Dan setelah kejadian itu pun sorenya setalah jam pulang sekolah bu ucie pun memberitahukan hal yang menimpa iqbal kepada bu okky dan bu okky pun sangat marah. Sekarang bu okky sedang bersantai seperti biasa, dia sedang minum teh dan di temani dengan cemilan biskuit. Tiba – tiba pintu ruangannya di ketok oleh seseorang tak lain tak bukan yang mengetuk pintu adalah bu ucie.
TOK....TOK....TOK....
“ya,
silahkan masuk. Pintu tidak di kunci” kata bu okky
“ya,
makasih” jawab bu ucie
“kamu
ucie. Kakak kira siapa” kata bu okky
“aduh,
mba. Ada yang gawat” kata bu ucie
“apanya
yang gawat sih” kata bu okky
“si
zahra itu lho bu. Dia berulah lagi.” Kata bu ucie
“berulah
apa lagi, cie?” tanya bu okky
“dia
menghajar salah satu siswa SMP sampai babak belur, mba. Dan mba tahu siapa
siswa yang zahra bikin babak belur?” tanya bu ucie
“gak
tahu, cie. Coba kamu jelasin lebih lengkapnya” jawab bu okky
“iqbal,
mba yang dia bikin babak belur. Anakmu, mba. Saya kok mba yang nganterin dia
sampai kamar asrama” jawab ucie
“APA??
IQBAL” jawab bu okky kaget
“kronologis
kejadiannya gimana sih, cie?” tanya bu okky.
“kalau
kronologis kejadiannya saya nggak tahu, mba. Coba aja mba tanya sama deva, ray,
atau obiet atau zahranya sendiri lah, mba. Ya atau mungkin mba tanya sama
iqbal. Tapi iqbalnya masih lemah, mba” kata bu ucie
“makasih
ya, cie. Biar zahra saya hukum deh” kata bu okky
“ya
sudah saya ke ruangan saya dulu ya, mba” kata bu ucie
“iya.
Makasih infonya ya, cie” jawab bu okky
“sama
– sama, mba” kata bu ucie
Tak lama setelah bu ucie keluar lalu
bu okky pun langsung memanggil zahra untuk segera ke ruangannya.
“panggilan
kepada zahra damariva siswi kelas 8-1 siswi yang berasrama di kamar putri no 14
di harapkan segera datang ke ruangan kepala sekolah universitas. Sekali lagi
panggilan kepada zahra damariva siswi kelas 8-1 siswi yang berasrama di kamar
putri no 14 di harapkan segera datang ke ruangan kepala sekolah universitas. Di
harapkan kedatangannya. Sekian” panggil bu okky kepada zahra lewat speaker dan
tak lama kemudian zahra pun datang.
“ibu
manggil saya?” tanya zahra
“ya,
ibu manggil kamu” jawab bu okky.
“ada
apa ya, bu?” tanya zahra
“zahra,
ibu mau kamu jawab sejujurnya” kata bu okky
“ya,
bu” jawab zahra
“apa
benar kamu menghajar iqbal sampai babak belur?” tanya bu okky
“gak,
bu. Gak. Saya gak pernah menghajar orang” jawab zahra
“kamu
bilang gak pernah dari dulu – dulu juga kamu udah sering bikin orang babak
belur” marah bu okky
“jawab
yang jujur zahra” marah bu okky
“saya
gak pernah bikin iqbal babak belur. Pasti iqbal yang mau saya keluar dari
sekolah ini, bu jadinya dia ngarang – ngarang cerita” kata zahra memanas –
manasi bu okky.
“bukan
iqbal yang bilang ke ibu” kata bu okky
“lantas
siapa, bu? Pasti ray ya bu. Dia itu kan sama aja sifatnya sama kayak iqbal”
kata zahra masih terus memanas – manasi bu okky
“bukan”
jawab bu okky
“terus
siapa, bu? Pasti deva kan ya, bu. Dia tuh juga sama kayak iqbal sama ray, bu. Sikapnya
kayak begitu” kata zahra masih terus memanas – manasi bu okky
“bukan
juga” jawab bu okky
“terus
siapa, bu? Nah, pasti obiet kan ya, bu. Dia juga sikapnya sama kayak mereka
bertiga” kata zahra memanas – manasi bu okky.
“bukan,
zahra. Dan stop memanas – manasi saya. Dan kamu harus ingat anak saya dan
keponakan – keponakan saya gak pernah punya sikap dan sifat yang jahat. Ngerti.
Berhenti menghina – hina dan menjelek – jelekkan anak saya.” Marah bu okky
“terus
kalau bukan mereka siapa, bu?” tanya zahra
“adik
saya. Bu ucie. Kepala sekolah tempat dimana kamu sekolah. Ngerti” kata bu okky
yang masih marah
“aduh,
mampus deh gw. Bakal di keluarin nih gw” batin zahra dengan was – was
“oke.
Saya akan memberikan hukuman untuk kamu” kata bu okky
“bu,
jangan keluarkan saya dari sekolah, bu. Saya mohon, bu” kata zahra memohon
“ibu
tidak akan mengeluarkan kamu dari sekolah. Dan hukuman ini lebih ringan
daripada kamu harus saya keluarkan dari sekolah” kata bu okky.
“apa,
bu hukumannya?” tanya zahra pasrah.
“selama
1 minggu kamu saya skors. Dan selama kamu diskors kamu harus membersihkan semua
tempat yang ada di asrama ini selama 1 minggu full. Mulai dari seluruh lapangan,
seluruh kantin, seluruh taman,seluruh asrama putra dan putri beserta toiletnya,
semua aula, semua dapur kantin, semua kolam berenang, semua mini market, semua
ruang guru, semua ruang kepala sekolah, seluruh rumah sakit, seluruh UKS,
gedung SD, gedung, SMP, gedung SMA, dan gedung Universitas juga harus kamu bersihkan
selama seminggu full.” Kata bu okky
“tapi,
bu semua tempat di lingkungan asrama ini kan luas saya gak bisa mengerjakannya”
kata zahra
“kalau
kamu gak mau nerima hukuman ini dengan terpaksa saya harus mengeluarkan kamu
dari sekolahan ini” kata bu okky.
“iya....iya....iya,
bu. Saya nerima hukuman ini asal jangan keluarkan saya dari sekolah ini.” kata
zahra memohon.
“ok.
Silahkan kamu keluar” kata bu okky
“makasih,
bu” jawab zahra
“iya”
jawab bu okky
Setelah zahra keluar dari ruangannya
bu okky pun langsung pergi ke kamar asrama putra no 19 dimana disitu adalah
kamar asrama ozy dan iqbal. Dan di kamar itu hanya ada iqbal dan ozy yang
sedang tiduran.
“bal,
aku kompresin ya luka – luka kamu yang di muka” kata ozy
“ta....pi....ka....mu...ka....n....ma....si...h...sa...ki...t”
kata iqbal terputus – putus.
“aku
udah mendingan kok, bal. Daripada kamu luka – luka di muka kamu parah banget,
bal. Sampai memar begini. Aku kompresin, ya” kata ozy
“i...ya....de....h”
kata iqbal dengan terputus – putus
“bal,
kamu kenapa sih. Kok dari tadi aku liat kamu meringis terus sambil megangi perut
kamu. Perut kamu juga di tonjok?” tanya ozy sambil mengompres luka iqbal yang
di muka
“awww......”iqbal
meringis
“gak
kok, zy” kata iqbal yang bicaranya udah seperti biasa
“tapi,
kamu dari tadi meringis. Sini coba aku liat” kata ozy langsung membuka sebagian
baju iqbal
“bal,
ini parah banget.” Kata ozy
“udahlah,
zy aku gak papa. Kamu kan juga masih sakit” kata iqbal
“tapi
gak separah yang kamu alami. Aku Cuma sakit demam biasa sama sakit kepala. Tapi
kamu, kamu itu luka – luka di perut sama di muka, iqbal” jawab ozy
“sini
aku kompres muka sama perut kamu. Tapi kamu harus tahan, ya” kata ozy, tiba –
tiba bu okky pun masuk
“assalamu’alaikum”
kata bu okky memberi salam.
“wa’alaikumsalam”
jawab ozy
“ya
ampun iqbal, ini parah banget sayang” kata bu okky kaget.
“di
perutnya iqbal juga tuh, ma. Memar banget.” Kata ozy
“ozy
apa – apaan sih” protes iqbal
“daripada
tambah parah” kata ozy
“sini
coba mama liat” kata bu okky
“gak
usah, ma” kata iqbal yang menutupi perutnya dengan bajunya”awww..” kata iqbal
meringis karena nggak sengaja tangannya menekan perutnya yang memar.
“sini
coba mama liat” kata bu okky.
“gak
usah deh, ma” kata iqbal
“iqbal...”
kata bu okky yang gemas karena tingkah anaknya sambil memelototi anaknya
tersebut.
“ya
ampun, iqbal. Ini udah parah banget. Lebih parah dari yang di muka.” Kata bu
okky.
“ozy
kamu kompres luka – luka iqbal yang di muka. Mama kompres yang di bagian perut.”
Kata bu okky
“siap,
ma” kata ozy
“aduh.....mama
sakit” kata iqbal meringis kesakitan
“udah,
ma....zy, udah....” kata iqbal kesakitan
“tahan,
sayang. Kalau gak di kompres makin parah” kata bu okky
“sakit,
ma” kata iqbal yang mulai nangis
“bal,
tahan” kata ozy
“aaaaaa.....”teriak
iqbal
“ma,
sakit...”kata iqbal masih dengan menangis
“udah,
ma. Ozy, udah...” kata iqbal.
Begitulah sampai malam menjelang ozy
dan bu ira mengompres luka – luka yang ada di perut dan muka iqbal. Iqbal pun
nangis – nangis terus.
“ma,
udah” kata iqbal melas
“iya,
iya udah” kata bu okky
“kalian
makan, ya. Mama ambilkan makan, lalu bu ira keluar dan mengambil makanan untuk
mereka dan setelah itu mereka makan. Dan setelah mereka selesai makan bu ira
pun keluar.
“ya,
udah. Kalian istirahat, ya. Kamu juga masih sakit, zy. Besok kamu belum boleh
sekolah. Lusa baru boleh. Kalian tidur, gih” kata bu okky
“iya,
ma” kata ozy
“iya,
ma” kata iqbal dengan lemas.
#Bersambung#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar