Senin, 23 April 2012

Persahabatan & Persaudaraan Part 3





                Sekarang Ozy, Iqbal, Ray, Obiet, dan juga Deva sedang melaksanakan MOS. Dan juga Ozy, Iqbaal, Ray, Obiet, dan Deva melaksanakan MOS – nya mereka kedapatan MOS di kelas 8-1 yaitu kelasnya Agni dkk.
“Ok. Kita bertiga akan memperkenalkan diri dulu. Saya Halilintar Mahaputra Edi Morgen sebagai Wakil Ketua Osis. Kalian bisa manggil saya Kak Lintar. Yang di sebelah saya namanya Rizky Maulana. Dia Ketua Osis. Kalian bisa manggil dia Kak Rizky. Dan yang disebelahnya namanya Zahra Damariva. Dia Sekertaris Osis. Kalian bisa manggil dia Kak Zahra. Dan kami sekarang kelas 8 dan lebih tepatnya duduk di kelas 8-1.” Kata Lintar
“Coba Kalian perkenalkan diri kalian masing – masing.” Kata Rizky.
“Ayo Ozy perkenalkan diri kamu.” Suruh Lintar.
“Baik, kak.” Kata Ozy
“Assalamu’alaikum” Kata Ozy
“Wa’alaikumsalam” Kata mereka serempak.
“Perkenalkan nama saya Ahmad Fauzy Adriansyah. Teman – teman dan saudara – saudara saya biasa memanggil saya dengan sebutan Ozy. Saya lulusan dari SD Internasional School. Sekian” Kata Ozy
“Oh, kamu adiknya Agni yang bangor itu kan?” Tanya Zahra sinis
“...” Ozy tidak bisa berbicara apa –apa. Dia hanya menundukkan kepalanya.
“Kamu apa – apaan sih, zah. Omongan kamu itu bisa melukai hati Ozy tahu gak” Marah Rizky.
“Udah – udah. Kalian juga gak usah berantem.” Kata Lintar bijak.
“Ok. Ozy silahkan duduk. Sekarang giliran kamu Iqbal” Kata Lintar
“Baik, kak” Kata Iqbal
“Assalamu’alaikum” Kata Iqbal
“Wa’alaikumsalam” Balas mereka dengan serempak
“Semuanya. Perkenalkan nama saya Iqbal Dhiafakhri Ramadhan. Teman – teman saya dan saudara – saudara saya biasa manggil Iqbal, tapi mereka lebi sering memanggilku dengan sebutan baale. Saya juga adalah kembaran dari Ozy. Sekian” Kata Iqbal.
“Oh, kamu kembarannya Ozy. Kamu juga adiknya Agni kan yang bangor?” Tanya Zahra dengan sinis.
“...” Iqbal pun hanya bisa menundukkan kepala.
“Zahra udah deh gak usah nyindir – nyindir orang lagi” Marah Rizky.
“Mulut gw ini apa urusannya sama lu.” Sindir Zahra
“Kalau ucapan lu baik dan tidak bikin orang sakit hati gw gak masalah” Kata Rizky
“Udah. Gak usah berantem lagi” Kata Lintar.
“Nah, Iqbal. Silahkan duduk. Sekarang giliran kamu Ray” Kata Lintar
“Baik, kak” Kata Ray
“Assalamu’alaiku” Kata Ray
“Wa’alaikumsalam” Kata Semuanya dengan serempak.
“Semuanya perkenalkan nama saya Muhammad Raynald Prasetya. Tapi teman – teman dan saudara – saudara saya biasa memanggil saya dengan sebutan Ray. Saya juga masih saudaraan sama Ozy dan Iqbal. Saya adalah sepupu mereka. Sekian dan terima kasih banyak” Kata Ray
“Oh. Kamu masih saudaraan sama mereka? Kamu juga adiknya Kiki kan yang terkenal bangor. Sekalinya bangor tuh tetap aja bangor” Kata Zahra dengan sinis
“..” Ray pun hanya bisa menundukkan kepala.
“Zahra berhenti menghina – hina orang.” Marah Lintar
“Gw gak menghina – hina orang. Tapi kenyataan” Kata Zahra
“Tapi gak usah membicarakan kejelekan orang. Emangnya  kamu gak punya kejelakan apa. Kejelekan kamu itu banyak bahkan lebih banyak dari yang mereka lakukan. Sebangor – bangornya mereka. Mereka itu tetap punya kepinteran yang luar biasa” Marah Lintar
“Terserah” Sinis Zahra
“Ok. Sekarang giliran kamu Obiet” Kata Rizky
“baik, kak” kata Obiet
“Semuanya perkenalkan nama saya Yohanes Baptista Obiet Panggrahito. Tapi teman – teman dan saudara – saudara saya memanggil saya dengan sebutan Obiet. Saya juga masih saudaraan dengan Ozy, Iqbal, dan Ray” Kata Obiet.
“Kamu juga anak yang bangor kan. Kamu adiknya Debo, kan. Walaupun kamu terkenal dengan ke kaleman kamu tapi kamu adalah anan yang bangor” Kata Zahra sinis
“Zahra Stop menghina orang. Emangnya kamu gak punya kejelekan apa” Kata  Lintar
“Udah. Sekarang giliran Deva. Ayo Deva perkenalkan dirimu” Kata Rizky
“Baik, kak” Kata Deva
“Perkanalkan nama saya Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra. Teman – teman dan saudara – saudara saya biasa memanggil saya dengan sebutan Deva atau dedev” Kata Deva
“Diam kamu Zahra gak usah berkomentar apa – apa.” Kata Lintar.

          Sementara itu di taman mereka semua Febby, Ify, Agni, Irsyad, Olivia, Gita, Gabriel, Acha, Kiki, Kesha, Sheila, Pricilla, Oik, Kiki, Shilla, Zevana, Debo, Aldi, Keke, Sivia, Alvin, Rio, Nova, Cakka, dan Bastian gak nyangka akan bertemu.
“Kok kalian ada disini?” Tanya Ify
“Ya kelas juga kan lagi dipakai bosan juga jadinya ke taman aja” Kata Debo
“Vin, yo. Main basket yuk” Ajak Gabriel
“Et tunggu dulu. Sebelum main basket mendingan kalian ganti baju deh pakai baju olahraga. Daripada baju seragam kalian basah kuyup” Kata Shilla
“Iya, lagipula kan orang tua kita yang bikin peraturan kalau emang mau olahraga di luar jam pelajaran harus pakai baju olahraga, kan” Kata Febby
“Iya, iya. Kita ganti baju.” Kata mereka lalu pergi ke kamar mereka dan mengganti pakaian mereka masing – masing. Dan tak lama kemudian mereka pun datang juga
“Nah ayo main” Kata Alvin

          Dan mereka pun tanding basket selama labih dari 15 menit. Dan sementara itu di kelas 8-1. Tempat dimana Ozy, Iqbal, Ray, Obiet, dan Deva melangsungkan MOS.
“OK. Sebelum kalian liburan. Kalian sudah di beritahu kalian harus membawa barang – barang, kan?” Tanya Lintar
“Iya, kak” Jawab mereka serempak
“Nah jika ada di antara kalian ada yang tidak membawa barang – barang tersebut akan di hukum” Kata Zahra sinis
“Zahra kamu apa – apaan sih” Kata Lintar
“Ya udah ayo kita periksa satu – satu” Kata Rizky

          Dan selama kurang lebih selama 5 menit-an mereka bertiga berkeliling memeriksa barang bawaan para peserta MOS.
“Nah tadi kita udah keliling memeriksa barang yang kalian bawa” Kata Lintar
“Dan saya menemukan satu anak yang bawaannya tidak lengkap. Yaitu Ozy” Kata Zahra sinis
“Saya, kak?” Tanya Ozy takut – takut
“Iya. Siapa lagi” Kata Zahra dengan sinis
“Bukannya sudah lengkap” Kata Ozy
“Lengkap dari hongkong, hah. Kamu itu gak bawa Permen Kapas tahu gak. Sekarang kamu kakak hukum lari keliling lapangan 20 putaran” Kata Zahra sinis
“Zahra kamu apa –apaan sih” Kata Rizky
“Ini urusan gw. Kalian gak usah ikut campur” Kata Zahra
“Jelas gw ikut campur sama kalian. Kiki itu udah ngasih amanat ke gw sama Rizky untuk ngejagain mereka berlima” Kata lintar marah
“Udah sana keliling lapangan 20 Putaran. Ngapain masih disini” Kata Zahra marah

          Ozy pun menuruti apa yang diperintahin oleh Zahra da  dia pun mengelilingi lapangan sebanyak 20 putaran. Dan belum sampai Ozy mengelilingi 20 putaran, baru saja Ozy melakukan 6 putaran dia pun akhirnya pingsan. Dan bertepan dengan pingsannya Ozy. Dua kakak Ozy pun, Agni dan Irsyad melewati lapangan tersebut.
“Kak, itu bukannya Ozy ya. Kok malah tiduran di situ” Kata Agni
“Mana, Ag?” Tanya Irsyad
“Itu yang tiduran di atas rumput.” Kata Agni
“Ya udah kita samperin aja” Kata Irsyad
“Ini mah bukan tidur, Ag. Ini si Ozy pingsan” Kata Irsyad
“Ini pasti perbuatan Zahra. Awas aja tu orang” Kata Agni
“Udah, Ag. Kita gotong dulu Ozy ke UKS” Kata Irsyad

          Agni dan Irsyad menggotong Ozy ke UKS asrama. Dan setelah itu mereka pergi ke kelas 8-1 kelas dimana Ray dkk melakukan MOS. Dan di kelas itu sedang ada pembekalan. Ketika itu tiba – tiba pintu di dobrak oleh orang.
BRAAK...
“Kamu apa – apaan sih, Ag” Kata Zahra dengan marah
“Kamu itu yang apa – apaan. Apa maksud kamu nyuruh Ozy keliling lapangan sampai pingsan” Kata Agni marah
“gw nggak nyuruh Ozy ngelilingi lapangan” Kata Zahra mengelak
“Gak nyuruh apaan. Kamu maksa – maksa Ozy untuk keliling lapangan. Bahkan kamu sampai bentak – bentak Ozy” Marah Lintar
“Bohong, Ag. Si Lintar Cuma ngeles aja” Kata Zahra mengelak
“Awas aja kalau bohong. Ray yang tadi di bilang Kak Lintar bener apa gak?” Tanya Irsyad
“Iya, kak. Apa yang di bilang kak Lintar bener” Kata Ray
“Tuh, kan. Bener. Awas aja kalau sampai ade gw kenapa – napa lu harus tanggung jawab” Kata Irsyad
“Kalian itu mentang – mentang anak pemilik sekolahan bisanya kalian itu Cuma sok.” Kata Zahra sinis
“gw sama kak Irsyad gak sok. Tapi aku ngomong kenyataan” Kata Agni, lalu berlalu keluar bareng Irsyad

          Dan setelah mereka keluar Zahra pun me maki – maki mereka.
“Heh. Lintar jangan sok bijak deh kamu. Dasar tukang ngadu. Kalian juga mentang – mentang orang tua kalian pemilik sekolah ini kalian jadi sok berkuasa” Kata Zahra marah
“Eh, denger ya, Zah. Gw bukannya sok bijak. Dan Deva, Ray, Obiet, dan Iqbal bukannya sok berkuasa. Emang dasarnya aja kamu yang jahat, picik, licik. Biasanya Cuma bisa bikin orang sakit sama kecelakaan. Biar lo bisa berkuasa, kan. Dasar tukang adu domba” Kata Lintar

          Sementara itu di UKS Ozy masih terbaring tak sadarkan diri. Agni dan Irsyad pun masih setia ngejagain Ozy. Bahkan Ozy sampai demam. Agni dan Irsyad pun masih dengan setia mengganti kompresan Ozy.
“Kak, apa kita bilang mama aja atau kak Ify kalau Ozy sakit.” Kata Agni
“Jangan deh, Ag” Kata Irsyad
“Tapi nanti mereka bisa khawatir sama Ozy” Kata Agni
“Biar kita dulu yang khawatir. Pokoknya jangan sampai yang lain tahu” Kata Irsyad
“Ya udah deh” Kata Agni
“Uuuuh....” Kata Ozy yang mulai sadar dari pingsannya
“Ozy, kamu udah sadar, sayang” Kata Agni khawatir
“Ozy kenapa, kak” Kata Ozy dengan suara yang lemas
“Tadi Kak Zahra nyuruh kamu keliling lapangan. Tapi kamu pingsan” Kata Irsyad
“Kak, aku mau ke kelas” Kata Ozy
“Jangan dulu deh, sayang. Kamu masih lemas begitu” Kata Irsyad
“Tapi, kak” Kata Ozy memelas
“Kalau kamu mau sembuh dengerin omongan kakak.” Kata Agni
“Iya, kak” Kata Ozy

#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar