Kamis, 26 April 2012

Shilla Dan Mahkota Peri Part 5


                Saat oik berhasil mengejar shilla dilantai lima home tree, shilla sudah menanyai gabriel dibengkel perbaikan mahkota.
“apa maksudmu, kau tidak melihat mahkota itu kemarin?” teriak shilla. Ia terbang diatas gabriel yang sedang duduk didepan meja kerjanya. “kata ify, dia membawanya kepadamu untuk diperbaiki!”
“memang!” terdengar suara dibelakang oik. Ia berpalinh dan melihat ify. Rupanya sang dayang mengikuti mereka keatas. Ia juga ingin mendengar apa yang dikatakan gabriel.
                Gabriel menggaruk garuk rambutnya yang tidak gatal. Ia tampak sangat terkejut. Sebelumnya, ia hanya sendirian dibengkelnya yang tenang sebagaimana hari hari yang lalu. Bakat gabriel sangat khusus. Tidak banyak mahkota di pixie hollow yang perlu diperbaiki. Bahkan, hanya ada sedikit mahkota di pixie hollow! Jadi biasanya gabriel tidak mengerjakan apa apa kecuali berlatih meningkatkan keterampilannya memperbaiki mahkota.
                Karena terbiasa sendirian, gabriel jadi pemalu. Melihat shilla dari kejauhan saja sudah membuatnya takut. Sekarang tiba tiba saja, shilla sudah terbang bolak balik diatasnya dan membentak bentaknya.
“jangan marah,” kata gabriel. Ia mengangkat kedua tangannya, meyerah. “a...aku tidak bohing. Aku melihat ify kemarin, tapi aku ti...tidak melihat mahkota ratu”
                Ify terbang menyebrangi bengkel itu dan mendarat disisi gabriel. “kau tidak ingat ya?” tanyanya. Ia menjelaskan lagi bagaimana ia kemarin datang kebengkel dan meminta gabriel memperbaiki penyok dimahkota ratu, berpesan bahwa hal itu terus  harus dikerjakan secepatnya, dan meninggalkan mahkota itu disana. “aku minta kau mengembalikannya keruang ratu bila sudah selesai,” katanya. “tapi mengapa kau tidak melakukannya?”
                Mata gabriel membelalak sementara ify berbicara. “jadi itu alasan kau datang kebengkelku?” tanyanya. “ify, ketika kau datang kemarin, aku sedang bekerja dengan bor permataku.” Gabriel mengulurkan tangan dimeja kerjanya dan mengambil alat yang bentuknya merupakan persilangan antara pengocok kue dan obeng. “berfungsi dengan baik, tapi suaranya keras sekali. Seperti ini”
                Gabriel mengambil sepotong batu kuarsa dari tumpukan batu disisinya. Ia mengarahkan bor kebatu itu dengan satu tangan dan memutar engkel bor dengan tangan lain. Bunyi yang melengking dan memekakkan telinga memenuhi bengkel. Shilla, oik, dan ify menutup telinga dengan tangan.
“stop, stop, stop!” seru shilla lebih keras dari bunyi bor itu. Gabriel berhenti mengebor.
                Oik melepaskan tangannya dari telinga. “astaga, gabriel. Kok kamu bisa tahan sih?”
                Gabriel merogoh saku celananya yang gombrong. “aku memakai ini,” jawabnya sambil mengeluarkan beberapa potong bulu bunga dan delion. Lalu ia memasukkan bulu itu kedalam lubang telinganya.
“langsung kesasaran saja” shilla menyela dengan tidak sabaran. “apa urusannya bulu ini dengan mahkota yang hilang?”
“APA?” teriak gabriel
                Shilla menghela napas dan menarik keluar sumpal telinga itu dari telinga gabriel. “APA PEDULIKU DENGAN SUMBAT TELINGAMU?” teriaknya
                Gabriel menjauh dari shilla. Ia berpaling pada ify. “begini, waktu kau datang kemarin, aku membelakangimu, kan?”
Ify mengangguk
“aku masih memakai sumbat telinga,” jelas gabriel, “karena aku masih bekerja dengan bor ini” ia mengangkat bahu. “jadi apa pun yang kau katakan, tidak kedengaran. Ketika aku berpaling dan melihat kau berdiri dipintu, aku melambaikan tangan. Ingat? Tapi lalu kau berbalik dan pergi. Maka kukira kau hanya mempir untuk meyapaku”
                Ify menopang kepalanya dengan tangan. “dan aku kira, kau melambai untuk menunjukkan bahwa kau mendengar semua yang kukatakan,” erangnya. Lalu tiba tiba terpikir olehnya. “tapi, kau dengar atau tidak, aku meninggalkan mahkota itu disini.” Ia menunjuk ke satu titik diatas meja. “mahkota itu ada didalam tas pembungkusnya yang terbuat dari beledu hitam. Kuletakkan persis disini.” Tapi tidak ada tanda tanda keberadaan mahkota ataupun tasnya dimanapun dimeja hanya sesonggok logam sisa yang ditumpukkan gabriel disitu.
“yah” kata oik penuh harap, “mungkin ada dibengkel ini, entah dimana” ia melongok ke kolong meja. Ify mengecek didalam beberapa lemari yang berdekatan.
                Tapi tidak ada mahkota ataupun tas beledu.
                Oik menghela napas. “gabriel” katanya, “apakah ada orang lain yang datang kebengkelmu kemarin? Siapa pun selain ify?”
                Gabriel berpikir sejenak, lalu mengangguk. “ya. Olivia mampir kesini” jawabnya
“olivia?” kata ify. “peri pemulihan logam sisa?”
                Gabriel mengangguk lagi. Ia menunjuk logam sisa dimeja samping pintu. “dia mengumpulkan logam sisa kemarin. Dia akan meleburnya untuk digunakan kembali”
Oik menahan napas
Ify mengeluh
Shilla membasahi bibirnya dan menggelengkan kepala.
“apa?” kata gabriel
                Shilla memamerkan senyum liciknya. “kau tidak mengerti?” katanya. “kalau mahkota itu ada dimeja bersisian dengan logam sisa ketika olivia datang untuk mengambilnya...”
“mungkin saja dia mengambil mahkota itu bersama sama dengan logam sisa dan...” ify melanjutkan pikiran shilla
                Oik menelan ludah. “dan meleburnya!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar