Dan tak lama setelah mereka berbincang – bincang iqbal pun masuk kamar asrama yang menandakan dia baru pulang. Dan betapa senangnya dia ketika mengetahui ozy ada di kamar asrama. Dan dia pun langsung teriak – teriak.
“ozyyyyyyy....” teriak iqbal yang langsung
memeluk ozy dan langsung nangis
“kamu kenapa sih, bal. Jangan nangis donk. Kamu
kan cowok” kata ozy
“kemaren seharian kamu kemana aja?” tanya iqbal
“maaf, bal. Aku kemaren masuk rumah sakit” kata
ozy
“kenapa gak ngabarin” kata iqbal
“lho? Emang kak agni sama kak irsyad gak ngasih
tahu?” tanya ozy, iqbal hanya menggelengkan kepala
“kemaren sih aku udah minta kak irsyad sama kak
agni ngabarin kalian.” Kata ozy
“kamu jangan kemana – mana lagi, ya zy. Aku gak
mau kehilangan kamu” kata iqbal
“gak bakalan kok, bal. Aku selalu ada disamping
kalian semua” kata ozy
“udah sana gih. Kamu ganti baju dulu” kata ozy
Sementara
iqbal ganti baju, cakka main laptop, bastian dan aldi nyanyi – nyanyi geje. Ozy
hanya bisa begong mikirin sesuatu dan hanya melihat keluar jendela.
“zy, udah makan siang belum kamu?” tanya iqbal,
tetapi iqbal di kacangin
“zy.” Kata iqbal lagi
“ozy” panggil iqbal lagi
“ozyyyyyyy” teriak iqbal
“hah?apa” kata ozy kaget
“kamu kenapa sih, zy. Lagi mikirin apa?” tanya
iqbal.
“gak. Aku gak mikirin apa – apa kok” kata ozy
“yang bener?” tanya iqbal meyakinkan
“aku kangen sama papa, bal. Sebenarnya” kata ozy
“iqbal juga kangen sama papa, zy” kata iqbal
“ya udah jangan sedih gitu ah. Udah makan siang
belum kamu?” tanya iqbal
“belum, bal” jawab ozy
“makan dulu ya, zy” bujuk iqbal
“gak mau” kata ozy
“nanti kamu gak sembuh – sembuh, zy” kata iqbal
“biarin” jawab ozy
“kok gitu sih” kata iqbal
“iqbal panggilin abang, ya” kata iqbal
“jangan, bal” kata ozy
“tapi kamu harus makan kalau kamu larang aku
panggil abang” kata iqbal
“dikit aja ya, bal” kata ozy
“iya. Aku suapin sini” kata iqbal
Lalu
iqbal pun menyuapi ozy dan setelah menyuapi ozy iqbal pun langsung memaksa ozy
untuk meminum obat tetapi ozy nya ngeyel tidak mau meminum obat, tetapi setelah
di bujuk akhirnya ozy pun mau minum obat. Tak lama kemudian ada yang mengetuk
pintu kamar asrama.
TOK.....TOK......TOK....
“masuk aja gak di kunci” kata aldi
“iqbal main ke taman, yuk. Bosan nih di kamar
mulu” kata ray
“ozy.....” kata ray, deva, dan obiet
“kok dari kemaren gak ada kabarnya sih?” tanya deva
“kemaren aku masuk rumah sakit. Emangnya kak
irsyad sama kak agni gak ngasih tahu?” tanya ozy, mereka pun hanya
menggelengkan kepalanya
“kemaren pas jam pulang sekolah kak agni sama kak
irsyad langsung bawa aku ke rumah sakit soalnya demamku makin parah” kata ozy
“gara – gara dihukum sama kak zahra itu ya, zy”
kata obiet
“mungkin” jawab ozy
“udah deh kamu tidur aja, zy. Dari tadi kamu
belum istirahat kan?” tanya ozy
“ya udah kita main di taman, yuk” ajak ray
“ayuk” kata mereka serempak
Ray,
iqbal, deva, dan obiet pun menunggu sampai ozy bener – bener tertidur. Tetapi
mereka gak tega melihat ozy yang gak bisa tidur sama sekali dari tadi ozy hanya
membolak – balikkan badannya. Mereka pun kemudian menenangkan ozy dan akhirnya
ozy pun akhirnya bisa tertidur juga. Dan setelah itu mereka pun pergi ke taman.
“ozy sakit apa sih?” tanya ray ketika mereka
sudah sampai di taman
“gak tahu. Mungkin kecapekan kali kemaren kan ozy
di suruh keliling lapangan 20 kali” jawab iqbal
“mungkin aja kali. Apalagi ini di suruh muterin
lapangan 20 kali” kata deva
“gak tega gw sama ozy” kata iqbal
“kita juga sama gak tega, bal. Tapi kalian kan
anak kembar. biasanya mah kalau anak kembar itu punya kekuatan batin, bal.
Biasanya kalau kayak gitu lebih sakit lagi, bal” kata obiet
“aku pengen cepet – cepet ozy sembuh. Aku juga
dari kemarin udah ngerasa sakit. Aku kira itu apaan, ternyata itu kekuatan
batin. Ternyata itu hal yang ozy rasain kemarin” kata iqbal
“jadi sejak kemarin kamu udah ngerasain sakit,
bal?” tanya obiet
“iya, sampai sekarang pun aku merasakan hal itu.”
Kata iqbal
“ya udah balik aja. Kamu istirahat aja, bal” kata
deva
“gak ah, dev” kata iqbal
“tapi, bal” kata ray
“iya, iya. Gw balik” kata iqbal
Iqbal,
ray, deva, dan obiet pun mengantarkan iqbal ke kamar asramanya untuk
beristirahat karena iqbal merasakan sakit yang dirasakan oleh ozy. Dan setelah
itu mereka pun menyuruh iqbal untuk tidur.
“bal, kamu tidur aja dulu. Nanti kalau udah
waktunya makan malam nanti kita bangunin deh” kata ray
“iya” kata iqbal yang langsung tidur di sebelah
ozy
“mirip banget ya, mereka” kata ray
“namanya juga anak kembar, ray. Pastilah mirip”
kata deva gemas
Deva,
ray, dan obiet pun main – main di kamar asrama iqbal bareng cakka, aldi, dan
bastian sambil nungguin iqbal dan ray bangun. Mereka pun bercanda – canda
“kak, main – main donk” kata aldi
“tebak – tebakan aja ya, di” kata ray
“coba tebak apa ini. aku adalah hewan. Aku hidup
di hutan. Aku ini buas. Warna kulitku adalah emas. Hayo coba tebak” kata ray
“apa, ya” kata aldi
“harimau” kata bastian
“bukan” kata ray
“singa, ray” kata deva
“yap. Jawabannya singa” kata ray
“coba tebak apa ya. Aku adalah nama sebuah kota.
Aku selalu minta perhiasan sama ibuku” kata deva.
“surabaya” kata ray
“ngaco lu ray. Gak nyambung” kata deva
“malang” kata obiet
“dikit lagi, biet. Tapi kurang tepat
“magelang, kak” kata aldi
“yap, benar” kata deva
“giliran aldi, ya” kata aldi
“iya” kata mereka
“apa, ya. Ini aja deh. Kera apa yang ada di dalam
botol” kata aldi
“kera – keraan” kata cakka
“bukan” kata aldi
“kera sakti” kata ray
“itu mah nama film, kak” kata aldi
“ketatingdeng” kata obiet
“iya. Kak obiet bener” kata aldi
“sekarang giliran kakak, ya” kata obiet
“tebak, ya. Gajah apa yang selalu bersih” kata
obiet
“gajah anti kotor” kata deva
“bukan” kata obiet
“gajah raksasa” kata ray
“gajahlah kebersihan, kak” kata bastian
“yap, tepat” kata obiet
“itu mah jagalah kebersihan, biet” kata ray
protes
“ye, biarin suka – suka gw kenapa” kata obiet
“sekarang giliran bastian, ya” kata bastian
“sok, apaan” kata ray
“apa, ya. Apa bedanya bajaj sama kura – kura”
kata bastian
“kalau kura – kura hewan, tapi kalau bajaj
kendaraan” kata deva
“bukan” kata bastian
“kalau bajaj ada orang kepalanya keluar, tapi
kalau kura – kura ada orang kepalanya masuk” kata cakka
“yap. Tepat” kata bastian
“apa bedangnya cewek sama cowok” kata ray
“jenis kelamin” kata deva
“kok tahu” kata ray
“gampang kayak gitu, ray” kata deva
Tak
terasa saatnya makan malam pun akhirnya tiba. Ray, deva, obiet, aldi, bastian,
dan cakka membangunkan ozy dan iqbal untuk makan malam.
“kak, kita duluan, ya” kata aldi
“iya” kata deva, ray, dan obiet
“ozy, iqbal bangun udah waktunya makan malam”
kata ray membangunkan mereka
“uuhhhh.....” kata iqbal lalau membalikkan
tubuhnya
“iqbal bangun, udah waktunya makan malam” kata
deva
“iya, nanti” kata iqbal yang masih saja tidur
“nanti kita tinggal, lho” ancam obiet
“iya...iya aku bangun” kata iqbal
“gitu donk” kata ray
“si ozy di bangunin gak?” tanya deva
“bangunin aja deh, kasihan” kata iqbal
“zy, bangun zy” kata obiet
“uuummm....iya” kata ozy lalu bangun
“mau ikut makan malam gak. Apa nanti kita bawain
makanannya?” tanya ray
“bawain aja, ya. Aku malas jalan” kata ozy
“ya udah. Tapi agak lama, ya” kata deva
“iya, gak papa” kata ozy
“kamu yakin mau disini sendirian, zy” kata iqbal
“iya, bal” kata ozy
“aku gak ikut, ya. Aku mau nemenin ozy aja. Nanti
kalian juga bawain bagianku, ya” kata iqbal
“udah, bal. Kamu ke kantin aja” kata ozy
“gak mau. Aku mau nemenin kamu, zy” kata iqbal
“ya udah deh” kata ozy
“jadi, gimana, nih?” tanya obiet
“aku makan disini bareng ozy. Kalian bawain
makanan bagianku sama bagiannya ozy, ya” kata iqbal
“oke deh” kata deva
“kita ke kantin dulu, ya” kata deva
“iya” kata ozy dan iqbal
“bal, kenapa gak ikut mereka?” tanya ozy ketika
mereka bertiga sudah keluar kamar
“aku gak tega sama kamu, zy” kata iqbal
“tapi nanti kamu makin lama nunggu makanannya”
kata ozy
“yang harusnya ngomong begitu kan aku, zy. Kamu
kan lagi sakit” kata iqbal
“aku sih gak papa, bal” kata ozy
“gak papa gimana sih, zy. Kamu kan masih sakit”
kata iqbal
“tadi kata dokter apaan?” tanya iqbal
“dokter sih gak bilang apa – apa. Tapi aku
disuruh istirahat selama 3 hari ke depan dan selama 3 hari itu aku gak di
izinin ke sekolah dulu. Soalnya masih lemah” kata ozy
“nah tuh kan. Kalau gak makan atau telat makan
juga bakal bikin fisik kamu tambah lemah, zy” kata iqbal
“udah lah, bal. Kenapa kamu jadi marah – marah
begini sih” kata ozy
“karena aku peduli sama kamu, zy” kata iqbal
“tapi gak kayak gini, bal” kata ozy
“aku juga ngerasain sakit apa yang kamu rasain,
zy. Jadi aku tahu apa yang kamu rasain” kata iqbal sambil mengguncangkan tubuh
ozy
“kok bisa?” tanya ozy
“karena kita anak kembar, zy. Karena kita
mempunyai kekuatan batin, zy. Jadi aku bisa merasakannya” kata iqbal
“tapi, kamu terlalu lebay tahu” kata ozy
“mau kamu itu apa sih, zy. Diperhatiin gak mau,
gak diperhatiin juga gak mau. Mau kamu apaan sih, zy?” tanya iqbal sambil marah
“aku mau kamu biasa – biasa aja. Kamu tuh
merhatiin aku terlalu lebay tahu gak, bal” kata ozy
“karena aku sayang sama kamu, zy” kata iqbal
“tapi, gak usah sampai segitunya, bal” kata ozy
“terserah deh.” Kata iqbal
Sekitar
30 menit kemudian ray, deva, dan obiet balik dan membawakan makanan untuk iqbal
dan ozy.
“ozy, iqbal. Nih makanannya” kaya ray
“lho? Kalian kenapa sih, cemberut – cemberutan
begitu?” tanya ray yang heran dengan sikap ozy dan iqbal
“tahu tuh. Tanya aja sama tuh cungkring” kata
iqbal
“heh, lu juga cungkring. Dasar gak sadar body.”
Sindir ozy
“diem lu behel” kata iqbal yang mulain ngata –
ngatain ozy
“lu juga behel tahu” kata ozy yang mulai naik
darah
“udah...udah kalian ini kan saudara kembar. udah
maafan.” Kata deva
“gak mau” kata mereka berdua kompak
“kalau emang gak mau jangan anggap kita sepupu
kalian lagi” ancam ozy
“iya..iya. bisanya Cuma ngancam doank” kata iqbal
“zy, aku minta maaf ya udah marah – marah sama
kamu. Aku juga tadi udah bentak kamu sampai ngata – ngatain kamu” kata iqbal
“iya, bal. Aku juga minta maaf. Seharusnya aku
dengerin omongan kamu” kata ozy lalu memeluk iqbal
“nah gitu donk. Kalau akur kan enak di lihatnya”
kata obiet
“iya...iya kita minta maaf” kata ozy dan ray
“ya udah kalau gitu. Ini makanannya di makan”
kata deva
“iya” kata iqbal lalu memakannya, lalu iqbal yang
melihat ozy ragu – ragu mengambil makannya langsung bertanya
“lho? Zy, kamu kenap?” tanya iqbal
“gak papa, bal” kata ozy
“kalau gak papa. Ayo donk di makan” kata iqbal
“mulutku pait, bal” kata ozy
“aku gak yakin Cuma itu alasannya” kata iqbal
“hhh... aku kangen sama ayah, bal. Ini kan makanan
kesukaan ayah” kata ozy
“udah, zy. Gak usah di inget – inget. Sekarang
makan dulu, ya. Sini aku suapin” kata deva bijak
“ya” kata ozy
Iqbal
pun makan dengan lahap, lahap sekali malah. Ozy pun begitu ketika deva
menyuapinya akhirnya dia bisa juga makan dengan lahap.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar