluh bulu
mother dove. Bulu bulu itu lalu digilingnya menjadi debu peri yang sangat
berkhasiat menambah kecepatan terbang
Setelah
kejadian itu, ratu winda memutuskan bahwa shilla tidak dapat dipercaya untuk
menjaga mother dove. Ia dilarang mendekati mother dove. Makin lama, shilla
makin jauh dari peri peri lainnya. Ia stu satunya peri yang tidak tinggal di
home tree. Shilla tinggal dirumahnya sendiri dipohon plum asam. Terus terang
saja, kebanyakan peri menganggap, berteman dengan shilla tidak ada manfaatnya.
“kau akan datang tidak kepesta malam ini?” tanya gita lagi
Shilla
tersenyum. “kepesta ratu?” ia tertawa mengejek. “tentu saja tidak, sayangku.
Menurutku, sayang membuang buang waktu dimalam yang indah.” Shilla berhenti dan
tampaknya memikirkan sesuatu yang baru. “oh, kecuali kalian perlu seseorang
untuk menerobos masuk dan menyambar mahkota norak dari kepala ratu winda yang
sok kuasa,” katanya. “nah, itu baru seru. Terus terang, pesta atau tidak pesta,
ide itu sangat menggoda.” Shilla mengangkat bahu. “oke deh. Bersenang
senanglah, kalian berdua!”
Sambil
mengatakan begitu, shilla meluncur naik keudara. Dalam sekejap, ia sudah hilang
dari pandangan.
Gita
dan acha saling menatap dan menggeleng gelengkan kepala.
Senja
itu, sementara matahari beringsut menuju cakrawala, kesibukan didalam ruang
ruang sang ratu peri di home tree semakin meningkat. Keempat dayang ratu.
Zevana, ify, keke, dan ourel sibuk mengurusi busana, sepatu, dan perhiasan yang
akan dipakai ratu kepesta.
Keke
dengan hati hati mengeluarkan gaun baru ratu dari lemari yang menyampirkannya
diranjang ratu. Ia membuka kelima kancing mutiaranya agar nanti lebih mudah
baginya membantu ratu mengenakan gaun tersebut.
Ourel
mengeluarkan sepasang sepatu sutra merah jambu berujung runcing untuk dipakai
ratu, dan meletakannya dikaki ranjang.
Ify
membuka kotak perhiasan ratu. Ia memasangkan liontin cantik dari kerang dengan
rantai perak yang cocok dengan gaun ratu.
Sementara
itu, zevana masuk keruang santai ratu dan menyebrang ke lemari tempat menyimpan
mahkota. Tentu saja, ratu akan memakai mahkota kepesta itu. Bukan hanya karena
mahkota sangat cantik , tapi juga sudah tradisi baginya untuk memakai mahkota
di setiap perayaan. Mahkota itu adalah harta peri yang paling istimewa di
seluruh pixie hollow. Selain telur mother dove, mahkota itu satu satunya benda
yang masih dimiliki para peri sejak awal masa. Mahkota itu diwariskan dari ratu
peri yang satu ke ratu peri yang penerusnya sepanjang masa. Sangat tak ternilai
harganya dan tidak tergantiakan.
Maka
ketika zevana membuka lemari itu, ia terkejut setengah mati.
Mahkota
itu tidak ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar