Mos telah usai. Dan hari ini sudah mulai belajar – mengajar seperti biasa. Tetapi ozy masih harus istirahat seperti biasa. Dan akibat zahra di keluarin dari osis dia mau membuat perhitungan kepada iqbal yang sudah mengadukannya. Dia menyuruh anak buahnya untuk membuat iqbal babak belur. Sekarang dia sedang ada di taman.
“aku ada tugas buat kalian” kata zahra kepada
anak buahnya
“tugasnya apaan?” tanya anak buahnya
“aku pengen kalian habisin yang namanya iqbal. Sampai
dia babak belur.” Kata zahra
“tapi kita tidak tahu orangnya” kata anak buahnya
“ini fotonya” kata zahra sambil memperlihatkan
fotonya iqbal.
“ok bos. Kami siap menjalankan tugas” kata anak
buahnya.
“nanti ketika jam istirahat kalian tarik dia ke
taman. ya dia kan anaknya bangor tuh. Waktu sd aja sering bolos jam pelajaran. Nah
atau gak pas dia bolos di jam pelajaran kalian tari dia terus hajar dia sampai
babak belur” kata zahra.
“ok bos” kata anak buahnya.
“saya akan bayar kalian 2 kali lipat dari yang
biasanya” kata zahra
“siap bos” kata anak buahnya
Iqbal,
ozy, deva, obiet, dan ray masuk kelas 7-2. Mereka kecuali ozy sedang ada di
kelas lagi pada ngobrol- ngobrol.
“eh, sekarang pelajaran apa sih?” tanya ray
“matematika” jawab obiet
“ih, malas banget belajar matematika” jawab iqbal
“bolos aja, yuk” ajak iqbal
“ayu deh. Aku bosan nih. Lagian matematika bikin
bt” kata deva
“lagian juga kan. Gurunya killer gitu” kata iqbal
“nih kan, ya sebentar lagi kan masuk. Sekarang aja
kita ke kantin” kata ray
“ya udah. Tapi aku nanti ya ke kantinnya. Nanti aku
nyusul” kata iqbal
“mau ngapain emangnya?” tanya deva
“tuh liat aja meja gw berantakan. Gw mau beresin
dulu” kata iqbal
“ya udah cepetan , ya” kata obiet
“yo’a” kata iqbal.
Lalu
obiet, deva, dan ray pun menuju ke kantin karena ingin membolos pelajaran
matematika. Dan sementara itu iqbal langsung membereskan mejanya yag berantakan
kemudian dia menyusul obiet, deva, dan juga ray. Iqbal pun jalan dengan santai
menuju kantin, tetapi di tengah jalan ketika mau ke kantian iqbal langsung di
seret oleh seseorang yang tidak dia kenal yang tidak bukan tidak lain adalah
suruhan zahra. Iqbal pun di seret secara paksa. Iqbal yang kaget pun langsung
meronta – ronta. Tetapi suruhan zahra itu tidak menggubris teriakan iqbal. Ketika
sampai di taman iqbal pun langsung di hajar oleh mereka. Iqbal hanya sendiri
tetapi suruhan zahra ada 5 dan semuanya itu berbadan kekar, jelas saja iqbal
kalah banyak dan kalah kuat. Iqbal pun langsung saja di hajar. Mukanya iqbal di
tonjok berkali – kali sampai – sampai iqbal mengeluarkan darah dari mulutnya. Perutnya
pun di tonjoknya berkali – kali. Seluruh mukanya sudah babak belur akibat
tonjokan dari pesuruh zahra. Iqbal sudah tak kuat lagi. Dia pun akhirnya jatuh
tidak berdaya. Lalu zahra keluar dari persembunyiannya itu.
“heh? Anak sok berkuasa. Awas ya kalau kamu aduin
hal ini ke orang lain apa lagi sampai kamu aduin ke nyokap lu sama tante – om lu
ataupun sama saudara – saudara lu yang lainnya. Kita bakalan bikin kamu babak
belur melebihi yang kali ini.” ancam zahra
“i..iy....a....kak” kata iqbal yang bicaranya
terputus – putus.
Sementara
itu dikantin obiet, deva, dan ray sedang menunggu iqbal yang lama sekali
datangnya. Sudah hampir 1 jam lebih mereka menunggu iqbla tapi tak kunjung
datang, bahkan sampai jam pelajaran pertama hampir selesai iqbal pun tak
kunjung datang.
“ih...iqbal lama banget” kata ray
“iya nih” kata obiet
“apa dia malah ngikut jam pelajaran, ya” kata
deva bertanya – tanya.
“tapi, kan iqbal paling sebel sama pelajaran
matematika apalagi gurunya killer” kata deva
“ya udah cari aja yuk” aja obiet
Obiet,
deva, dan ray pun mencari – cari ozy, dan ketika mereka melewati taman deva
melihat seseorang yang duduk dibawah pohon dengan muka babak belu yang mirip
dengan iqbal. Dan ketika mereka mendekati ternyata orang itu adalah iqbal.
“biet, ray. Bukannya itu iqbal, ya?” tanya deva
“mana?” tanya obiet
“itu yang duduk bersandar di pohon” kata deva
“samperin yuk” kata ray
“ya ampun iqbal kamu kenapa?” tanya deva ketika
sudah berada di hadapan iqbal
“a.....ku.....gak.....pa.....pa” kata iqbal
dengan terputus – putus
“jangan bercanda kamu, bal. Muka babak belur
begini kamu bilang gak papa” marah ray
“bal, mendingan kamu balik ke asrama aja deh.” Kata
deva
“gak.....mau” kata iqbal masih dengan terputus –
putus
“siapa sih, bal yang ngelakuinnya? Pasti kak
zahra iya, kan?” taya obiet
“bu....kan....kok” jawab iqbal dengan terputus –
putus
“terus siapa?” tanya ray
“bu...kan....sia...pa....si....apa” jawab iqbal
yang masih terputus – putus
“jawab atau jangan anggap kami sepupu kamu lagi”
ancam deva
“i...iya...dev...ya...ng...nge...la....ku...in....nya....kak...zah...ra”
jawab iqbal dengan takut – takut karena iqbal takut zahra akan melakukan hal
yang lebih kejam dari ini
“aku bilang sama mama ya, bal. Biar kamu bisa
balik ke asrama sama biar kamu bisa istirahat” kata obiet
“ja....ngan....biet” kata iqbal
“udah, biet. Cepet temui tante ucie. Kasih tahu
hal yang sebenarnya” kata ray
Obiet
pun langsung pergi ke ruangan ibunya dan membicarakan hal yang sebenarnya
terjadi sama iqbal. Bu ucie sedang bersantai di ruangannya dia sedang minum teh
ditemani dengan cemilan biskuit kesuakaannya. Tiba – tiba ada yang mengetuk
pintu ruangannya.
TOK.....TOK......TOK....
“ya silahkan masuk. Pintunya tidak di kunci” kata
bu ucie
“mama....” jawab obiet
“lho? Obiet mama kirain siapa? Kok ada di ruangan
mama? Bolos lagi kamu, ya?” tanya bu ucie beruntut
“udah itu gak penting, ma. Ada hal yang lebih
penting” kata obiet panik
“kamu ini kenapa sih, biet. Hal apa yang penting?”
tanya bu ucie bingung
“iqbal, ma. Iqbal...” kata obiet geje
“iqbal kenapa sayang?” tanya mamanya
“iqbal, ma. Iqbal di hajar sama kak zahra sampai
babak belur, ma. Dia sekarang masih ada ditaman” kata obiet
“APA???” kata bu ucie kaget
“ya sudah. Cepat antar mama kesana” kata bu ucie
panik
Kemudian
obiet dan bu ucie pun menghampiri iqbal yang masih berada di taman bersama ray
dan deva.
“ya ampun, iqbal. Kok bisa sampai kayak gini sih?”
tanya bu ucie
“iq...ba....l...gak....pa...pa....kok...tan”
jawab iqbal
“kamu balik ke asrama aja ya” ajak bu ucie
“gak....usah...tan” kata iqbal menolak
“kalau kamu paksain juga buat sekolah kamu gak
bakalan kuat” kata bu ucie
“obiet. Kamu ambil tasnya iqbal. Terus ikut mama
nganterin iqbal. Deva sama ray gak usah ikut. Kalian belajar yang benar. Jangan
bolos lagi” kata bu ucie menasehati
“iya, ma” kata obiet
“iya, tan” kata deva dan ray
“kamu biar tante gendong, bal” kata bu ucie
Setelah
itu ray, deva, dan obiet pun ke kelas, tetapi obiet kembali lagi ke taman dan
setelah itu obiet dan bu ucie pun mengantarkan iqbal ke asrama. Iqbal pun hanya
bisa digendong oleh bu ucie. Karena dia tak kuat untuk jalan. Dan ketika itu
juga ozy di kamarnya sedang mainan laptop karena bosan.
“assalamu’alaikum” kata obiet dan bu ucie memberi
salam
“wa’alaikumsalam” kata ozy menajawab salam
“iqbal.” Kata ozy kaget
“iqbal kenapa, tan?” tanya ozy
“gak tahu, sayang. Kamu tanya aja sama obiet”
kata bu ucie yang menidurkan iqbal di kasur
“ya sudah mama balik lagi ke SMP ya. Mama mau
ngajar. Kamu juga cepat balik lagi.” Kata bu ucie
“iya, ma” kata obiet
“tante juga bakal kasih tahu mama kamu, zy. Tentang
iqbal” kata bu ucie
“iya, tante” kata ozy
“biet, iqbal kenapa?” tanta ozy ketika bu ucie
sudah keluar
“katanya sih iqbal di hajar sama kak zahra sampai
babak belur begini” kata obiet
“kejam banget sih” kata ozy
“ya udah ya, zy. Kamu juga cepat sembuh. Aku mau
balik dulu ke sekolah” kata obiet
“iya” jawab ozy
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar