Sekarang Ozy, Iqbal, Ray, Obiet, dan juga Deva sedang melaksanakan MOS. Dan juga Ozy, Iqbaal, Ray, Obiet, dan Deva melaksanakan MOS – nya mereka kedapatan MOS di kelas 8-1 yaitu kelasnya Agni dkk.
“Ok.
Kita bertiga akan memperkenalkan diri dulu. Saya Halilintar Mahaputra Edi Morgen
sebagai Wakil Ketua Osis. Kalian bisa manggil saya Kak Lintar. Yang di sebelah
saya namanya Rizky Maulana. Dia Ketua Osis. Kalian bisa manggil dia Kak Rizky. Dan
yang disebelahnya namanya Zahra Damariva. Dia Sekertaris Osis. Kalian bisa
manggil dia Kak Zahra. Dan kami sekarang kelas 8 dan lebih tepatnya duduk di
kelas 8-1.” Kata Lintar
“Coba
Kalian perkenalkan diri kalian masing – masing.” Kata Rizky.
“Ayo
Ozy perkenalkan diri kamu.” Suruh Lintar.
“Baik,
kak.” Kata Ozy
“Assalamu’alaikum”
Kata Ozy
“Wa’alaikumsalam”
Kata mereka serempak.
“Perkenalkan
nama saya Ahmad Fauzy Adriansyah. Teman – teman dan saudara – saudara saya
biasa memanggil saya dengan sebutan Ozy. Saya lulusan dari SD Internasional School.
Sekian” Kata Ozy
“Oh,
kamu adiknya Agni yang bangor itu kan?” Tanya Zahra sinis
“...”
Ozy tidak bisa berbicara apa –apa. Dia hanya menundukkan kepalanya.
“Kamu
apa – apaan sih, zah. Omongan kamu itu bisa melukai hati Ozy tahu gak” Marah
Rizky.
“Udah
– udah. Kalian juga gak usah berantem.” Kata Lintar bijak.
“Ok.
Ozy silahkan duduk. Sekarang giliran kamu Iqbal” Kata Lintar
“Baik,
kak” Kata Iqbal
“Assalamu’alaikum”
Kata Iqbal
“Wa’alaikumsalam”
Balas mereka dengan serempak
“Semuanya.
Perkenalkan nama saya Iqbal Dhiafakhri Ramadhan. Teman – teman saya dan saudara
– saudara saya biasa manggil Iqbal, tapi mereka lebi sering memanggilku dengan
sebutan baale. Saya juga adalah kembaran dari Ozy. Sekian” Kata Iqbal.
“Oh,
kamu kembarannya Ozy. Kamu juga adiknya Agni kan yang bangor?” Tanya Zahra
dengan sinis.
“...”
Iqbal pun hanya bisa menundukkan kepala.
“Zahra
udah deh gak usah nyindir – nyindir orang lagi” Marah Rizky.
“Mulut
gw ini apa urusannya sama lu.” Sindir Zahra
“Kalau
ucapan lu baik dan tidak bikin orang sakit hati gw gak masalah” Kata Rizky
“Udah.
Gak usah berantem lagi” Kata Lintar.
“Nah,
Iqbal. Silahkan duduk. Sekarang giliran kamu Ray” Kata Lintar
“Baik,
kak” Kata Ray
“Assalamu’alaiku”
Kata Ray
“Wa’alaikumsalam”
Kata Semuanya dengan serempak.
“Semuanya
perkenalkan nama saya Muhammad Raynald Prasetya. Tapi teman – teman dan saudara
– saudara saya biasa memanggil saya dengan sebutan Ray. Saya juga masih
saudaraan sama Ozy dan Iqbal. Saya adalah sepupu mereka. Sekian dan terima
kasih banyak” Kata Ray
“Oh.
Kamu masih saudaraan sama mereka? Kamu juga adiknya Kiki kan yang terkenal
bangor. Sekalinya bangor tuh tetap aja bangor” Kata Zahra dengan sinis
“..”
Ray pun hanya bisa menundukkan kepala.
“Zahra
berhenti menghina – hina orang.” Marah Lintar
“Gw
gak menghina – hina orang. Tapi kenyataan” Kata Zahra
“Tapi
gak usah membicarakan kejelekan orang. Emangnya kamu gak punya kejelakan apa. Kejelekan kamu
itu banyak bahkan lebih banyak dari yang mereka lakukan. Sebangor – bangornya mereka.
Mereka itu tetap punya kepinteran yang luar biasa” Marah Lintar
“Terserah”
Sinis Zahra
“Ok.
Sekarang giliran kamu Obiet” Kata Rizky
“baik,
kak” kata Obiet
“Semuanya
perkenalkan nama saya Yohanes Baptista Obiet Panggrahito. Tapi teman – teman dan
saudara – saudara saya memanggil saya dengan sebutan Obiet. Saya juga masih
saudaraan dengan Ozy, Iqbal, dan Ray” Kata Obiet.
“Kamu
juga anak yang bangor kan. Kamu adiknya Debo, kan. Walaupun kamu terkenal
dengan ke kaleman kamu tapi kamu adalah anan yang bangor” Kata Zahra sinis
“Zahra
Stop menghina orang. Emangnya kamu gak punya kejelekan apa” Kata Lintar
“Udah.
Sekarang giliran Deva. Ayo Deva perkenalkan dirimu” Kata Rizky
“Baik,
kak” Kata Deva
“Perkanalkan
nama saya Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra. Teman – teman dan saudara –
saudara saya biasa memanggil saya dengan sebutan Deva atau dedev” Kata Deva
“Diam
kamu Zahra gak usah berkomentar apa – apa.” Kata Lintar.
Sementara itu di taman mereka semua
Febby, Ify, Agni, Irsyad, Olivia, Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Kesha, Sheila,
Pricilla, Oik, Kiki, Shilla, Zevana, Debo, Aldi, Keke, Sivia, Alvin, Rio, Nova,
Cakka, dan Bastian gak nyangka akan bertemu.
“Kok
kalian ada disini?” Tanya Ify
“Ya
kelas juga kan lagi dipakai bosan juga jadinya ke taman aja” Kata Debo
“Vin,
yo. Main basket yuk” Ajak Gabriel
“Et
tunggu dulu. Sebelum main basket mendingan kalian ganti baju deh pakai baju
olahraga. Daripada baju seragam kalian basah kuyup” Kata Shilla
“Iya,
lagipula kan orang tua kita yang bikin peraturan kalau emang mau olahraga di
luar jam pelajaran harus pakai baju olahraga, kan” Kata Febby
“Iya,
iya. Kita ganti baju.” Kata mereka lalu pergi ke kamar mereka dan mengganti
pakaian mereka masing – masing. Dan tak lama kemudian mereka pun datang juga
“Nah
ayo main” Kata Alvin
Dan mereka pun tanding basket selama
labih dari 15 menit. Dan sementara itu di kelas 8-1. Tempat dimana Ozy, Iqbal,
Ray, Obiet, dan Deva melangsungkan MOS.
“OK.
Sebelum kalian liburan. Kalian sudah di beritahu kalian harus membawa barang –
barang, kan?” Tanya Lintar
“Iya,
kak” Jawab mereka serempak
“Nah
jika ada di antara kalian ada yang tidak membawa barang – barang tersebut akan
di hukum” Kata Zahra sinis
“Zahra
kamu apa – apaan sih” Kata Lintar
“Ya
udah ayo kita periksa satu – satu” Kata Rizky
Dan selama kurang lebih selama 5
menit-an mereka bertiga berkeliling memeriksa barang bawaan para peserta MOS.
“Nah
tadi kita udah keliling memeriksa barang yang kalian bawa” Kata Lintar
“Dan
saya menemukan satu anak yang bawaannya tidak lengkap. Yaitu Ozy” Kata Zahra
sinis
“Saya,
kak?” Tanya Ozy takut – takut
“Iya.
Siapa lagi” Kata Zahra dengan sinis
“Bukannya
sudah lengkap” Kata Ozy
“Lengkap
dari hongkong, hah. Kamu itu gak bawa Permen Kapas tahu gak. Sekarang kamu
kakak hukum lari keliling lapangan 20 putaran” Kata Zahra sinis
“Zahra
kamu apa –apaan sih” Kata Rizky
“Ini
urusan gw. Kalian gak usah ikut campur” Kata Zahra
“Jelas
gw ikut campur sama kalian. Kiki itu udah ngasih amanat ke gw sama Rizky untuk
ngejagain mereka berlima” Kata lintar marah
“Udah
sana keliling lapangan 20 Putaran. Ngapain masih disini” Kata Zahra marah
Ozy pun menuruti apa yang diperintahin
oleh Zahra da dia pun mengelilingi
lapangan sebanyak 20 putaran. Dan belum sampai Ozy mengelilingi 20 putaran, baru
saja Ozy melakukan 6 putaran dia pun akhirnya pingsan. Dan bertepan dengan
pingsannya Ozy. Dua kakak Ozy pun, Agni dan Irsyad melewati lapangan tersebut.
“Kak,
itu bukannya Ozy ya. Kok malah tiduran di situ” Kata Agni
“Mana,
Ag?” Tanya Irsyad
“Itu
yang tiduran di atas rumput.” Kata Agni
“Ya
udah kita samperin aja” Kata Irsyad
“Ini
mah bukan tidur, Ag. Ini si Ozy pingsan” Kata Irsyad
“Ini
pasti perbuatan Zahra. Awas aja tu orang” Kata Agni
“Udah,
Ag. Kita gotong dulu Ozy ke UKS” Kata Irsyad
Agni dan Irsyad menggotong Ozy ke UKS
asrama. Dan setelah itu mereka pergi ke kelas 8-1 kelas dimana Ray dkk
melakukan MOS. Dan di kelas itu sedang ada pembekalan. Ketika itu tiba – tiba pintu
di dobrak oleh orang.
BRAAK...
“Kamu
apa – apaan sih, Ag” Kata Zahra dengan marah
“Kamu
itu yang apa – apaan. Apa maksud kamu nyuruh Ozy keliling lapangan sampai
pingsan” Kata Agni marah
“gw
nggak nyuruh Ozy ngelilingi lapangan” Kata Zahra mengelak
“Gak
nyuruh apaan. Kamu maksa – maksa Ozy untuk keliling lapangan. Bahkan kamu
sampai bentak – bentak Ozy” Marah Lintar
“Bohong,
Ag. Si Lintar Cuma ngeles aja” Kata Zahra mengelak
“Awas
aja kalau bohong. Ray yang tadi di bilang Kak Lintar bener apa gak?” Tanya
Irsyad
“Iya,
kak. Apa yang di bilang kak Lintar bener” Kata Ray
“Tuh,
kan. Bener. Awas aja kalau sampai ade gw kenapa – napa lu harus tanggung jawab”
Kata Irsyad
“Kalian
itu mentang – mentang anak pemilik sekolahan bisanya kalian itu Cuma sok.” Kata
Zahra sinis
“gw
sama kak Irsyad gak sok. Tapi aku ngomong kenyataan” Kata Agni, lalu berlalu
keluar bareng Irsyad
Dan setelah mereka keluar Zahra pun me
maki – maki mereka.
“Heh.
Lintar jangan sok bijak deh kamu. Dasar tukang ngadu. Kalian juga mentang –
mentang orang tua kalian pemilik sekolah ini kalian jadi sok berkuasa” Kata
Zahra marah
“Eh,
denger ya, Zah. Gw bukannya sok bijak. Dan Deva, Ray, Obiet, dan Iqbal bukannya
sok berkuasa. Emang dasarnya aja kamu yang jahat, picik, licik. Biasanya Cuma bisa
bikin orang sakit sama kecelakaan. Biar lo bisa berkuasa, kan. Dasar tukang adu
domba” Kata Lintar
Sementara itu di UKS Ozy masih
terbaring tak sadarkan diri. Agni dan Irsyad pun masih setia ngejagain Ozy.
Bahkan Ozy sampai demam. Agni dan Irsyad pun masih dengan setia mengganti
kompresan Ozy.
“Kak,
apa kita bilang mama aja atau kak Ify kalau Ozy sakit.” Kata Agni
“Jangan
deh, Ag” Kata Irsyad
“Tapi
nanti mereka bisa khawatir sama Ozy” Kata Agni
“Biar
kita dulu yang khawatir. Pokoknya jangan sampai yang lain tahu” Kata Irsyad
“Ya
udah deh” Kata Agni
“Uuuuh....”
Kata Ozy yang mulai sadar dari pingsannya
“Ozy,
kamu udah sadar, sayang” Kata Agni khawatir
“Ozy
kenapa, kak” Kata Ozy dengan suara yang lemas
“Tadi
Kak Zahra nyuruh kamu keliling lapangan. Tapi kamu pingsan” Kata Irsyad
“Kak,
aku mau ke kelas” Kata Ozy
“Jangan
dulu deh, sayang. Kamu masih lemas begitu” Kata Irsyad
“Tapi,
kak” Kata Ozy memelas
“Kalau
kamu mau sembuh dengerin omongan kakak.” Kata Agni
“Iya,
kak” Kata Ozy
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar