Selasa, 24 April 2012

Persahabatan & Persaudaraan Part 8





            Mos telah usai. Dan hari ini sudah mulai belajar – mengajar seperti biasa. Tetapi ozy masih harus istirahat seperti biasa. Dan akibat zahra di keluarin dari osis dia mau membuat perhitungan kepada iqbal yang sudah mengadukannya. Dia menyuruh anak buahnya untuk membuat iqbal babak belur. Sekarang dia sedang ada di taman.
“aku ada tugas buat kalian” kata zahra kepada anak buahnya
“tugasnya apaan?” tanya anak buahnya
“aku pengen kalian habisin yang namanya iqbal. Sampai dia babak belur.” Kata zahra
“tapi kita tidak tahu orangnya” kata anak buahnya
“ini fotonya” kata zahra sambil memperlihatkan fotonya iqbal.

“ok bos. Kami siap menjalankan tugas” kata anak buahnya.
“nanti ketika jam istirahat kalian tarik dia ke taman. ya dia kan anaknya bangor tuh. Waktu sd aja sering bolos jam pelajaran. Nah atau gak pas dia bolos di jam pelajaran kalian tari dia terus hajar dia sampai babak belur” kata zahra.
“ok bos” kata anak buahnya.
“saya akan bayar kalian 2 kali lipat dari yang biasanya” kata zahra
“siap bos” kata anak buahnya

            Iqbal, ozy, deva, obiet, dan ray masuk kelas 7-2. Mereka kecuali ozy sedang ada di kelas lagi pada ngobrol- ngobrol.
“eh, sekarang pelajaran apa sih?” tanya ray
“matematika” jawab obiet
“ih, malas banget belajar matematika” jawab iqbal
“bolos aja, yuk” ajak iqbal
“ayu deh. Aku bosan nih. Lagian matematika bikin bt” kata deva
“lagian juga kan. Gurunya killer gitu” kata iqbal
“nih kan, ya sebentar lagi kan masuk. Sekarang aja kita ke kantin” kata ray
“ya udah. Tapi aku nanti ya ke kantinnya. Nanti aku nyusul” kata iqbal
“mau ngapain emangnya?” tanya deva
“tuh liat aja meja gw berantakan. Gw mau beresin dulu” kata iqbal
“ya udah cepetan , ya” kata obiet
“yo’a” kata iqbal.

            Lalu obiet, deva, dan ray pun menuju ke kantin karena ingin membolos pelajaran matematika. Dan sementara itu iqbal langsung membereskan mejanya yag berantakan kemudian dia menyusul obiet, deva, dan juga ray. Iqbal pun jalan dengan santai menuju kantin, tetapi di tengah jalan ketika mau ke kantian iqbal langsung di seret oleh seseorang yang tidak dia kenal yang tidak bukan tidak lain adalah suruhan zahra. Iqbal pun di seret secara paksa. Iqbal yang kaget pun langsung meronta – ronta. Tetapi suruhan zahra itu tidak menggubris teriakan iqbal. Ketika sampai di taman iqbal pun langsung di hajar oleh mereka. Iqbal hanya sendiri tetapi suruhan zahra ada 5 dan semuanya itu berbadan kekar, jelas saja iqbal kalah banyak dan kalah kuat. Iqbal pun langsung saja di hajar. Mukanya iqbal di tonjok berkali – kali sampai – sampai iqbal mengeluarkan darah dari mulutnya. Perutnya pun di tonjoknya berkali – kali. Seluruh mukanya sudah babak belur akibat tonjokan dari pesuruh zahra. Iqbal sudah tak kuat lagi. Dia pun akhirnya jatuh tidak berdaya. Lalu zahra keluar dari persembunyiannya itu.
“heh? Anak sok berkuasa. Awas ya kalau kamu aduin hal ini ke orang lain apa lagi sampai kamu aduin ke nyokap lu sama tante – om lu ataupun sama saudara – saudara lu yang lainnya. Kita bakalan bikin kamu babak belur melebihi yang kali ini.” ancam zahra
“i..iy....a....kak” kata iqbal yang bicaranya terputus – putus.

            Sementara itu dikantin obiet, deva, dan ray sedang menunggu iqbal yang lama sekali datangnya. Sudah hampir 1 jam lebih mereka menunggu iqbla tapi tak kunjung datang, bahkan sampai jam pelajaran pertama hampir selesai iqbal pun tak kunjung datang.
“ih...iqbal lama banget” kata ray
“iya nih” kata obiet
“apa dia malah ngikut jam pelajaran, ya” kata deva bertanya – tanya.
“tapi, kan iqbal paling sebel sama pelajaran matematika apalagi gurunya killer” kata deva
“ya udah cari aja yuk” aja obiet

            Obiet, deva, dan ray pun mencari – cari ozy, dan ketika mereka melewati taman deva melihat seseorang yang duduk dibawah pohon dengan muka babak belu yang mirip dengan iqbal. Dan ketika mereka mendekati ternyata orang itu adalah iqbal.
“biet, ray. Bukannya itu iqbal, ya?” tanya deva
“mana?” tanya obiet
“itu yang duduk bersandar di pohon” kata deva
“samperin yuk” kata ray
“ya ampun iqbal kamu kenapa?” tanya deva ketika sudah berada di hadapan iqbal
“a.....ku.....gak.....pa.....pa” kata iqbal dengan terputus – putus
“jangan bercanda kamu, bal. Muka babak belur begini kamu bilang gak papa” marah ray
“bal, mendingan kamu balik ke asrama aja deh.” Kata deva
“gak.....mau” kata iqbal masih dengan terputus – putus
“siapa sih, bal yang ngelakuinnya? Pasti kak zahra iya, kan?” taya obiet
“bu....kan....kok” jawab iqbal dengan terputus – putus
“terus siapa?” tanya ray
“bu...kan....sia...pa....si....apa” jawab iqbal yang masih terputus – putus
“jawab atau jangan anggap kami sepupu kamu lagi” ancam deva
“i...iya...dev...ya...ng...nge...la....ku...in....nya....kak...zah...ra” jawab iqbal dengan takut – takut karena iqbal takut zahra akan melakukan hal yang lebih kejam dari ini
“aku bilang sama mama ya, bal. Biar kamu bisa balik ke asrama sama biar kamu bisa istirahat” kata obiet
“ja....ngan....biet” kata iqbal
“udah, biet. Cepet temui tante ucie. Kasih tahu hal yang sebenarnya” kata ray

            Obiet pun langsung pergi ke ruangan ibunya dan membicarakan hal yang sebenarnya terjadi sama iqbal. Bu ucie sedang bersantai di ruangannya dia sedang minum teh ditemani dengan cemilan biskuit kesuakaannya. Tiba – tiba ada yang mengetuk pintu ruangannya.
TOK.....TOK......TOK....
“ya silahkan masuk. Pintunya tidak di kunci” kata bu ucie
“mama....” jawab obiet
“lho? Obiet mama kirain siapa? Kok ada di ruangan mama? Bolos lagi kamu, ya?” tanya bu ucie beruntut
“udah itu gak penting, ma. Ada hal yang lebih penting” kata obiet panik
“kamu ini kenapa sih, biet. Hal apa yang penting?” tanya bu ucie bingung
“iqbal, ma. Iqbal...” kata obiet geje
“iqbal kenapa sayang?” tanya mamanya
“iqbal, ma. Iqbal di hajar sama kak zahra sampai babak belur, ma. Dia sekarang masih ada ditaman” kata obiet
“APA???” kata bu ucie kaget
“ya sudah. Cepat antar mama kesana” kata bu ucie panik

            Kemudian obiet dan bu ucie pun menghampiri iqbal yang masih berada di taman bersama ray dan deva.
“ya ampun, iqbal. Kok bisa sampai kayak gini sih?” tanya bu ucie
“iq...ba....l...gak....pa...pa....kok...tan” jawab iqbal
“kamu balik ke asrama aja ya” ajak bu ucie
“gak....usah...tan” kata iqbal menolak
“kalau kamu paksain juga buat sekolah kamu gak bakalan kuat” kata bu ucie
“obiet. Kamu ambil tasnya iqbal. Terus ikut mama nganterin iqbal. Deva sama ray gak usah ikut. Kalian belajar yang benar. Jangan bolos lagi” kata bu ucie menasehati
“iya, ma” kata obiet
“iya, tan” kata deva dan ray
“kamu biar tante gendong, bal” kata bu ucie

            Setelah itu ray, deva, dan obiet pun ke kelas, tetapi obiet kembali lagi ke taman dan setelah itu obiet dan bu ucie pun mengantarkan iqbal ke asrama. Iqbal pun hanya bisa digendong oleh bu ucie. Karena dia tak kuat untuk jalan. Dan ketika itu juga ozy di kamarnya sedang mainan laptop karena bosan.
“assalamu’alaikum” kata obiet dan bu ucie memberi salam
“wa’alaikumsalam” kata ozy menajawab salam
“iqbal.” Kata ozy kaget
“iqbal kenapa, tan?” tanya ozy
“gak tahu, sayang. Kamu tanya aja sama obiet” kata bu ucie yang menidurkan iqbal di kasur
“ya sudah mama balik lagi ke SMP ya. Mama mau ngajar. Kamu juga cepat balik lagi.” Kata bu ucie
“iya, ma” kata obiet
“tante juga bakal kasih tahu mama kamu, zy. Tentang iqbal” kata bu ucie
“iya, tante” kata ozy
“biet, iqbal kenapa?” tanta ozy ketika bu ucie sudah keluar
“katanya sih iqbal di hajar sama kak zahra sampai babak belur begini” kata obiet
“kejam banget sih” kata ozy
“ya udah ya, zy. Kamu juga cepat sembuh. Aku mau balik dulu ke sekolah” kata obiet
“iya” jawab ozy
#Bersambung#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar