“bagus ya! Hampir seperti asli, kan?” ujar agni bangga. Ia
menunjuk mehkota –mahkota yang menumpuk di gudang.
“apa?” jawab oik. Kepalanya pusing
“apa maksudmu, ‘hampir seperti asli’?” tanya shilla
Agni
memungut salah satu mahkota dari tumpukan itu.”yah, semua ini palsu, tentu
saja,” katanya. “untuk pesta hari kedatangan, kami membuatnya persis seperti
mahkota asli ratu winda. Reencananya, kami akan meletakkan satu mahkota di
setiap kursi. Setiap peri akan memakainya selama pesta berlangsung dan
membawanya pulang sebagai kenang – kenangan!” agni tersenyum dan memeakai
mahkota palsu itu dikepalanya. “ide yang bagus, kan?” ia menambahkan
Shilla
dan oik tidak berkata apa – apa. Mereka hanya melongo dan menatap mahkota –
mahkota palsu itu dengan mata terbelalak. Agni pun melanjutkan ceritanya.
“tapi ketika ratu mengumumkan mahkotnya hilang,” ujar agni
sambil menatap shilla sekilas, “dan pesta batal diselenggarakan, kami
tinggalkan saja semua mahkota disini.” Agni melepas mahkota dari kepalanya dan
meletakannya lagi ditumpukkan. “sekarang kami bingung, akan diapakan semua
mahkota ini.”
Shilla
mendesah. “kalau begitu kuberitahu kau apa yang pertama – tama harus
dilakukan,” katanya.
Agni
menatap shilla. “apa?” tanyanya
“mencari mahkota asli diantara semua mahkota asli diantara
semua mahkota ini”
Sekarang
agni yang bingung. Oik menjelaskan semua dari saat ify meninggalkan mahkota itu
untuk diperbaiki penyoknya dibengkel gabriel sampai sivia meninggalkan mahkota
dan tasnya didalam kereta balon.
Mata
agni membelalak saking shocknya. “tapi itu artinya...” suaranya melemah ketika
ia mengatakn, “mahkota itu ada didalam tas beledu... dan kami melemparkannya ke
sini...”
Oik dan
shilla mengangguk. Ya, mahkota asli ratu karya seni tak tergantikan dari masa
awal pixie hollow ada disini. Entah dimana digudang yang gelap dan berdebu ini.
Bagaimana
mungkin mereka menemukannya, diantara ratusan mahkota palsu yang persis sama
dengan aslinya?
“agni,” ujar oik akhirnya, “siapa yang membuat mahkota palsu
itu? Siapa yang mencontoh benda aslinya dengan demikian baiknya?”
“ray,” jawab agni. “kau tahu, dia salah satu peri laki –
laki yang berbakat seni. Makan waktu cukup lama baginya untuk meniru aslinya.”
***
Tak
lama kemudian, ray yang berwajah murung sudah berada di gudang itu, di tengah
tumpukan mahkota yang sedemikian banyaknya. Oik, shilla, dan agni baru saja
menceritakan seluruh kejadian padanya.
“ya, emang aku berusaha keras agar mahkota – mahkota palsu
ini kelihatan persisi sama dengan asli,” kata ray pada para peri dengan nada
sedih. “dan sekarang kita semua menyesal karena aku menirunya begitu persis”
Ray
yang malang! Ia telah bekerja keras sekali membuat cendera mata untuk pesta.
Tapi kemudian pesta itu dibatalkan. Sekarang tampaknya semua mahkota itu akan
mubazir.
Tapi
shilla tidak bersimpati padanya. Ia sedang kesal memikirkan tugas mereka
selanjutnya. Mencari yang asli diantara semua mahkota palsu itu sama saja
seperti mencari jarum ditumpukkan jerami. “jadi,” katanya dengan tidak sabar
pada ray, “adakah cara untuk membedakan mahkota asli dari yang palsu?”
Ray
mengangguk. “ada,” jaawabnya. “tapi bukan dengan melihat mahkota ini satu per
satu.” Ia memungut salah satu mahkota. “kaulihat ukiran logam yang halus ini?
Deretan batu bulan? Batu opalapi yang besar ditengah?” ia menunjukkan semua
keindahan mahkota. “ketika membuatnya, aku menggunakan potongan kaleng dan
permata palsu. Tapi dengan menaburkan banyak debu peri dan sulap khusus, aku
menghaluskan semua kekurangannya. Sama sekali tak kelihatan kan bahwa mahkota
ini palsu?”
Ketiga
peri itu memerhatikan mahkota yang dipegang ray. Memang betul. Takkan ada orang
yang menduga, itu bukan mahkota asli.
Tapi
ketika ray mengatakan “kekurangannya”, oik mendapat akal. “tapi bagaimana dengan
penyoknya? Mahkota asli itu sedikit penyok, dan ify ingin memperibaikinya.
Bagaimana kalau kita mencari mahkota yang ada penyoknya?” tanya oik pada ray.
“yang ada penyoknya itulah yang asli, iya, kan?”
Ray
menggeleng. “kurasa cara ini tidak bisa dipakai. Aku mencontoh mahkota asli itu
persisi seperti aslinya lengkap dengan penyoknya.” Ia menunjuk bagian penyok di
mahkota yang dipegangnya. “tentu saja, kelak efek debu peri itu akan hilang,”
ia melanjutkan. “mahkota palsu akan kembali kebentuk semula; hanya lempengan
logam yang ditempeli bongkahan kuarsa dan batu kerikil berwarna.”
Tapi
itu akan makan waktu berbulan-bulan. Padahal perlu menemukan mahkota asli
sekarang juga.
“hanya ada satu bagian dari mahkota asli yang tidak bisa
kutiru,” ray menambahkan.
Wajah
para peri berseri-seri mendengarnya.
“bila diletakkan dikepala seseorang, mahkota asli akan
melekat pas sekali dikepala pemakainya,” ia menjelaskan. “kemampuan sulapku
tidak cukup ampuh untuk menciptakan hal itu. Jadi, mahkota palsu itu semua berukuran
sama, lima.”
Ternyata,
tak satu pun dari mereka berukuran kepala 5. Oik dan agni berukuran 4. Ray 6.
Shilla 3½.
Mendengar
itu shilla tertawa mengejek. “jadi maksudmu,” katanya, “kita harus mencoba
semua mahkota ini sampai menemukan mahkota yang secara ajaib pas dengan kepala
kita?”
Ray
mengangguk. “oh. Ada satu hal lagi,” katanya. “ada kata-kata yang harus
diucapkan ketika memakai mahkota itu. Kata-kata inilah yang akan mengeluarkan
keajaiban mahkota asli.”
Shilla
menatap ray dengan waspada. “kata-kata apa?” tanyanya. Sepertinya shilla takut
mendengar jawabannya.
“pixie hollow
Mother dove
Dunia yang kita
hargai
Dunia yang kita
cintai.”
Shilla
mengerutkan muka dengan jijik. “ih!” serunya. “itu kalimat paling konyol yang
pernah kudengar!”
Oik menepuk-nepuk
punggung shilla. “yah, shilla,” katanya. “mungkin kalimat itu tidak lancar
diucapkan sekarang. Tapi setelah beberapa jam akan lancar juga setelah beberapa
ratus kali kau ucapkan!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar