“terbang, shilla, terbang!” seru oik. Peri terbang tercepat
di pixie hollow itu pun keluar dari bengkel gabriel dan melesat ketempat
olivia.
Shilla
heran sendiri mengapa ia begitu ingin menyelamatkan mahkota ratu. “kalaupun aku
terlambat, apa peduliku? Memangnya kenapa kalau mahkota norak itu sudah
dilelehkan? Apa urusannya denganku? Bukankah aku sudah punya dua saksi, yaitu
gabriel dan ify, yang akan membuktikan diriku tidak bersalah mencuri mahkota?”
pikir shilla
Tentuya
ratu winda tidak akan mengusirnya setelah mendengar penjelasan ify dan gabriel.
Tapi
nyatanya, shilla tetap bergegas kebengkel olivia. Ia mengatakan pada dirinya
sendiri, akan lebih mudah membersihkan namanya apabila mahkota itu ditemukan.
Meskipun begitu...apakah tidak mungkin, dalam hati shilla benar benar sayang
pada salah satu warisan tertua pixie hollow itu?
Bengkel
logam sisa olivia terletak dilantai tiga home tree. Saking terburu buru, shilla
menerobos masuk tanpa mengetuk pintu dulu, dan menabrak lonceng angin yang
tergantung di langit langit.
Priiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnggggggggggggggg!
Lonceng itu berdering keras. Disisi lain bengkel, olivia terkaget kaget dan
duduk tegak, menghentikan pekerjaannya memasukkan potongan potongan alumunium
dan tembaga kedalam tong besar berisi logam leleh.
“stop!” teriak shilla. “hentikan pekerjaanmu!”
Olivia
membuka kacamata pelindung dan mengelapnya dengan baju montirnya. “ada apa?”
tanyanya tenang, lalu memakai lagi kacamatanya.
Olivia
peri yang selalu optimistis. Ia menemukan harapan dalam setiap situasi, bahkan
situasi yang paling mengerikan sekalipun seperti halnya ia menemukan keindahan
dalam setiap keping logam, sekalipun sudah bengkok dan berkarat. Olivia selalu
ingin mengubah sampah menjadi benda benda yang indah. Benda benda ini ada di
sekelilingnya: lonceng angin didekat pintu, gantungan peri terbang didekat
jendela, lampu dimeja kerja. Semua terbuat dari logam sisa.
Olivia
juga percaya, kebanyakan situasi buruk dapat diubah menjadi situasi baik. Maka
ketika shilla mulai mengacak acak tumpukkan logam yang sedang dilelehkan
olivia, ia mencoba menenangkannya.
“apapun yang kau cari, akan kubantu. Katakan saja apa yang
kau cari,” olivia menawarkan bantuannya.
Persis
saat itu oik tiba, agak terengah engah. Diperhatikannya shilla melempar
sepotong tembaga dari bahunya. Tembaga itu mendarat dilantai dan menimbulkan
bunyi nyaring. “mahkota ratu!” bentak shilla. “kau lihat tidak?”
Olivia
menggeleng. “tidak, shilla. Aku tidak melihatnya,” jawabnya kalem. “mengapa kau
mengira mahkota itu ada disini?” ia berpaling kearah oik. “halo, oik,” sapanya
lembut. “kau datang dengan shilla?”
Olivia
kelihatan terkejut melihat oik mengengguk, tapi ia tidak mengatakan apa apa.
Shilla
berhenti mencari dan mengeluh jengkel. Ia mengulangi lagi apa yang dikatakan
gabriel: bahwa olivia mengambil logam sisanya kemarin.
Olivia
menganggguk. “betul,” katanya. “aku mengambil logam sisa gabriel setiap hari.
Kemarin kubawa kesini, kupilah pilah, dan mulai melelehkan beberapa
diantaranya”
Shilla
membungkuk kearah olivia dengan sikap mengancam. “dan kau yakin kau tidak
menemukan sesuatu yang tidak biasa diantara logam logam itu?” tanyanya. “coba
ingat ingat, sayang. Mahkota itu ada didalam tas beledu”
Mendengar
ini, olivia terlonjak. “beledu?” tanyanya, wajahnya berubah cerah. “ya! Ya,
memang ditumpukkan itu ada beledu” ia tersenyum dan menepuk punggung shilla.
“tahukah kau” katanya bernada membujuk, “kita ada dijalan yang bernar. Kita
akan memecahkan persoalan ini”
“ah, sudahlah!” bentak shilla tidak sabar. Ia menepis tangan
olivia dari punggungnya. “katakan saja, kau apakan tas beledu itu!”
Olivia
mendesah. Shilla benar benar berpikiran negatif! Olivia terbang menuju pintu
kecil diujung bengkelnya. Shilla dan oik mengikutinya.
“aku tidak tahu tas itu ada isinya,” olivia menjelaskan
sambil terbang. “aku tidak merasakan ada apa apa didalamnya. Tapi memang
mahkota ratu winda sangat ringan. Makanya kukira, hanya kain sisa yang tak
terpakai lagi.” Olivia mengengkat bahu. “aku yakin aki bisa memanfaatkannya
nanti. Tapi tas itu ada noda karatnya. Tahu sendirilah, setelah sekian lama
bercampur dengan logam sisa.”
Olivia
membuka pintu kecil berbentuk persegi didinding. Dibaliknya ada saluran dari
logam yang berujung dikegelapan. “aku melemparnya kedalam saluran cuci, bersama
cucianku yang lain” katanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar