Shilla
masih shock. Ia duduk ditanah, dibawah bayang bayang semak mulberry, dan
menatap kosong kedepan. Ia belum beranjak sampai ia benar benar sendirian.
Lalu, sambil menghela napas, ia berdiri dan berpaling. Ia terkejut melihat oik
duduk diatas jamur disisi lain halaman.
Oik
silembut hati adalah salah satu peri never yang termuda. Ia penghuni baru pixie
hollow. Ia belum mengenal shilla sedekat peri peri lainnya. Tapi ia pernah
berada didekatnya lebih lama daripada kebanyakan peri lain. Sebab oik, bersama
sama dengan shilla dan acha, pernah dipilih mother dove untuk melakukan
perjalanan guna menyelamatkan telurnya. Perjalanan itu tidak mudah. Acha dan
oik terpaksa bekerja sama dengan shilla demi kebaikan never land. Dan pada
akhirnya, mereka berhasil.
Sepanjang
perjalanan itu, oik merasa ia jadi mengenal shilla sedikit lebih baik. Oik
paham, mengapa teman temannya menganggap shilla peri yang sulit. Kadang kadang
ia memang kasar dan egois. Ia bahkan tega menyakiti mother dove untuk
mendapatkan bulu segar agar ia dapat terbang lebih cepat. Shilla mengakuinya
sendiri. Tapi oik melihat sisi lain shilla juga. Menjelang akhir perjalanan
itu, shilla dihadapkan pada pilihan sulit: membagi debu perinya untuk
menyelamatkan never land atau menyimpannya sendiri, membiarkan seluruh pulau
itu kehilangan keajaibannya.
Shilla
memilih untuk berbagi.
Mungkin
karena alasan itulah, oik masih berada dihalaman setelah rapat darurat selesai.
Berbeda dengan peri peri yang lain, oik tidak percaya shilla sejahat itu.
“shilla, kau tidak apa apa?” tanya oik. Ia terbang mendekat
dan mendarat disisi peri terbang cepat itu.
Shilla
melambaikan tangan, seolah mengusir oik. “oh, tidak perlu mengasihani aku,
sayang,” jawabnya. Ia memaksakan diri tersenyum, tapi senyumnya segera lenyap.
“kaukira aku cemas? Coba pikir lagi deh! Kau tahu mengapa aku tinggal sendirian
di pohon plum asam itu? Menurutku kalian semua menjengkelkan! Sebodo amat aku
diusir dari pixie hollow! Aku benci tempat ini!”
Oik
tidak percaya. Ia melihat ketakutan dimata shilla. Oh, ia tahu shilla
menganggap pixie hollow menjengkelkan. Tapi bahkan shilla pun tidak akan mau
dipaksa meninggalkan rumahnya dan hidup sendirian, jauh dari kaumnya, untuk
selama lamanya.
“aku akan membantumu, shilla” oik menawarkan. “besok kita
akan mengadakan penyelidikan. Kita akan bertanya tanya dan mencari informasi
tentang apa yang sesungguhnya terjadi pada mahkota itu. Ini misteri yang perlu
dipecahkan, betul tidak?” oik melompat jungkir balik ke udara. “kita akan
menjadi detektif!”
Shilla
mengerutkan alis dan melirik oik. “mengapa kau mau membantu aku?” tanyanya
curiga. “dan mana kau tahu, bukan aku yang mengambil mahkota itu?”
Oik
mendarat dan mengangkat bahu. “entahlah,” katanya. “mungkin kau yang mengambilny.
Tapi kurasa tidak”
Shilla
sadar, oik belum menjawab pertanyaannya yang pertama. “dan mengapa kau mau
membantuku, sayangku?” shilla bertanya lagi.
Oik
berpikir sejenak. Ketika baru tiba di pixie hollw, ia sempat kesulitan untuk
mengetahui bakatnya. Bakat sangat penting bagi kaum peri. Peri bergaul dengan
peri lain yang berbakat sama. Mereka makan bersama. Sahabat akrab peri adalah
peri sesama bakat. Tanpa mengetahui bakat apa yang dimilikinya, oik sulit
mencari tempatnya di pixie hollow.
Akhirnya,
oik tahu ia peri dengan bakat khusus peri pertama yang berbakat mengunjungi
daratan dan bertepuk tangan. Tidak ada anggota lain dalam bakat itu. Lama
kelamaan, oik betah juga di pixie hollow. Ia mendapat banyak teman baru. Ia
telah menemukan tempatnya.
Tapi ia
masih ingat hari hari pertama itu.
Oik
menatap shilla lurus lurus. “aku ingin membantumu,” katanya, “sebab aku masih
ingat, bagaimana rasanya sendirian”
Shilla
membalas tatapan oik. Cukup lama mereka saling menatap. Shilla belum pernah
minta bantuan dan ia tidak terbiasa dibantu. Ia tidak tahu harus berkata apa.
Shilla
membuang pandang. Ia berdehem. Ia menatap bintang bintang. Ia berdehem lagi.
“oke” hanya itu yang dikatakannya pada akhirnya.
Jawabannya
lirih, mirip bisikan. Tapi oik mendengarnya, dan ia mengerti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar