Ada sebuah rumah di jakarta yang sangat mewah, indah, luas, dan paling wah di seluruh jakarta, bahkan diseluruh dunia. Karena rumah tersebut adalah milik seseorang pengusaha terbesar dan tersebar di seluruh indonesia. Pengusaha itu bukan hanya satu melainkan ada 6 pengusaha, mereka adalah adik kakak. Dan juga masing – masing mempunyai 7 anak. Dan dirumah itu mereka ber – 35 termasuk orang tua dan anak – anak mereka tinggal dalam satu rumah yang sangat luas dan mewah dan juga megah nan indah. Dan sekarang dirumah itu sedang terjadi keributan, ya biasalah anak remaja yang masih suka saling ngejailin.
“SIPIT.....mana sepatu
gw” Teriak Zevana
“Apaan sih, ndut. Pagi
– pagi udah teriak – teriak. Ini masih jam setengah enam, woy” Teriak Alvin,
yang dipanggil Sipit oleh Zevana
“Balikin sepatu gw
gak???” Teriak Zevana
“Bukan gw yang
ngumpetin sepatu lu,ndut” Teriak Alvin
“Terus Siapa???
Hantu????” Teriak Zevana
“Iya kali” Kata Alvin
“Kan loe yang sering
dan yang paling sering ngumpetin sepatu gw” Kata Zevana
“Gw gak tahu ya, ndut”
Kata Alvin
“Ya terus siapa gw
tanya?” Teriak Zevana
“Gw kaga tahu, Gendut”
Teriak Alvin
“Jangan bohong” Teriak
Zevana
“Gw kaga bohong,
Gendut” Teriak Alvin
“Kak Zeze, nih
sepatunya kakak. Kemarin malam Debo lihat kak Alvin ngumpetin sepatu kakak di semak”
Kata Debo yang muncul dengan tiba – tiba.
“Makasih ya, de.
SIPIT.....” Kata Zevana lalu berteriak
“DEBO.....KENAPA DI
KASIH TAHU” Teriak Alvin memarahi Debo
“Salah Debo apa sih,
kak” Kata Debo dengan wajah yang memelas.
“Banyak tahu gak
kesalahan kamu” Kata Alvin
“Ya udah kalau Debo
salah, Debo minta maap” Kata Debo
“Debo, udah ya debo
balik aja. Makan aja gih. Biar kak Alvin kakak yang urus” Kata Zevana lembut,
lalu Debo pun balik ke meja makan.
“SIPIT...KENAPA LU
MARAHIN ADIK GW” Teriak Zevana
“Ya karena di ngasih
tahu loe” Kata Alvin dengan santainya
“Dan intinya loe yang
ngumpetin sepatu gw” Teriak Zevana.
“Terus kalau gw yang
ngumpetin sepatu loe kenapa?” Teriak Alvin.
“Ya gak boleh lah,
secara itu sepatu kesayangan gw” Kata Zevana
“STOP.....kalian ini
dari tadi ribut mulu. Setiap pagi kalian itu bisanya Cuma ribut. Mama aja yang
dengernya aja pusing” Teriak Bu Ucie yang tiba – tiba datang
“Ini, ma sepatunya
Zeze di umpetin mulu sama Alvin” Kata Zevana dengan nada sinis
“Kamu itu Alvin,
bisanya Cuma ngejailin Zevana doank. Kamu itu kan lebih tua dari Zevana,
seharusnya kasih contoh yang baik sama Zevana, bukan sebaliknya” Kata Bu Ucie
“Iya, Tante” Kata
Alvin
“Udah sana kalian
makan. Mama udah siapin makanan” Kata Bu Ucie
“Iya” Kata Alvin +
Zevana
Di meja makan, mereka semua sedang
makan – makan dengan lahapnya, lalu Pak Duta meminta Alvin untuk memanggil Ify,
Febby, Nova, Keke, dan Oik yang belum turun juga.
“Alvin, Tolong kalian
panggilkan Ify, Febby, Nova, Keke sama Oik, ya. Suruh mereka turun sebentar
lagi kita mau berangkat, kan?” Suruh Pak Duta.
“Ah, om. Gabriel aja
yang manggil” Protes Alvin
“Kenapa harus gw sih,
vin. Kan yang disuruh loe” Protes Gabriel
“Kan loe lebih tua
dari gw” Kata Alvin asal nyeplos
“Lebih tua dari mana?
Dari Hongkong? Kita kan sebaya” Protes Gabriel
“Tapi kan yang lahir
duluan kan loe” Kata Alvin
“Udah – udah, Stop
jangan pada berantem. Dua – duanya panggil Ify, Febby, Nova, Keke sama Oik.
SEKARANG” Teriak Bu Winda.
“I...iya, Ma” Kata
Gabriel.
“I...iya, Tante.
Hehehe” Kata Alvin sambil cengengesan
Dan sambil jalan mereka pun berantem,
karena mereka malas untuk memanggil Ify, Febby, Nova, Keke, dan Oik untuk
turun.
“Loe sih, yel. Gw kan
jadinya di marahin” Protes Alvin
“Salah loe kali.
Kenapa nyuruh gw. Kan yang disuruh loe, Sipit” Protes Gabriel
“Salah loe” Kata Alvin
“Salah loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“GABRIEL, ALVIN.
JANGAN BERANTEM. PANGGIL MEREKA SEKARANG JUGA” Teriak Bu Ira
“I...iya, Tante” Kata
Gabriel
“I..iya, Ma” Kata
Alvin
Dikamar. Ify, Febby, Nova, Keke, dan
Oik masih berbincang – bincang tentang sekolahnya. Karena hari ini adalah hari
pertama mereka masuk sekolah setelah mereka libur panjang selama 1 bulan dan
hari ini mereka harus kembali ke asrama. Dan orang tua mereka pun adalah guru –
guru yang merangkap menjadi Kepala Sekolah dan juga Wakil Kepala Sekolah.
Sekedar informasi Sekolah Internasional School ini berbeda dari sekolah –
sekolah yang lainnya. Sekolah Internasional School ini liburnya paling lama
dibanding sekolah – sekolah yang lainnya dan juga jika mengadakan ulangan baik
ulangan harian, ulangan sekolah, ulangan tengah semester pasti sekolah
Internasional School sudah mengadakan duluan, kecuali jika UN saja. Jika UN
dilaksanakan serempak.
“Nggak nyangka, ya.
Hari ini kita sudah mulai masuk kembali. Senangnya” Kata Febby.
“Iya, Kak. Udah mulai
tahun ajaran baru. Pokoknya suasana baru” Kata Ify
“Iya, Kak. Nggak
nyangka sekarang aku udah kelas 2 SMP” Kata Nova
“Iya, sekarang aku
juga udah kelas 5 SD” Kata Keke
“Iya nih. Nggak
nyangka sekarang aku juga udah kelas 5 SD.” Kata Oik
“Iya, Kak Febby juga
udah kelas 3 SMA. Kakak harus rajin dan serius belajarnya” Kata Febby
“Iya nih, Ify juga gak
nyangka sekarang Ify udah kelas 2 SMA.” Kata Ify
“Pokoknya kita harus
semangat belajar” Kata Febby
“Semangat menempuh
ujian” Kata Oik
“Semangat untuk
memulai tahun ajaran baru” Kata Ify
“Semangat untuk apa
yang kita lakukan” Kata Nova
Tiba – tiba pintu kamar mereka di
ketuk oleh seseorang lalu Ify pun membukanya. Dan yang membuka pintu kamar
mereka tak lain dan tak bukan adalah Gabriel dan Alvin
“Woy, Cepetan donk
dandannya udah ditunggu di meja makan tuh” Kata Gabriel
“Iya kakakku yang
cungkring” Kata Oik
“Semprul lu, ik” Kata
Gabriel
“Lho, bener kan, kak”
Kata Oik
“Gak, itu Fitnah” Kata
Gabriel
“Itu bukan Fitnah,
yel. Tapi kenyataan” Kata Ify
“Semprul banget sih,
lu, Fy” Kata Gabriel
“Kok jadi pada
berantem begini sih. Pokoknya cepet turun, yang lain udah pada nunggu di meja
makan. Dan gak pake lama” Kata Alvin
“Iya, Sipit” Kata
Febby
“Gak lucu, kak” Kata
Alvin marah
“Hahaha...Iya deh,
Vin” Kata Febby sambil ketawa.
Lalu tak berapa lama kemudian mereka
pun telah selesai berdandan. Dan kemudian bergabung untuk sarapan bersama yang
lainnya sambil bersenda gurau.
“Lama banget sih, kak
turunnya” Kata Iqbal
“Biasalah bal masalah
cewek” Kata Febby
“Kak Agni aja
dandannya gak selama kakak” Kata Ozy
“Beda, Zy. Agni kan
beda sama kita. Agni kan gak pernah kenal sama yang namanya dandan” Kata Ify
“Ye, ngejek lu, kak”
Marah Agni
“Hehe...Piss, Ag” Kata
Ify sambil ketawa
“Santai aja lagi, kak.
Bercanda doank, kidding, kak” Kata Agni
“Haha....iya, iya”
Kata Ify sambil tertawa
Dan kemudian setelah mereka menyantap
sarapan bersama mereka pun lalu membawa barang – barang yang semalam telah
mereka bereskan yang tentunya perlengkapan sekolah dan juga perlengkapan sehari
– hari, lalu membawanya ke bagasi mobil. Lalu mereka pun naik ke mobil masing –
masing. Ada 4 mobil yang telah tersedia yang siap mereka tumpangi untuk menuju
ke asrama. Di mobil 1 ada Febby, Ify, Irsyad, Agni, Ozy Iqbal, Olivia, dan
tentunya Bu Okky yang notabene nya adalah ibu mereka. Lalu di mobil ke 2 ada
Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Ray, Pricilla, Oik dan tentunya Pak Dave dan juga Bu
Winda yang notabene nya adalah orang tua mereka. Lalu di mobil 3 ada Kiki,
Shilla, Zevana, Debo, Obiet, Aldi, Keke dan tentunya Pak Duta dan juga Bu Ucie
yang notabene nya adalah orang tua mereka. Dan di mobil 4 ada Sivia, Alvin,
Rio, Nova, Deva, Cakka, Bastian dan tentunya ada Bu Ira yang notabene nya
adalah ibu mereka. Dan tentunya mobil – mobil itu dikendarai oleh supir
pribadi. Karena mobil – mobil mereka nggak mungkin menginap di asrama.
Dan diperjalanan mereka pun asyik berbincang – bincang. Ada ada saja yang
mereka bicarakan. Tentang pacar lah, tentang teman, dan tentunya dan yang
paling pasti tentang pelajaran dan suasana di asrama di tahun ajaran yang baru.
Mari kita lihat di mobil 1 apa yang sedang mereka perbincangkan.
“Yeay, akhirnya tahun
ajaran baru dimulai. Gimana ya suasana di asrama di tahun ajaran yang baru
ini?” Tanya Ify penasaran
“Ya, mungkin akan
lebih seru lagi, Fy” Kata Febby
“Tahun ini Ozy sama
Iqbal di MOS, kan??” Tanya Ify
“Iya, kak” Jawab Ozy
dan Iqbal kompak
“Kalian udah siap di
MOS?” Tanya Febby
“Siap gak siap, kak”
Jawab Ozy dan Iqbal yang lagi – lagi kompak
“Kan OSIS nya temen
kakak, de. Rizky, Lintar, sama Zahra. Kalian hati – hati aja, ya sama Kak
Zahra. Kalo Kak Zahra ngapa – ngapain kalian sampai keterlaluan aduin aja ke
bunda atau ke kakak – kakak yang lain. Soalnya Kak Zahra itu Jahat, de. Kejam.
Dia pernah buat temen kakak namanya Kak Chintya sampai sakit. Dan Kak Zahra
juga pernah buat temen kakak yang lainnya namanya itu Kak Ridwan sampai
kecelakaan. Hati – hati aja ya, de sama Kak Zahra. Kalo Kak Rizky sama Kak
Lintar mah orangnya baik, sopan. Kalau Kak Zahra ngapa – ngapain kalian, kalian
aduin aja ke mereka. Biar mereka bilang ke kakak” Kata Agni panjang lebar
“Itu beneran, kak?”
Tanya Iqbal
“Iya, de” Jawab Agni
“Kok Kak Zahra kejam
banget sampe segitunya sih, kak?” Tanya Ozy
“Ya, namanya juga
Zahra. Kalau gak kejam ya bukan dia” Jawab Agni
“Hush..Agni, kamu
jangan nakut – nakutin adik – adikmu” Protes Bu Okky
“Ya, Ma. Tapi itukan
bener. Agni aja heran, kenapa Agni punya temen kayak dia” Jawab Agni
“Udahlah sayang yang
penting kita berdoa aja semoga adik – adikmu sama sepupu – sepupumu yang lain
dan juga anak – anak yang lain yang kelas 7 yang besok di MOS mudah – mudahan
gak di apa – apain sama Zahra” Kata Bu Okky sambil Berdoa
“AMIN....” Kata
semuanya serempak
Sementara di mobil 2, tepatnya yang di
huni oleh Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Ray, Pricilla, Oik, Pak Dave, Bu Winda dan
tentunya supir pribadi, karena tidak mungkin mobil mereka menginap di Asrama.
Mereka sedang berbincang – bincang.
“Wah, akhirnya kita
masuk sekolah lagi, gak terasa, ya” Kata Gita
“Iya, kak” Kata Ray
“Iya, kamu jangan buat
ulah lagi, Ray” Kata Gita
“Lah, Ray yang buat
ulah kenapa kakak yang pusing” Kata Ray
“Ya iyalah kakak yang
pusing. Kakak tuh yang ngurusin kamu” Kata Gita
“Mama sama Papa aja
gak pusing – pusing amat mikirin Ray” Kata Ray
“Udah – udah, kenapa
jadi pada berantem begini” Kata Bu Winda marah
“Tuh Ray nya duluan,
Ma” Kata Gita
“Kak Gita nya duluan
tuh, Ma” Kata Ray membalas
“Udah – udah.
Stop..Stop. Dua – dua nya yang salah. BAIKAN” Kata Pak Dave marah
“Kan Kak Gita yang
salah, Ma. Kenapa Ray yang harus minta maaf” Protes Ray
“Udah kenapa sih, Kak.
Minta maaf apa susahnya. Kakak sama Kak Gita kan tuaan Kak Gita. Jadi sebagai
adik kakak tuh harus menghormati kak Gita yang lebih tua dari kakak. Udahlah
apa susahnya minta maaf, Kak” Kata Oik panjang lebar
“Iya, iya. Ray minta
maaf ya, kak” Kata Ray
“Iya. Pokoknya tahun
ini dan seterusnya jangan bikin ulah lagi.” Kata Gita
“Orang bukan Ray kok
yang buat ulah” Bela Ray.
“RAAAAY” Teriak
semuanya
“Iya, iya” Jawab Ray
Begitulah sepenggal pembicaraan mereka
di mobil. Di mobil yang diisi oleh Kiki, Shilla, Zevana, Debo, Obiet, Aldi,
Keke, Pak Duta, Bu Ucie dan juga di mobil yang diisi oleh Sivia, Alvin, Rio,
Nova, Deva, Cakka, Bastian, Bu Ira tak beda jauh pembicaraannya.
Ya, akhirnya mereka sampai juga di
sekolah mereka tercinta yang berasrama apalagi Ify yang sangat kangen sama
sekolahan.
“Akhirnya sampe juga”
Kata Gita yang capek
“Yeee....Gw kangen
sama sekolahan ini” Kata Ify
“Udah ah, Fy. Malu –
maluin aja lu” Kata Febby
“Tahu lu, kka” Kata
Ozy dengan lemas
“Lu, kenapa zy.
Sakit?” Tanya Ify
“Iya, sayang. Muka
kamu pucet, lho?” Kata Bu Ira
“Gak kok. Ozy gak
sakit. Ozy Cuma capek aja. Pengen tidur” Kata Ozy
“Ya udah habis ini
pakai tidur aja, ya. Yang lain juga” Kata Bu Winda
“Iya..” Jawab Semuanya
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar