Kamis, 26 April 2012

Persahabatan & Persaudaraan Part 10





            Malam harinya di kamar asrama cowok no 19 yaitu kamarnya iqbal, ozy, cakka, aldi, dan bastian. Semuanya sudah terlelap tidur kecuali iqbal yang tidak bisa tidur. Dari tadi iqbal hanya bisa meringis menahan sakit di bagian perut dan juga mukanya. Ozy pun yang sudah tertidur nyenyak akhirnya terbangun juga karena gerakan iqbal yang hanya bisa membolak – balikkan badannya dan hanya bisa meringis menahan sakitnya.
“bal, kamu kenapa? Gak bisa tidur?” tanya ozy
“iya, zy. Sakit banget” jawab iqbal
“mau aku kompresin lagi?” tanya ozy
“gak usah, zy. Kamu tidur aja” jawab iqbal
“tapi kan kamu jadi gak bisa tidur, bal” kata ozy
“gak papa” kata iqbal
“kok ngomong gitu sih” protes ozy
“beneran, zy” kata iqbal
“mau gak mau harus mau” kata ozy sambil mengambil air dingin untuk mengompres luka memarnya iqbal
“tahan, ya” kata ozy
“sss.....sakit, zy” erang iqbal ketika luka di mukanya di kompres.
“udah tahan” kata ozy. Aldi, cakka, dan bastian pun juga terbangun karena erangan iqbal
“kenapa sih ribut – ribut. Udah malam ini” protes bastian
“udah jam 12 malam tahu. Ribut banget sih” protes aldi
“kenapa sih pada ribut” protes cakka
“gak papa kok. Aku lagi ngompres lukanya iqbal” kata ozy
“kita bantu, ya” tawar cakka
“gak usah, kka” jawab iqbal
“ambil aja waslap 3 bantuin gw. Biar cepet selesai” kata ozy
“aduh...aduh...sakit. udah, udah” kata iqbal meringis
“aldi sama bastian kompres luka iqbal yang di perut” kata ozy
“hah...hah....udah, udah...sakit” ringis iqbal yang mulai menangis
“tahan, bal” kata ozy
“mas, tahan.” Kata aldi menyemangati.
“zy, anak – anak yang lain udah pada tahu belum aku kayak gini. Selain kalian ber – 4 sama deva, ray, obiet, tante ucie sama mama?” tanya iqbal
“kata mama sih mama udah bilang ke anak – anak yang lain. Kak febby, kak ify, kak irsyad, kak agni, olivia, kak gita, kak iel, kak acha, kak kiki, kesha, sheila, pricilla, oik, kak kiki, kak shilla, kak zeva, kak debo, keke, kak via, kak alvin, kak rio, kak nova, om duta, tante winda, om dave, sama tante ira udah pada tahu semua” jawab ozy.
“kira – kira kak zahra di hukum apa ya sama mama, zy. Aku takut, zy. Kalau aku ketahuan sama kak zahra ngaduin hal ini ke kalian semua kak zahra bakal bikin aku babak belur lebih dari ini, zy” kata iqbal
“tenang mas iqbal. Kan masih ada kita sama kakak – kakak yang lain yang bakal ngelindungi kita semua juga ada orang tua kita, kan” kata aldi
“iya sih. Tapi kan aku takut” kata iqbal
“udah. Tenang aja, bal” kata ozy

            Setelah luka – luka iqbal di kompres akhirnya dia pun bisa tidur juga. Dan setelah ngompres luka – luka iqbal. Ozy, aldi, cakka, dan bastian pun tidur lagi.

            Keesokan harinya iqbal pun tidak masuk sekolah begitu pun dengan ozy yang masih belum di perbolehkan untuk sekolah karena masih sakit.

            Jam sudah menunjukkan pukul 06.40 ketika agni sudah sampai di kelas, dan ketika itu juga zahra pun sudah datang. Dan pada saat itu juga agni memarahi zahra gara – gara kemarin iqbal di bikin babak belur olehnya.
“ZAHRA....” teriak agni
“APAAN SIH LOE” balas teriak zahra
“GAK USAH PURA – PURA DECH LOE. LOE TAHU KAN GW MARAH – MARAH KE LOE GARA – GARA APA, HAH” teriak agni
“gak tahu tuh” balas zahra dengan pede nya.
“HEH JANGAN MENTANG – MENTANG GW KAGA TAHU, YA. GW TAHU LOE KAN YANG BIKIN IQBAL BABAK BELUR” marah agni
“HEH JANGAN MENTANG – MENTANG LOE ANAK PEMILIK SEKOLAHAN LOE BISA NUDUH GW SEMBARANGAN.” Teriak zahra
“GW GAK NUDUH LOE SEMBARANGAN. TAPI GW NGOMONG YANG SEBENARNYA” teriak agni
“mana buktinya” tantang zahra
“BUKTINYA ADIK GW MUKA SAMA PERUTNYA BABAK BELUR PENUH LUKA. DAN ADIK GW JUGA NGOMONG KALAU LOE YANG BIKIN DIA BABAK BELUR” marah agni
“siapa tahu aja adik loe bohong” kata zahra dengan santainya
“SEBANGOR – BANGORNYA ADIK GW DIA GAK PERNAH BOHONG GAK KAYAK LOE YANG SUKA BOHONGIN ORANG. BAHKAN ORANG TUA JUGA KAMU SELALU BOHONGIN” marah agni
“oh” balas zahra
“bukannya loe di skors sama nyokap gw. Kenapa loe sekolah?” tanya agni sinis
“emang nyokap loe men – skors gw. Tapi gw udah suruh orang untuk bersihin seluruh tempat di asrama ini.” kata zahra
“palingan juga kalau ketahuan nyokap gw. Loe bener – bener bakalan di keluarin dari sekolahan ini” kata agni lalu pergi ke tempat duduknya.

            Lalu setelah kejadian itu agni pun berlalu menuju tempat duduknya. Di tempat duduknya agni pun berbincang – bincang dengan sepupu – sepupu nya yang emang satu kelas.
“kenapa lagi sih, ag?” tanya nova
“biasa gw marahin si zahra” jawab agni
“oh yang tentang dia bikin adek loe babak belur itu?” tanya kiki
“ya yang mana lagi” jawab agni
“aku juga kesel tuh, ag. Bagaimana pun iqbal itu kan sepupu aku juga. Ya walaupun kita ngelawan tapi dia tuh punya segudang alasan ya kalau kita jawab malah kitanya yang mati kutu. Mendingan gak usah di ladenin deh. Biar dia kapok. Kan kalau kitanya gak ngeladenin dia dianya juga kan yang kesel” kata debo.
“tumben, de. Loe pinter. Biasanya....” kata agni ngegantung
“apa? Telmi gitu maksud loe” kata debo marah
“buset dahdi gituin aja marah” goda nova
“apa loe. Ikut – ikutan juga loe.” Kata debo
“iya...iya. gak lagi deh” kata nova – agni
“eh, sekarang pelajaran apa?” tanya agni
“bahasa jepang” jawab kiki
“ada pr gak?” tanya agni
“aduh...agni. mana ada sih baru hari pertama masuk udah di kasih pr. Kalau hari ke dua atau seterusnya sih ada. Tapi emangnya ada kalau hari pertama” jawab nova gemas.
“hehe...” cengir agni
“nyengir aja lu bisanya” sindir nova.

            Di kelas 7-2 kelas obiet, deva, ray, ozy, dan iqbal. Obiet, deva, dan ray sedang mengobrol – ngobrol.
“kemaren – kemaren ozy yang gak masuk. Sekarang di tambah iqbal. Kak zahra demen banget sih bikin orang sengsara” kata ray sedih
“udahlah, ray. Kita do’ain aja mereka cepet sembuh. Lagian juga ozy kan bilang besok dia udah masuk” hibur deva
“tapi gw kasian sama iqbal. Lukanya separah itu. Kata ozy juga lukanya iqbal sampai ke perut. Tadi aja kata si ozy semalam iqbal susah tidur” kata obiet sedih
“jangan pada sedih begitu donk. Kita harus optimis kalau iqbal akan sembuh” kata deva menghibur
“harus optimis” kata deva
“optimis” kata obiet + ray
“nanti sepulang sekolah, habis ganti baju ke kamar mereka yuk. Jenguk mereka” ajak deva
“ayuk” jawab obiet + ray.
#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar