Setelah mereka sampai di Asrama mereka langsung masuk kamar masing – masing dan langsung istirahat, terutama Ozy yang kelihatan sudah pucat yang menandakan dia sangat kelelahan. Di Asrama mereka tidak tidur dalam 1 kamar semuanya tetapi 6 kamar untuk 30 orang. Jadi 3 kamar untuk cewek dan 3 kamar untuk cowok. Kamar Asrama Cewek 1 ada di kamar no 12 di isi oleh Febby, Gita, Sivia, Ify, dan Shilla. Kamar Asrama Cewek 2 ada di kamar no 10 di isi oleh Acha, Zevana, Agni, Nova, dan Pricilla. Kamar Asrama Cewek 3 ada di kamar no 13 di isi oleh Olivia, Oik, Keke, Kesha, dan Sheila. Kamar Asrama Cowok 1 ada di kamar no 27 di isi oleh Kiki, Gabriel, Alvin, Irsyad, dan Rio. Kamar Asrama Cowok 2 ada di kamar no 31 di isi oleh Debo, Kiki, Ray, Obiet dan Deva. Dan di Kamar Asrama Cowok 3 ada di kamar no 19 di isi oleh Ozy, Iqbal, Aldi, Cakka, dan Bastian.
Kini di kamar sedang terjadi
perbincangan. Lebih tepatnya di Kamar Asrama 3 di kamar no 19.
“Zy,
lu udah siap di MOS?” Tanya Iqbal
“Siap
gak siap harus siap lah, bal” Jawab Ozy
“Tapi
aku takut, Zy” Kata Iqbal
“Takut
kenapa lagi sih?” Tanya Ozy
“Iya
nih mas Iqbal penakut” Kata Aldi
“Diem
lu ah, Di. Gw takut sama kak Zahra, Zy. Yang tadi di omongin sama Kak Agni
tentang Kak Zahra” Jawab Iqbal
“Oh
yang itu. Kalau yang itu Aku juga takut, bal. Tapi kita harus siap mental aja.
Semoga gak di apa – apain. Ya dan semoga aja Kak Lintar dan Kak Rizy ngebela
kita dan anak – anak yang lain yang di jahatin sama Kak Zahra” Kata Ozy
“Ya,
semoga aja deh” Kata Iqbal
“Emang
ada apa sama Kak Zahra mas?” Tanya Aldi
“Tadi
sih Kak Agni bilang kalau besok sewaktu MOS kita harus hati – hati sama yang
namanya Kak Zahra. Karena dia itu orangnya jahat banget. Dia juga pernah buat
temennya Kak Agni sakit dan juga kecelakaan. Bukan 1 orang tapi 2 orang. Tapi
kalau menurut aku sih bukan 2 orang aja. Mungkin lebih dari 10 orang kali. Tapi
yang Kak Agni tahu Cuma 2 orang” Jawab Iqbal panjang lebar
“Ih,
kok Kak Zahra bisa sejahat itu sih” Kata Aldi
“Yah,
di. Namanya juga manusia. Ada manusia yang baik seperti malaikat. Ada juga
manusia yang jahat seperti iblis.” Kata Cakka
“Tapi
yang aku tahu ya, kak. Sejahat – jahatnya orang dia gak bakalan ngelakuin hal
seperti itu.” Kata Bastian
“Ya,
namanya juga manusia” Kata Cakka.
Itulah sepenggal pembicaraan Ozy,
Iqbal, Aldi, Cakka, dan Bastian mengenai MOS dan juga Zahra. Kini kita beralih
ke tempat lain. Di Kamar Asrama Cowok 2 di kamar no 31 juga sedang terjadi
perbincangan.
“Ray,
Obiet, Deva. Kalian udah siap untuk MOS besok?” Tanya Kiki
“Ray
takut, Kak” Jawab Ray
“Takut
apa sih emangnya, Ray?” Tanya Obiet.
“Iya,
apa coba yang harus di takutin?” Tanya Deva.
“Tadi
Ray sempat di ceritain sama Ozy sama Iqbal juga tentang Kak Zahra. Katanya Kak
Zahra itu jahat” Jawab Ray
“Oh,
tentang Zahra toh. Emang sih Zahra itu emang kayak gitu sifatnya. Jahat. Dia
juga pernah buat teman – teman kakak sampai sakit dan kecelakaan. Bukan hanya 1
atau 2 orang yang menjadi korbannya tapi lebih dari 20 orang. Dia juga
sekongkol sama Kak Angel, Kak Sion, dan juga Kak Daud untuk berbuat kejahatan”
Kata Kiki panjang lebar
“Terus
besok gimana donk, kak? Tanya Deva
“Kalian
tenang aja. Besok akan titip kalian bertiga dan juga Ozy dan Iqbal sama Kak
Lintar dan Kak Rizky kok. Kalian tenang aja. Mereka berdua baik kok. Mereka
berdua sohibnya Kak Kiki” Jawab Kiki
“Makasih
ya, Kak” Kata Deva, Obiet, dan Ray kepada Kiki
“Iya...Iya”
Balas Kiki
“Tapi
kok mereka bisa sejahat itu sih, kak?” Tanya Deva
“Ya,
namanya juga manusia, dev. Ada yang baik dan juga ada yang jahat.” Jawab Debo.
“Main
samber aja lu, de” Protes Kiki
“Biarin
aja, Bwee” Kata Debo
“Ih,
dasar lu ya. Gak ada sopan santunnya sama sekali” Protes Kiki
“Bodo”
Kata Debo
“STOOOOP....”
Teriak Deva, Obiet, dan Ray
“Kalian
ini apa – apaan sih” Protes Kiki dan Debo
“Kak
Kiki sama Kak Debo yang apa – apaan. Bisanya Cuma berantem doank” Protes Ray
lalu langsung cemberut
“Iya...Iya.
Kakak minta maaf” Sesal Kiki
“Iya,
Ray. Kak Debo juga minta maaf” Kata Debo lalu berjalan menghampiri Ray
“Nah
lo. Anak orang nangis lho, kak” Kata Obiet mendesak
“Ye,
biarin. Adek gw ini” Kata Kiki
“Ye,
walaupun dia adek lu. Tapi kan Ray anaknya Tante Winda sama Om Dave” Jawab Deva
“Diem
lu anak kecil” Protes Debo
“Ray,
kakak minta maaf” Sesal Kiki
“Wakakak
di tipu mau aja” Kata Ray sambil ketawa
“Sialan
lu, Ray” Protes Debo dan Kiki
“Haha...”
Tawa Ray
“Diem
lu, Ray. Gak ada yang lucu” Kata Debo
Ya, begitulah sepenggal obrolan yang
terjadi di Kamar Asrama 2 di kamar no 31. Di Kamar Asrama 1 juga sama halnya
seperti itu. Terjadi obrolan yang seperti itu.
“Woy,
besok serentak ya di adain MOS untuk SMP sama SMA?” Tanya Rio
“Iya,
Riooooo” Jawab semuanya
“Tapi
gw khawatir sama Deva. Pasti si Zahra ngejailin Deva” Kata Rio
“Emang
lu pikir gw gak khawatir sama Ozy dan Iqbal” Protes Irsyad
“Tahu.
Gw juga khawatir sama Obiet” Kata Kiki
“Gw
juga khawatir sama Ray” Kata Gabriel
“Tapi
sama si Deva” Potong Rio
“Udah
tenang aja. Selama masih ada Lintar dan Rizky semuanya akan baik – baik aja.
Tadi si Kiki ngomong sama gw. Adek lu, yel. Kalau dia nitipin Ozy, Iqbal, Ray,
Obiet sama Deva ke Lintar sama Rizky” Kata Alvin
“Ya,
syukurlah. Adek gw masih punya sohib sebaik mereka berdua” Jawab Gabriel
“Iya...”
Jawab yang lainnya.
Itulah sepenggal pembicaraan yang
terjadi di Kamar Asrama Cowok 1. Di kamar Asrama Cewek 3 pun terjadi
pembicaraan yang serupa.
“Hmm...besok
udah MOS, ya?” Tanya Oik
“Iya”
Jawab Kesha
“Gak
tega nih gw sama Kak Ozy dan Kak Iqbal” Kata Kesha
“Gak
tega kenapa?” Tanya Keke
“Itu
lho ke. Kamu tahu gak Kak Zahra?” Tanya Olivia
“Ya
kenal lah” Jawab Keke
“Dia
itu kan jahat. Apalagi dia OSIS SMP. Dan dia juga yang bakal nge – MOS Kak Ozy,
Kak Iqbal, Kak Ray, Kak Obiet, dan Kak Deva” Jawab Olivia
“Tapi
selama ini dia baik ke gw” Kata Keke
“Kayaknya
itu awal mula untuk nyelakain lu deh, ke. Setahu gw mah. Orang yang mau
nyelakain orang lain itu awalnya baik – baik dulu, terus lama – lama dia bisa
nyelakain kita lho” Nasihat Sheila
“Wah
aku harus hati – hati, nih” Jawab Keke
“Bukan
kamu aja, ke yang harus hati – hati. Tapi kita semua harus hati – hati” Kata
Oik.
“Eh,
gw pengen deh beli baju baru” Kata Kesha
“Ya
ampun, Kesh. Baju kamu itu udah segudang. Banyak banget tahu” Protes Sheila
“Tapi
gw naksir baju yang ini nih.” Kata Kesha sambil nunjukin sebuah katalog.
“Bagus
juga sih” Kata Oik
“Lu
sih suka sama warnanya, ik” Kata Sheila
“Kan
bisa dipakai kalau pergi ke pesta – pesta” Kata Kesha
“Tapi
baju pesta lu itu udah banyak” Protes Sheila
“Bodo
ah. Pokoknya aku mau bilang sama Mama. Aku mau minta beliin baju itu.
“Kak
Kesha...”Panggi Oik
“Apa?”
Tanya Kesha
“Sekalian
Oik donk, kak. Oik juga pengen” Kata Oik
“Yakin
kamu mau beli, ik?” Tanya Kesha
“Iya,
kak” Jawab Oik
“Yang
warna apa, ik. Disini ada banyak pilihan warna.?” Tanya Kesha
“Warna
pink aja deh, kak” Kata Oik
“Ya
udah berarti kita kembaran, ya” Kata Kesha
“Ckckck.
Kakak – adik sama aja.” Protes Sheila
“Ya
udah kakak mau ke ruangan mama dulu.” Kata Kesha
Sekarang Bu Winda sedang bersantai di
ruangannya sambil minum teh dan makan biskuit. Tapi, tiba – tiba ada yang
mengetuk pintu.
TOK....TOK....TOK....
“Masuk
aja gak di kunci” Kata Bu Winda
“Mama...”Panggil
Kesha
“Kamu
Kesha. Mama kirain siapa. Ada apa kesini?” Tanya
Mamanya
“Ma,
Kesha sama Oik mau beli baju lagi donk.” Kata Kesha
“Mau
beli yang mana, sayang?” Tanya Mamanya.
“Yang
ini ya, Ma” Kata Kesha sambil menunjukkan Katalognya.
“Warna
Pink ya, Ma dua – duanya” Kata Kesha
“Iya.
Nanti mama pesan lewat online” Kata Mamanya
“Ya
udah gih. Kamu istirahat sana” Kata Mamanya
“Sippo,
Ma.” Kata Kesha
Sekarang Jam sudah menunjukkan pukul
12 Siang. Yang menandakan sudah masuk jam makan siang. Dan para siswa – siswi
yang sudah datang di wajibkan makan siang di kantin pertama sampai kantin
ketiga. Dan Kantin Ke tiga itu di tempati oleh semua siswa – siswi yang ada.
Karena baru beberapa orang siswa – siswi yang baru dateng.
Dan tak terasa hari telah berganti itu
artinya kegiatan MOS sudah akan dilakukan untuk anak kelas 7 dan 10. Tetapi
karena hari ini adalah MOS jadi kegiatan belajar mengajar tidak di laksanakan
terlebih dahulu selama 3 hari ke depan. Baru nanti pada hari ke – empat. Hari
dimana MOS sudah berakhir baru akan dilaksanakan proses belajar mengajar.
Sekarang, Febby, Gita, Kiki, dan juga
Sivia sudah berdiri di depan papan pengumuman.
“Aaaaaa....Febby,
Via, Kiki. Kita sekelas lagi di kelas 12 IPA 2” Kata Gita
“Yang
bener lu, git?” Tanya Via
“Bener,
Vi.” Kata Gita
“Aaaaa...Yeee
sekelas lagi.” Kata Gita, Via, dan Febby
“Jangan
seneng dulu, Woy” Kata Kiki
“Emang
kenapa sih, ki?” Tanya Febby
“Iya,
kenapa sih lu?” Tanya Via
“Kita
juga sekelas lagi sama Angel dan Daud” Kata Kiki
“Iya.
Ih nyebelin banget sih tu orang berdua” Marah Gita
“Tapi
kita juga sekelas sama Abner sama Olin” Kata Via
“Ya,
Kalau Olin sama Abner mah gak papa kali. Mereka sohib gw ini” Kata Kiki
“Ya
udah terima nasib aja lah” Kata Febby Pasrah.
“Anak
kelas 10 lagi MOS, ya. Ke taman aja, yuk” Ajak Via
“Ayuk
lah” Kata mereka
“Aku
juga lagi sumpek.” Kata Kiki
Sama halnya dengan Febby, Gita, Kiki,
dan Via. Ify, Gabriel, Shilla, dan Alvin pun sedang berdiri di depan papan
pengumuman
“Ify...Kita
sekelas lagi” Kata Shilla
“Yang
bener. Di kelas mana?” Tanya Ify
“Di
Kelas 11 IPA 2, Fy” Jawab Shilla
“Aaaa...”
Heboh Ify.
“Woy....Woy.
Kita di kelas mana?” Heboh Gabriel dan Alvin yang tiba – tiba baru datang
“Heboh
banget sih lu berdua” Kata Ify.
“Kita
dapet di kelas mana?” Tanya Alvin
“11
IPA 2” Jawab Shilla dengan ketus
“Ketus
banget sih lu, Shill” Kata Alvin
“Guys....Kita
jangan senang dulu” Kata Gabriel
“Lho,
kenapa sih yel?” Tanya Shilla
“Sion
juga sekelas sama kita, lho. Emangnya kalian gak liat tadi dia juga sekelas sama
kita?” Tanya Gabriel
“Gak
tahu gw mah. Si Shilla noh yang liat.
“Gw
kaga liat” Jawab Shilla
“Kita
juga sekelas sama Riko dan Goldi” Kata Ify
“Ye,
si neng Ify mah, ya. Kalau Riko sama Goldi mah gak papa kali sekelas sama kita.
Orang kita kan sohib-an sama mereka” Kata Alvin
“Iya
juga, ya” Kata Ify
“Ke
taman yuk. Lagian juga kelas kita lagi dipakai sama anak kelas 10 untuk MOS,
kan” Kata Shilla
“Ya
udah hayu lah” Kata Gabriel
Irsyad, Acha, Zevana, dan Rio pun juga
sedang berdiri di depan papan pengumuman.
“Cha,
kita sekelas” Kata Zevana
“Yang
bener lu, Ze?” Tanya Acha
“Di
kelas berapa?” Heboh Irsyad dan Rio yang tiba – tiba datang
“Heboh
banget sih lu” Protes Acha
“Di
Kelas 9-4. Kalian berdua juga sekelas sama kita” Jawab Zevana
“Asyik
donk. Kalau ulangan bisa nyontek.” Kata Rio
“Inget
woy. Kita udah kelas 9. Bukan saatnya untuk contek menyontek lagi. Tapi belajar
dan berusaha sendiri.” Kata Acha
“Tahu
lu, yo. Bisanya Cuma nyontek” Kata Zevana
“Kenapa
Cuma gw yang di marahin sih. Kenapa si Irsyad gak kalian marahin” Protes Rio.
“Karena
lu bisanya Cuma nyontek gak kayak Irsyad. Irsyad tuh gak pernah nyontek dan
tetap berusaha semampunya.” Marah Zevana
“Tuh
denger, yo” Kata Irsyad.
“Udah,
ah. Daripada kalian berantem. Mendingan kita ke taman aja. Lagian juga kelas
kita lagi di pakai MOS sama anak kelas 7.” Ajak Acha
Agni, Kiki, Debo, dan Nova juga sedang
berdiri di depan papan pengumuman.
“Woy.
Kita ber – empat sekelas lagi” teriak Agni
“Gak
usah teriak juga bisa kali, Ag” Protes Debo
“Kita
ber – empat dapet di kelas 8-1” Kata Nova
“Tapi
jangan seneg dulu, woy. Kita sekelas sama Lintar, Rizky sama Zahra. Ya kalau
sama Lintar dan Rizky sih fine – fine aja. Tapi gak deh kalau sama Zahra” Kata
Kiki
“Ih,
nyebelin benget sih tu orang” Kata Agni
“Udahlah,
ag. Ini udah keputusan. Kita harus nerima” Hibur Kiki
“Daripada
muka lu kusut begitu. Kita ke taman aja. Biar muka lu cerah, ag” Kata Nova
“Ayuk,
deh” Kata Agni
Aldi, Cakka, Kesha, dan juga Sheila
juga sedang berdiri di depan papan pengumuman
“Guys,
kita sekelas lagi lho” Kata Sheila
“Iya
di kelas 6-3” Kata Kesha dengan wajah yang berbinar – binar
“Kenapa
lu, Kesh. Senyum – senyum gitu. Masih waras, kan?” Tanya Aldi
“Ya
masih lah. Lu kira gw orang gila apa” Protes Kesha
“Tahulah
yang mau dibeliin baju baru gaun pesta lagi” Sindir Sheila
“Makanya
beli juga donk” Kata Kesha
“Gak
ah” Kata Sheila
“Nih
ya, Shel. Kita itu sebagai cewek harus tahu tentang fashion” Kata Kesha
“Dasar
cewek. Yang di omongin fashion mulu”
Sindir Cakka
“Bodo
amat” Kata Kesha
“Udah
ah. Ke taman aja yuk. Lagian hari ini belum mulai belajar kan?” Kata Sheila
Keke, Bastian, Olivia, Pricilla, dan
juga Oik juga sedang berdiri di depan papan pengumuman.
“Kita
sekelas lagi” Kata Pricilla
“Iya
di kelas 5-2” Kata Oik
“Bareng
sama Iyan dan Nyopon juga” Kata Bastian
“Kita
juga bareng kok sama Ourel” Kata Keke dan Olivia kompak
“BT
nih. Ngapain ya” Kata Oik
“Ke
taman aja yuk” Ajak Keke
“Ayuk
lah” Kata Pricilla
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar