Malam harinya di kamar asrama cowok no 19 yaitu kamarnya iqbal, ozy, cakka, aldi, dan bastian. Semuanya sudah terlelap tidur kecuali iqbal yang tidak bisa tidur. Dari tadi iqbal hanya bisa meringis menahan sakit di bagian perut dan juga mukanya. Ozy pun yang sudah tertidur nyenyak akhirnya terbangun juga karena gerakan iqbal yang hanya bisa membolak – balikkan badannya dan hanya bisa meringis menahan sakitnya.
“bal,
kamu kenapa? Gak bisa tidur?” tanya ozy
“iya,
zy. Sakit banget” jawab iqbal
“mau
aku kompresin lagi?” tanya ozy
“gak
usah, zy. Kamu tidur aja” jawab iqbal
“tapi
kan kamu jadi gak bisa tidur, bal” kata ozy
“gak
papa” kata iqbal
“kok
ngomong gitu sih” protes ozy
“beneran,
zy” kata iqbal
“mau
gak mau harus mau” kata ozy sambil mengambil air dingin untuk mengompres luka
memarnya iqbal
“tahan,
ya” kata ozy
“sss.....sakit,
zy” erang iqbal ketika luka di mukanya di kompres.
“udah
tahan” kata ozy. Aldi, cakka, dan bastian pun juga terbangun karena erangan
iqbal
“kenapa
sih ribut – ribut. Udah malam ini” protes bastian
“udah
jam 12 malam tahu. Ribut banget sih” protes aldi
“kenapa
sih pada ribut” protes cakka
“gak
papa kok. Aku lagi ngompres lukanya iqbal” kata ozy
“kita
bantu, ya” tawar cakka
“gak
usah, kka” jawab iqbal
“ambil
aja waslap 3 bantuin gw. Biar cepet selesai” kata ozy
“aduh...aduh...sakit.
udah, udah” kata iqbal meringis
“aldi
sama bastian kompres luka iqbal yang di perut” kata ozy
“hah...hah....udah,
udah...sakit” ringis iqbal yang mulai menangis
“tahan,
bal” kata ozy
“mas,
tahan.” Kata aldi menyemangati.
“zy,
anak – anak yang lain udah pada tahu belum aku kayak gini. Selain kalian ber –
4 sama deva, ray, obiet, tante ucie sama mama?” tanya iqbal
“kata
mama sih mama udah bilang ke anak – anak yang lain. Kak febby, kak ify, kak
irsyad, kak agni, olivia, kak gita, kak iel, kak acha, kak kiki, kesha, sheila,
pricilla, oik, kak kiki, kak shilla, kak zeva, kak debo, keke, kak via, kak
alvin, kak rio, kak nova, om duta, tante winda, om dave, sama tante ira udah
pada tahu semua” jawab ozy.
“kira
– kira kak zahra di hukum apa ya sama mama, zy. Aku takut, zy. Kalau aku
ketahuan sama kak zahra ngaduin hal ini ke kalian semua kak zahra bakal bikin
aku babak belur lebih dari ini, zy” kata iqbal
“tenang
mas iqbal. Kan masih ada kita sama kakak – kakak yang lain yang bakal
ngelindungi kita semua juga ada orang tua kita, kan” kata aldi
“iya
sih. Tapi kan aku takut” kata iqbal
“udah.
Tenang aja, bal” kata ozy
Setelah luka – luka iqbal di kompres
akhirnya dia pun bisa tidur juga. Dan setelah ngompres luka – luka iqbal. Ozy,
aldi, cakka, dan bastian pun tidur lagi.
Keesokan harinya iqbal pun tidak
masuk sekolah begitu pun dengan ozy yang masih belum di perbolehkan untuk
sekolah karena masih sakit.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.40
ketika agni sudah sampai di kelas, dan ketika itu juga zahra pun sudah datang. Dan
pada saat itu juga agni memarahi zahra gara – gara kemarin iqbal di bikin babak
belur olehnya.
“ZAHRA....”
teriak agni
“APAAN
SIH LOE” balas teriak zahra
“GAK
USAH PURA – PURA DECH LOE. LOE TAHU KAN GW MARAH – MARAH KE LOE GARA – GARA APA,
HAH” teriak agni
“gak
tahu tuh” balas zahra dengan pede nya.
“HEH
JANGAN MENTANG – MENTANG GW KAGA TAHU, YA. GW TAHU LOE KAN YANG BIKIN IQBAL
BABAK BELUR” marah agni
“HEH
JANGAN MENTANG – MENTANG LOE ANAK PEMILIK SEKOLAHAN LOE BISA NUDUH GW
SEMBARANGAN.” Teriak zahra
“GW
GAK NUDUH LOE SEMBARANGAN. TAPI GW NGOMONG YANG SEBENARNYA” teriak agni
“mana
buktinya” tantang zahra
“BUKTINYA
ADIK GW MUKA SAMA PERUTNYA BABAK BELUR PENUH LUKA. DAN ADIK GW JUGA NGOMONG
KALAU LOE YANG BIKIN DIA BABAK BELUR” marah agni
“siapa
tahu aja adik loe bohong” kata zahra dengan santainya
“SEBANGOR
– BANGORNYA ADIK GW DIA GAK PERNAH BOHONG GAK KAYAK LOE YANG SUKA BOHONGIN
ORANG. BAHKAN ORANG TUA JUGA KAMU SELALU BOHONGIN” marah agni
“oh”
balas zahra
“bukannya
loe di skors sama nyokap gw. Kenapa loe sekolah?” tanya agni sinis
“emang
nyokap loe men – skors gw. Tapi gw udah suruh orang untuk bersihin seluruh tempat
di asrama ini.” kata zahra
“palingan
juga kalau ketahuan nyokap gw. Loe bener – bener bakalan di keluarin dari
sekolahan ini” kata agni lalu pergi ke tempat duduknya.
Lalu setelah kejadian itu agni pun
berlalu menuju tempat duduknya. Di tempat duduknya agni pun berbincang –
bincang dengan sepupu – sepupu nya yang emang satu kelas.
“kenapa
lagi sih, ag?” tanya nova
“biasa
gw marahin si zahra” jawab agni
“oh
yang tentang dia bikin adek loe babak belur itu?” tanya kiki
“ya
yang mana lagi” jawab agni
“aku
juga kesel tuh, ag. Bagaimana pun iqbal itu kan sepupu aku juga. Ya walaupun
kita ngelawan tapi dia tuh punya segudang alasan ya kalau kita jawab malah
kitanya yang mati kutu. Mendingan gak usah di ladenin deh. Biar dia kapok. Kan kalau
kitanya gak ngeladenin dia dianya juga kan yang kesel” kata debo.
“tumben,
de. Loe pinter. Biasanya....” kata agni ngegantung
“apa?
Telmi gitu maksud loe” kata debo marah
“buset
dahdi gituin aja marah” goda nova
“apa
loe. Ikut – ikutan juga loe.” Kata debo
“iya...iya.
gak lagi deh” kata nova – agni
“eh,
sekarang pelajaran apa?” tanya agni
“bahasa
jepang” jawab kiki
“ada
pr gak?” tanya agni
“aduh...agni.
mana ada sih baru hari pertama masuk udah di kasih pr. Kalau hari ke dua atau
seterusnya sih ada. Tapi emangnya ada kalau hari pertama” jawab nova gemas.
“hehe...”
cengir agni
“nyengir
aja lu bisanya” sindir nova.
Di kelas 7-2 kelas obiet, deva, ray,
ozy, dan iqbal. Obiet, deva, dan ray sedang mengobrol – ngobrol.
“kemaren
– kemaren ozy yang gak masuk. Sekarang di tambah iqbal. Kak zahra demen banget
sih bikin orang sengsara” kata ray sedih
“udahlah,
ray. Kita do’ain aja mereka cepet sembuh. Lagian juga ozy kan bilang besok dia
udah masuk” hibur deva
“tapi
gw kasian sama iqbal. Lukanya separah itu. Kata ozy juga lukanya iqbal sampai
ke perut. Tadi aja kata si ozy semalam iqbal susah tidur” kata obiet sedih
“jangan
pada sedih begitu donk. Kita harus optimis kalau iqbal akan sembuh” kata deva
menghibur
“harus
optimis” kata deva
“optimis”
kata obiet + ray
“nanti
sepulang sekolah, habis ganti baju ke kamar mereka yuk. Jenguk mereka” ajak
deva
“ayuk”
jawab obiet + ray.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar