Saat
oik berhasil mengejar shilla dilantai lima home tree, shilla sudah menanyai
gabriel dibengkel perbaikan mahkota.
“apa maksudmu, kau tidak melihat mahkota itu kemarin?”
teriak shilla. Ia terbang diatas gabriel yang sedang duduk didepan meja
kerjanya. “kata ify, dia membawanya kepadamu untuk diperbaiki!”
“memang!” terdengar suara dibelakang oik. Ia berpalinh dan
melihat ify. Rupanya sang dayang mengikuti mereka keatas. Ia juga ingin
mendengar apa yang dikatakan gabriel.
Gabriel
menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal. Ia tampak sangat terkejut.
Sebelumnya, ia hanya sendirian dibengkelnya yang tenang sebagaimana hari hari
yang lalu. Bakat gabriel sangat khusus. Tidak banyak mahkota di pixie hollow
yang perlu diperbaiki. Bahkan, hanya ada sedikit mahkota di pixie hollow! Jadi
biasanya gabriel tidak mengerjakan apa apa kecuali berlatih meningkatkan
keterampilannya memperbaiki mahkota.
Karena
terbiasa sendirian, gabriel jadi pemalu. Melihat shilla dari kejauhan saja
sudah membuatnya takut. Sekarang tiba tiba saja, shilla sudah terbang bolak
balik diatasnya dan membentak bentaknya.
“jangan marah,” kata gabriel. Ia mengangkat kedua tangannya,
meyerah. “a...aku tidak bohing. Aku melihat ify kemarin, tapi aku ti...tidak
melihat mahkota ratu”
Ify
terbang menyebrangi bengkel itu dan mendarat disisi gabriel. “kau tidak ingat
ya?” tanyanya. Ia menjelaskan lagi bagaimana ia kemarin datang kebengkel dan
meminta gabriel memperbaiki penyok dimahkota ratu, berpesan bahwa hal itu
terus harus dikerjakan secepatnya, dan
meninggalkan mahkota itu disana. “aku minta kau mengembalikannya keruang ratu
bila sudah selesai,” katanya. “tapi mengapa kau tidak melakukannya?”
Mata
gabriel membelalak sementara ify berbicara. “jadi itu alasan kau datang
kebengkelku?” tanyanya. “ify, ketika kau datang kemarin, aku sedang bekerja
dengan bor permataku.” Gabriel mengulurkan tangan dimeja kerjanya dan mengambil
alat yang bentuknya merupakan persilangan antara pengocok kue dan obeng.
“berfungsi dengan baik, tapi suaranya keras sekali. Seperti ini”
Gabriel
mengambil sepotong batu kuarsa dari tumpukan batu disisinya. Ia mengarahkan bor
kebatu itu dengan satu tangan dan memutar engkel bor dengan tangan lain. Bunyi
yang melengking dan memekakkan telinga memenuhi bengkel. Shilla, oik, dan ify
menutup telinga dengan tangan.
“stop, stop, stop!” seru shilla lebih keras dari bunyi bor
itu. Gabriel berhenti mengebor.
Oik
melepaskan tangannya dari telinga. “astaga, gabriel. Kok kamu bisa tahan sih?”
Gabriel
merogoh saku celananya yang gombrong. “aku memakai ini,” jawabnya sambil
mengeluarkan beberapa potong bulu bunga dan delion. Lalu ia memasukkan bulu itu
kedalam lubang telinganya.
“langsung kesasaran saja” shilla menyela dengan tidak
sabaran. “apa urusannya bulu ini dengan mahkota yang hilang?”
“APA?” teriak gabriel
Shilla
menghela napas dan menarik keluar sumpal telinga itu dari telinga gabriel. “APA
PEDULIKU DENGAN SUMBAT TELINGAMU?” teriaknya
Gabriel
menjauh dari shilla. Ia berpaling pada ify. “begini, waktu kau datang kemarin,
aku membelakangimu, kan?”
Ify mengangguk
“aku masih memakai sumbat telinga,” jelas gabriel, “karena
aku masih bekerja dengan bor ini” ia mengangkat bahu. “jadi apa pun yang kau
katakan, tidak kedengaran. Ketika aku berpaling dan melihat kau berdiri
dipintu, aku melambaikan tangan. Ingat? Tapi lalu kau berbalik dan pergi. Maka
kukira kau hanya mempir untuk meyapaku”
Ify
menopang kepalanya dengan tangan. “dan aku kira, kau melambai untuk menunjukkan
bahwa kau mendengar semua yang kukatakan,” erangnya. Lalu tiba tiba terpikir
olehnya. “tapi, kau dengar atau tidak, aku meninggalkan mahkota itu disini.” Ia
menunjuk ke satu titik diatas meja. “mahkota itu ada didalam tas pembungkusnya
yang terbuat dari beledu hitam. Kuletakkan persis disini.” Tapi tidak ada tanda
tanda keberadaan mahkota ataupun tasnya dimanapun dimeja hanya sesonggok logam
sisa yang ditumpukkan gabriel disitu.
“yah” kata oik penuh harap, “mungkin ada dibengkel ini,
entah dimana” ia melongok ke kolong meja. Ify mengecek didalam beberapa lemari
yang berdekatan.
Tapi
tidak ada mahkota ataupun tas beledu.
Oik
menghela napas. “gabriel” katanya, “apakah ada orang lain yang datang
kebengkelmu kemarin? Siapa pun selain ify?”
Gabriel
berpikir sejenak, lalu mengangguk. “ya. Olivia mampir kesini” jawabnya
“olivia?” kata ify. “peri pemulihan logam sisa?”
Gabriel
mengangguk lagi. Ia menunjuk logam sisa dimeja samping pintu. “dia mengumpulkan
logam sisa kemarin. Dia akan meleburnya untuk digunakan kembali”
Oik menahan napas
Ify mengeluh
Shilla membasahi bibirnya dan menggelengkan kepala.
“apa?” kata gabriel
Shilla
memamerkan senyum liciknya. “kau tidak mengerti?” katanya. “kalau mahkota itu
ada dimeja bersisian dengan logam sisa ketika olivia datang untuk
mengambilnya...”
“mungkin saja dia mengambil mahkota itu bersama sama dengan
logam sisa dan...” ify melanjutkan pikiran shilla
Oik
menelan ludah. “dan meleburnya!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar