Senin, 23 April 2012

Persahabatan & Persaudaraan Part 1





          Ada sebuah rumah di jakarta yang sangat mewah, indah, luas, dan paling wah di seluruh jakarta, bahkan diseluruh dunia. Karena rumah tersebut adalah milik seseorang pengusaha terbesar dan tersebar di seluruh indonesia. Pengusaha itu bukan hanya satu melainkan ada 6 pengusaha, mereka adalah adik kakak. Dan juga masing – masing mempunyai 7 anak. Dan dirumah itu mereka ber – 35 termasuk orang tua dan anak – anak mereka tinggal dalam satu rumah yang sangat luas dan mewah dan juga megah nan indah. Dan sekarang dirumah itu sedang terjadi keributan, ya biasalah anak remaja yang masih suka saling ngejailin.

“SIPIT.....mana sepatu gw” Teriak Zevana
“Apaan sih, ndut. Pagi – pagi udah teriak – teriak. Ini masih jam setengah enam, woy” Teriak Alvin, yang dipanggil Sipit oleh Zevana
“Balikin sepatu gw gak???” Teriak Zevana
“Bukan gw yang ngumpetin sepatu lu,ndut” Teriak Alvin
“Terus Siapa??? Hantu????” Teriak Zevana
“Iya kali” Kata Alvin
“Kan loe yang sering dan yang paling sering ngumpetin sepatu gw” Kata Zevana
“Gw gak tahu ya, ndut” Kata Alvin
“Ya terus siapa gw tanya?” Teriak Zevana
“Gw kaga tahu, Gendut” Teriak Alvin
“Jangan bohong” Teriak Zevana
“Gw kaga bohong, Gendut” Teriak  Alvin
“Kak Zeze, nih sepatunya kakak. Kemarin malam Debo lihat kak Alvin ngumpetin sepatu kakak di semak” Kata Debo yang muncul dengan tiba – tiba.
“Makasih ya, de. SIPIT.....” Kata Zevana lalu berteriak
“DEBO.....KENAPA DI KASIH TAHU” Teriak Alvin memarahi Debo
“Salah Debo apa sih, kak” Kata Debo dengan wajah yang memelas.
“Banyak tahu gak kesalahan kamu” Kata Alvin
“Ya udah kalau Debo salah, Debo minta maap” Kata Debo
“Debo, udah ya debo balik aja. Makan aja gih. Biar kak Alvin kakak yang urus” Kata Zevana lembut, lalu Debo pun balik ke meja makan.
“SIPIT...KENAPA LU MARAHIN ADIK GW” Teriak Zevana
“Ya karena di ngasih tahu loe” Kata Alvin dengan santainya
“Dan intinya loe yang ngumpetin sepatu gw” Teriak Zevana.
“Terus kalau gw yang ngumpetin sepatu loe kenapa?” Teriak Alvin.
“Ya gak boleh lah, secara itu sepatu kesayangan gw” Kata Zevana
“STOP.....kalian ini dari tadi ribut mulu. Setiap pagi kalian itu bisanya Cuma ribut. Mama aja yang dengernya aja pusing” Teriak Bu Ucie yang tiba – tiba datang
“Ini, ma sepatunya Zeze di umpetin mulu sama Alvin” Kata Zevana dengan nada sinis
“Kamu itu Alvin, bisanya Cuma ngejailin Zevana doank. Kamu itu kan lebih tua dari Zevana, seharusnya kasih contoh yang baik sama Zevana, bukan sebaliknya” Kata Bu Ucie
“Iya, Tante” Kata Alvin
“Udah sana kalian makan. Mama udah siapin makanan” Kata Bu Ucie
“Iya” Kata Alvin + Zevana

          Di meja makan, mereka semua sedang makan – makan dengan lahapnya, lalu Pak Duta meminta Alvin untuk memanggil Ify, Febby, Nova, Keke, dan Oik yang belum turun juga.

“Alvin, Tolong kalian panggilkan Ify, Febby, Nova, Keke sama Oik, ya. Suruh mereka turun sebentar lagi kita mau berangkat, kan?” Suruh Pak Duta.
“Ah, om. Gabriel aja yang manggil” Protes Alvin
“Kenapa harus gw sih, vin. Kan yang disuruh loe” Protes Gabriel
“Kan loe lebih tua dari gw” Kata Alvin asal nyeplos
“Lebih tua dari mana? Dari Hongkong? Kita kan sebaya” Protes Gabriel
“Tapi kan yang lahir duluan kan loe” Kata Alvin
“Udah – udah, Stop jangan pada berantem. Dua – duanya panggil Ify, Febby, Nova, Keke sama Oik. SEKARANG” Teriak Bu Winda.
“I...iya, Ma” Kata Gabriel.
“I...iya, Tante. Hehehe” Kata Alvin sambil cengengesan

          Dan sambil jalan mereka pun berantem, karena mereka malas untuk memanggil Ify, Febby, Nova, Keke, dan Oik untuk turun.
“Loe sih, yel. Gw kan jadinya di marahin” Protes Alvin
“Salah loe kali. Kenapa nyuruh gw. Kan yang disuruh loe, Sipit” Protes Gabriel
“Salah loe” Kata Alvin
“Salah loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“Loe”
“GABRIEL, ALVIN. JANGAN BERANTEM. PANGGIL MEREKA SEKARANG JUGA” Teriak Bu Ira
“I...iya, Tante” Kata Gabriel
“I..iya, Ma” Kata Alvin

          Dikamar. Ify, Febby, Nova, Keke, dan Oik masih berbincang – bincang tentang sekolahnya. Karena hari ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah setelah mereka libur panjang selama 1 bulan dan hari ini mereka harus kembali ke asrama. Dan orang tua mereka pun adalah guru – guru yang merangkap menjadi Kepala Sekolah dan juga Wakil Kepala Sekolah. Sekedar informasi Sekolah Internasional School ini berbeda dari sekolah – sekolah yang lainnya. Sekolah Internasional School ini liburnya paling lama dibanding sekolah – sekolah yang lainnya dan juga jika mengadakan ulangan baik ulangan harian, ulangan sekolah, ulangan tengah semester pasti sekolah Internasional School sudah mengadakan duluan, kecuali jika UN saja. Jika UN dilaksanakan serempak.

“Nggak nyangka, ya. Hari ini kita sudah mulai masuk kembali. Senangnya” Kata Febby.
“Iya, Kak. Udah mulai tahun ajaran baru. Pokoknya suasana baru” Kata Ify
“Iya, Kak. Nggak nyangka sekarang aku udah kelas 2 SMP” Kata Nova
“Iya, sekarang aku juga udah kelas 5 SD” Kata Keke
“Iya nih. Nggak nyangka sekarang aku juga udah kelas 5 SD.” Kata Oik
“Iya, Kak Febby juga udah kelas 3 SMA. Kakak harus rajin dan serius belajarnya” Kata Febby
“Iya nih, Ify juga gak nyangka sekarang Ify udah kelas 2 SMA.” Kata Ify
“Pokoknya kita harus semangat belajar” Kata Febby
“Semangat menempuh ujian” Kata Oik
“Semangat untuk memulai tahun ajaran baru” Kata Ify
“Semangat untuk apa yang kita lakukan” Kata Nova

          Tiba – tiba pintu kamar mereka di ketuk oleh seseorang lalu Ify pun membukanya. Dan yang membuka pintu kamar mereka tak lain dan tak bukan adalah Gabriel dan Alvin

“Woy, Cepetan donk dandannya udah ditunggu di meja makan tuh” Kata Gabriel
“Iya kakakku yang cungkring” Kata Oik
“Semprul lu, ik” Kata Gabriel
“Lho, bener kan, kak” Kata Oik
“Gak, itu Fitnah” Kata Gabriel
“Itu bukan Fitnah, yel. Tapi kenyataan” Kata Ify
“Semprul banget sih, lu, Fy” Kata Gabriel
“Kok jadi pada berantem begini sih. Pokoknya cepet turun, yang lain udah pada nunggu di meja makan. Dan gak pake lama” Kata Alvin
“Iya, Sipit” Kata Febby
“Gak lucu, kak” Kata Alvin marah
“Hahaha...Iya deh, Vin” Kata Febby sambil ketawa.

          Lalu tak berapa lama kemudian mereka pun telah selesai berdandan. Dan kemudian bergabung untuk sarapan bersama yang lainnya sambil bersenda gurau.
“Lama banget sih, kak turunnya” Kata Iqbal
“Biasalah bal masalah cewek” Kata Febby
“Kak Agni aja dandannya gak selama kakak” Kata Ozy
“Beda, Zy. Agni kan beda sama kita. Agni kan gak pernah kenal sama yang namanya dandan” Kata Ify
“Ye, ngejek lu, kak” Marah Agni
“Hehe...Piss, Ag” Kata Ify sambil ketawa
“Santai aja lagi, kak. Bercanda doank, kidding, kak” Kata Agni
“Haha....iya, iya” Kata Ify sambil tertawa

          Dan kemudian setelah mereka menyantap sarapan bersama mereka pun lalu membawa barang – barang yang semalam telah mereka bereskan yang tentunya perlengkapan sekolah dan juga perlengkapan sehari – hari, lalu membawanya ke bagasi mobil. Lalu mereka pun naik ke mobil masing – masing. Ada 4 mobil yang telah tersedia yang siap mereka tumpangi untuk menuju ke asrama. Di mobil 1 ada Febby, Ify, Irsyad, Agni, Ozy Iqbal, Olivia, dan tentunya Bu Okky yang notabene nya adalah ibu mereka. Lalu di mobil ke 2 ada Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Ray, Pricilla, Oik dan tentunya Pak Dave dan juga Bu Winda yang notabene nya adalah orang tua mereka. Lalu di mobil 3 ada Kiki, Shilla, Zevana, Debo, Obiet, Aldi, Keke dan tentunya Pak Duta dan juga Bu Ucie yang notabene nya adalah orang tua mereka. Dan di mobil 4 ada Sivia, Alvin, Rio, Nova, Deva, Cakka, Bastian dan tentunya ada Bu Ira yang notabene nya adalah ibu mereka. Dan tentunya mobil – mobil itu dikendarai oleh supir pribadi. Karena mobil – mobil mereka nggak mungkin menginap di asrama.

          Dan diperjalanan mereka pun asyik  berbincang – bincang. Ada ada saja yang mereka bicarakan. Tentang pacar lah, tentang teman, dan tentunya dan yang paling pasti tentang pelajaran dan suasana di asrama di tahun ajaran yang baru. Mari kita lihat di mobil 1 apa yang sedang mereka perbincangkan.

“Yeay, akhirnya tahun ajaran baru dimulai. Gimana ya suasana di asrama di tahun ajaran yang baru ini?” Tanya Ify penasaran
“Ya, mungkin akan lebih seru lagi, Fy” Kata Febby
“Tahun ini Ozy sama Iqbal di MOS, kan??” Tanya Ify
“Iya, kak” Jawab Ozy dan Iqbal kompak
“Kalian udah siap di MOS?” Tanya Febby
“Siap gak siap, kak” Jawab Ozy dan Iqbal yang lagi – lagi kompak
“Kan OSIS nya temen kakak, de. Rizky, Lintar, sama Zahra. Kalian hati – hati aja, ya sama Kak Zahra. Kalo Kak Zahra ngapa – ngapain kalian sampai keterlaluan aduin aja ke bunda atau ke kakak – kakak yang lain. Soalnya Kak Zahra itu Jahat, de. Kejam. Dia pernah buat temen kakak namanya Kak Chintya sampai sakit. Dan Kak Zahra juga pernah buat temen kakak yang lainnya namanya itu Kak Ridwan sampai kecelakaan. Hati – hati aja ya, de sama Kak Zahra. Kalo Kak Rizky sama Kak Lintar mah orangnya baik, sopan. Kalau Kak Zahra ngapa – ngapain kalian, kalian aduin aja ke mereka. Biar mereka bilang ke kakak” Kata Agni panjang lebar
“Itu beneran, kak?” Tanya Iqbal
“Iya, de” Jawab Agni
“Kok Kak Zahra kejam banget sampe segitunya sih, kak?” Tanya Ozy
“Ya, namanya juga Zahra. Kalau gak kejam ya bukan dia” Jawab Agni
“Hush..Agni, kamu jangan nakut – nakutin adik – adikmu”  Protes Bu Okky
“Ya, Ma. Tapi itukan bener. Agni aja heran, kenapa Agni punya temen kayak dia” Jawab Agni
“Udahlah sayang yang penting kita berdoa aja semoga adik – adikmu sama sepupu – sepupumu yang lain dan juga anak – anak yang lain yang kelas 7 yang besok di MOS mudah – mudahan gak di apa – apain sama Zahra” Kata Bu Okky sambil Berdoa
“AMIN....” Kata semuanya serempak

          Sementara di mobil 2, tepatnya yang di huni oleh Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Ray, Pricilla, Oik, Pak Dave, Bu Winda dan tentunya supir pribadi, karena tidak mungkin mobil mereka menginap di Asrama. Mereka sedang berbincang – bincang.
“Wah, akhirnya kita masuk sekolah lagi, gak terasa, ya” Kata Gita
“Iya, kak” Kata Ray
“Iya, kamu jangan buat ulah lagi, Ray” Kata Gita
“Lah, Ray yang buat ulah kenapa kakak yang pusing” Kata Ray
“Ya iyalah kakak yang pusing. Kakak tuh yang ngurusin kamu” Kata Gita
“Mama sama Papa aja gak pusing – pusing amat mikirin Ray” Kata Ray
“Udah – udah, kenapa jadi pada berantem begini” Kata Bu Winda marah
“Tuh Ray nya duluan, Ma” Kata Gita
“Kak Gita nya duluan tuh, Ma” Kata Ray membalas
“Udah – udah. Stop..Stop. Dua – dua nya yang salah. BAIKAN” Kata Pak Dave marah
“Kan Kak Gita yang salah, Ma. Kenapa Ray yang harus minta maaf” Protes Ray
“Udah kenapa sih, Kak. Minta maaf apa susahnya. Kakak sama Kak Gita kan tuaan Kak Gita. Jadi sebagai adik kakak tuh harus menghormati kak Gita yang lebih tua dari kakak. Udahlah apa susahnya minta maaf, Kak” Kata Oik panjang lebar
“Iya, iya. Ray minta maaf ya, kak” Kata Ray
“Iya. Pokoknya tahun ini dan seterusnya jangan bikin ulah lagi.” Kata Gita
“Orang bukan Ray kok yang buat ulah” Bela Ray.
“RAAAAY” Teriak semuanya
“Iya, iya” Jawab Ray

          Begitulah sepenggal pembicaraan mereka di mobil. Di mobil yang diisi oleh Kiki, Shilla, Zevana, Debo, Obiet, Aldi, Keke, Pak Duta, Bu Ucie dan juga di mobil yang diisi oleh Sivia, Alvin, Rio, Nova, Deva, Cakka, Bastian, Bu Ira tak beda jauh pembicaraannya.

          Ya, akhirnya mereka sampai juga di sekolah mereka tercinta yang berasrama apalagi Ify yang sangat kangen sama sekolahan.
“Akhirnya sampe juga” Kata Gita yang capek
“Yeee....Gw kangen sama sekolahan ini” Kata Ify
“Udah ah, Fy. Malu – maluin aja lu” Kata Febby
“Tahu lu, kka” Kata Ozy dengan lemas
“Lu, kenapa zy. Sakit?” Tanya Ify
“Iya, sayang. Muka kamu pucet, lho?” Kata Bu Ira
“Gak kok. Ozy gak sakit. Ozy Cuma capek aja. Pengen tidur” Kata Ozy
“Ya udah habis ini pakai tidur aja, ya. Yang lain juga” Kata Bu Winda
“Iya..” Jawab Semuanya

#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar