Kamis, 26 April 2012

Shilla Dan Mahkota Peri Part 7


                Shilla melesat begitu cepatnya hingga oik terpaksa ngebut agar bisa mengejarnya. Demikian cepatnya oik terbang, sehingga ketika shilla berhenti sejenak ditangga tengah home tree, diantara lantai dua dan tiga, oik menabraknya dan jatuh terjengkang.
“aduuuh!” seru oik
“lihat lihat dong kemana kau terbang!” teriak shilla. Ia menatap oik dengan galak sebelum melanjutkan perjalanannya kelantai satu, menuju ruang cuci.
                Oik mengikutinya. “paling tidak,” serunya dibelakang shilla, “olivia tidak melelehkan mahkota itu!”
“betul,” bentak shilla tanpa menoleh. “sayang dia tidak melakukannya!”
                Oik menggeleng geleng sambil terbang bersama shilla keruang cuci. Dianak tangga paling bawah, mereka berbelok kelorong yang menuju dapur. Lalu, melewati peri peri berbakat memasak, membuat kue, dan mencuci piring, mereka menyebrangi dapur menuju lorong lain. Diujung lorong ini ada pintu ayun dengan jendela bundar kecil.
                Setelah mendorong pintu itu, shilla dan oik tiba diruang cuci home tree. Ruangan ini luas dan langit langitnya luar biasa tinggi, hampir empat puluh sentimeter. Dindingnya yang dicat putih dan penerangan diatasnya membuat ruangan itu terkesan sebagai ruang paling terang dan bersih diseluruh home tree. Peri peri bakat cuci dan peri peri laki laki terbang kesana kemari. Ada yang membawa cucian kotor kederetan ember cuci, ada pula yang menggilas cucian. Beberapa diantara mereka mendorong kereta yang melayang karena diberi balon gas, berisi cucian basah. Ada pula yang berdiri dihadapan meja panjang, melipat cucian.
                Ratusan saluran cuci meluncurkan cucian kelantai ruang cuci, berasal dari bengkel bengkel dan kamar kamar tidur dilantai atas. Cucian itu jatuh keranjang keranjang. Setiap saluran diberi tanda, dari lantai mana dan ruang mana cucian berasal.
                Shilla dan oik menemukan saluran nomor 3G. Saluran inilah yang berasal dari bengkel olivia. Peri bernama sivia berdiri dibawahnya, memilah milah cucian dan memasukannya keranjang. Oik bertanya kalau kalau kemarin ia bekerja disaluran yang sama. Ketika sivia mengiakan, shilla segera melancarkan interogasi.
“apakah kau menemukan sesuatu yang...tidak biasa diantara cucian olivia kemarin?” tanyanya langsung.
“apa maksudmu tidak biasa?” sivia balik bertanya sambil menatap shilla dengan curiga. Seperti dayang dayang ratu, sivia tidak percaya pada shilla. “oik, ada apa sih sebenarnya?” tanyanya
“kami sedang menyelidiki mehkota yang hilang,” oik menjelaskan. Ia memaparkan secara ringkas apa apa saja yang telah  mereka ketahui sampai saat ini. Ia menceritakan bagaimana ify telah membawa mahkota itu kebengkel gabriel, dan olivia tanpa sengaja mengambilnya. Lalu olivia menjatuhkannya kesaluran cuci.
“apakah kau yakin, kau tidak menemukan tas beledu hitam diantara cucian olivia kemarin?” tanya oik pada sivia.
                Sivia tercengang. “oh” serunya. “ya, memang, aku menemukan sesuatu yang terbuat dari beledu. Apa hubungannya dengan mahkota yang hilang?”
                Shilla mendesah. “mahkota itu ada didalam tas itu, sayangku,” katanya jengkel. “terusa terang, kalau saja kau menyempatkan diri melihat kedalamnya, segalanya tidak akan kacau begini dan aku tidak akan jadi korban”
                Setelah membelalakkan mata kepada shilla, sivia berpaling menatap oik lagi. “ketika aku memilah milah cucian olivia, memisahkan yang berwarna terang dan gelap” ia menjelaskan, “aku menemukan potongan beledu itu. Kusisihkan, karena tidak bisa dicampur dengan yang lain. Beledu harus dicuci secara khsus”
                Oik mengangguk. Itu masuk akal. “lalu kausimpan dimana?” tanya oik
                Sivia berpikir keras, cukup lama juga. Akhirnya ia berkata, “terus terang aku tidak ingat lagi”
                Shilla tersenyum mengejek. “bagus” katanya pura pura tenang. Ia mengengkat bahu. “kalau begitu besok aku diadili, kukatakan saja bahwa kami telah menyelidiki hilangnya mahkota itu sampai keruang cuci. Lalu kami menemui jalan buntu karena sivia tidak ingat lagi dimana dia menyimpan benda paling berharga di pixie hollow!” shilla berbalik seolah olah akan terbang menjauh. “buang buang waktu saja”
                Sinar  sivia bertambah terang. “hei, tunggu!” serunya
                Shilla berhenti terbang dan berbalik.
“biar kucoba mengulang apa apa saja yang kulakukan kemarin” kata sivia pada oik. “mungkin aku akan terbantu untuk mengingat apa yang terjadi dengan tas beledu itu”
                Maka shilla dan oik mengikutinya ketempat penyimpanan kereta balon. “kemarin sore, setelah memilah milah cucian olivia, kuambil kereta balon dan kumasukka cucian olivia kedalamnya.” Kata sivia. Ia menarik salah satu kereta balon itu untuk memperagakan  tindakannya. “cucian berwarna terang kumasukkan kesatu ranjang, yang warna gelap dikeranjang yang lain. Dan kuletakkan tas beledu itu didasar kerta”
                Mereka mengikuti sivia mendorong kereta balon itu kederetan ember cuci. “lalu kumasukkan cucian warna terang ke ember cuci” ujar sivia. “keranjangnya kuletakkan disamping ember”
                Lalu mereka mengikuti sivia ke bak cuci.  “disini aku menggosok noda salah satu cucian olivia yang berwarna gelap”
                Mereka mengikutinya kembali ke ember cuci. “kumasukkan cucian warna gelap keair. Kutinggalkan keranjang didepan ember sementara aku merendam cucianku”
                Mereka mengikutinya lagi ketempat penyimpanan kereta balon. “lalu aku membawa kereta kembali kesini,” kata sivia. Ia mengikat lagi kereta yang baru dipinjamnya. “dan aku beristirahat sementara cucian direndam dalam air sabun”
                Sivia menepuk jidatnya. “kurasa aku lupa mengambil tas beledu itu sebelum aku mengembalikan kereta ketempat penyimpanannya,” katanya tersipu sipu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar