Aldi terlahir dari keluarga yang kaya raya dan mempunyai
aturan yang ketat. Setiap hari dia disuruh les, syuting striping, latihan vocal
dan juga korea dan tentunya sekolah. Aldi mempunyai Boyband yang beranggotakan
Iqbal, Kiki, Bastian, dan tentunya Aldi sendiri yang namanya Coboy Junior. Aldi
tidak perah merasakan yang namanya kasih sayang. Dulu waktu mamanya masih hidup
mama dan papanya selalu ngasih kasih sayang yang lebih ke Aldi, tapi sewaktu
mamanya meninggal papanya berubah, papanya selalu saja mengekang Aldi. Dulu
waktu mamanya masih hidup Aldi hanya les di satu tempat les saja, latihan vocal
dan koreo bareng Coboy Junior hanya 2 jam saja, dan syuting antara 2-3 jam
sehari tidak lebih. Setelah mamanya meninggal, jadwalnya Aldi itu padat sekali.
Jam 7 pagi – 2 siang Sekolah, Jam 2 siang – 3 siang Les Inggris, Jam 3 siang –
4 sore Les Jepang, Jam 4 sore – 5 sore Les Musik, Jam 5 sore – 6 malam Les IPA,
Jam 6 malam – 8 malam Latihan Vocal & Koreo bareng Coboy Junior, Jam 8
malam – 4 pagi Syuting Sinetron, Jam 4 pagi – 6 pagi Tidur, dan Jam 6 pagi – 7
pagi berangkat sekolah. HP nya pun disita oleh papanya, padahal itu HP
kesayangan Aldi dan HP itu juga adalah hadiah ulang tahun dari mamanya sewaktu
mamanya masih hidup.
“ALDI?? Ini sudah jam berapa?? Jam 14.45, Papa rugi tahy
sama les kamu. Kamu selalu saja telat jika pulang sekolah. Sana kamu mandi,
terus ganti baju, terus makan. Habis itu pergi ke tempat les. CEPAT” Kata
Papanya ketika mereka baru sampai rumah.
“Iya, pa” Jawab Aldi dengan lesu.
“Jalannya yang cepat ALDI, Jangan lambat begitu” Teriak
Papanya.
“I....Iya, pa” Jawab Aldi sambil berlari.
Aldi pun
segera berlari kekamarnya ketika papanya berteriak, lalu bergegas mandi dan
memakai baju dengan terburu – buru. Makan pun dengan terburu – buru hanya demi
tidak mau dapat Marah dari Papanya. Setelah itu Aldi pergi ke tempat les dan
tentunya di antar oleh Papanya dan Tentunya Papanya selalu menunggunya sampai
selesai.
“Belajarnya yang benar. Jangan sampai papa sia – sia
mendaftarkan kamu di tempat les ini” Teriak Papanya.
“Iya, pa” Jawab Aldi dengan tampang lesu.
Dan selama
pelajaran Aldi pun tidak konsen, karena Aldi terlalu cape. Gurunya pun
menegurnya beberapa kali. Memang tidak ada yang tahu tentang jadwalnya setiap
harinya kecuali Aldi sendiri dan juga Papanya tentunya.
“Sudah selesai kamu lesnya?” Tanya Papanya
“Sudah, pa” Jawab Aldi.
“Cepat naik ke mobil, kita segera pergi ke tempat les
musik” Gertak papanya
“I..Iya, pa” Jawab Aldi.
Lalu mereka
pun bergegas pergi ke tempat les musik. Dimana Aldi biasa les.
“Belajar yang benar. Jangan sampai papa sia – sia
mendaftarkan kamu di tempat les sebagus ini” Bentak papanya.
“I...Iya, pa” Jawab Aldi.
“Aldi, kamu kenapa?? Mukamu kok pucat?” Tanya Ify ketika
Aldi sudah berada di dalam kelas.
“Aku gak papa, kok. Gak usah khawatirin aku” Jawab Aldi.
“Beneran, di?” Tanya Shilla
“Beneran” Jawab Aldi.
Hari itu Aldi
merasa capek sekali, ingin rasanya ia beristirahat. Tapi papanya melarangnya,
apalagi papanya selalu mengantarkan dan menungguinya kemana pun ia pergi.
Tiba – Tiba...
BRUUUK....
“Aldi...”
“Aldi, kamu kenapa”
“Aldi, sadar, Aldi”
“Bangun, di, bangun”
Samar – samar
Aldi mendengar teriakan – teriakan teman – temannya yang sangat panik dan
khawatir terhadapnya, tapi lama – lama teriakan – teriakan itu makin lama makin
menghilang dan semuanya gelap.
Teman – teman
Aldi pun sangat panik dan khawatir sama keadaan Aldi, guru – guru di tempat
lesnya pun sama khawatirnya. Teman – teman Aldi pun tahu selama ini Aldi selalu
ditungguin sama papanya jika les, jadi teman – temannya memberi tahu papanya
jika Aldi pingsan. Dan papanya kelihatan marah sekali mengetahui Aldi pingsan,
karena sudah membuat dia Rugi karena pingsan di tempat les dan dia pun tidak
tahu Aldi akan siuman kapan. Setelah itu papanya membawa Aldi pulang.
Lalu
sesampainya diruah, Aldi dibaringkannya di tempat tidurnya, lalu dengan tidak
ikhlas dan juga marah – marah ia mengompres dahi Aldi yang panas.
Lalu sekitar
jam 20.00 pun akhirnya Aldi pun siuman dari pingsannya.
“Ini dimana?” Tanya Aldi dengan lemas.
“Ini dikamarmu sendiri. Dari tadi kamu pingsan tidak
sadarkan diri. Dan kamu tahu ini sudah jam berapa? Ini Jam 20.00, papa rugi
sama les – les kamu. Sekarang cepat ganti baju karena dari tadi sutradara sudah
menelpom papa terus” Bentak papanya.
“I...Iya, pa” Kata Aldi masih dengan lemas.
Lalu setelah
itu papanya mengantar Aldi ke lokasi syuting, bahkan papanya pun sampai
nungguin Aldi sampe syuting selesai, yaitu dari jam 8 malam – 4 pagi.
Selama
syuting Aldi melakukannya dengan baik, walaupun Aldi masih merasa pusing dan
mual, tapi ditahannya.
Dan setelah
itu pun Aldi dan papanya pun segera pulang ke rumah.
“Pa, Aldi pusing, pa. Dari tadi juga Aldi pengen muntah
terus” Kata Aldi kepada papanya ketika diperjalanan.
“Jangan manja kamu. Palingan itu alasan kamu supaya besok
kamu nggak sekolah, nggak les, nggak latihan bareng coboy junior, dan juga
nggak syuting, kan? Papa itu Rugi, ALDI” Bentak papanya.
“Tapi, pa” Kata Aldi
“Nggak ada tapi – tapian” Bentak papanya.
Setelah
kejadian itu pun Aldi hanya bisa berdiam diri sampai akhirnya mereka pun sampai
dirumah. sesampainya dirumah Aldi pun langsung nyelonong masuk, dan juga
langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur. Tapi ketika Aldi hendak
tidur tiba – tiba semuanya gelap.
Keesokan harinya.
“ALDI BANGUN. Ini sudah jam berapa? Ini sudah jam 06.45.
sebentar lagi kamu masuk. Cepat mandi” Bentak papanya, ketika ia memasuki kamar
Aldi.
Karena Aldi
tidak mau bangun – bangun dan papanya pun heran karena melihat Aldi yang
tidurnya sampai berkeringan nafasnyapun memburu – buru turun – naik begitu.
Akhirnya ia pun mengecek suhu badan Aldi. Dan dia pun kaget karena Aldi demam
tinggi. Dan akhirnya ia pun memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Aldi. Dan
setelah Aldi diperiksa, Dokter itu pun berbicara kepada papanya.
“Pak, kondisi anak anda sudah sangat drop sekali” Kata
Dokter
“Lho? Memangnya anak saya sakit apa?” Tanya Papanya Aldi
“Anak anda sakit typus, maghnya sudah kronis. Memangnya
tidak ada tanda – tandanya yang dialami oleh anak anda?” Kata Dokter
“Kemarin sih anak saya sempat pingsan di tempat les dan
juga sempat ngeluh. Saya juga menjadwalkan jadwal yang sangat padat. Sampai –
sampai dia hanya tidur 2 jam dalam sehari” Kata Papanya Aldi.
“Nah, itu dia yang membuatnya sangat drop. Anak anda
sangat kecapekan. Kurangilah jadwalnya. Istirahat juga perlu, lho buatnya” Kata
Dokter
“Makasih, dok” Kata Papanya
“Ini saya kasih resep obat, segera di tebus, ya” Kata
Dokter
“Iya, dok” Kata Papanya
Setelah itu
ia menyuruh pembantunya untuk memasakkan bubur dan teh anget untuk Aldi,
sementara dia menebus obat untuk Aldi. Dan tak lama kemudian dia sudah kembali
dengan menenteng obat yang tadi ia tebus.
Papanya pun
terus menerus mengompres dahi Aldi dan Papanya pun sangat menyesal atas apa
yang telah ia perbuat selama ini kepada Aldi. Dan sampai saat ini jam sudah
menunjukkan pukul 14.00 Aldi pun belum siuman dari pingsannya. Tapi tak berapa
lama kemudian Aldi pun akhirnya siuman.
“Aaahhh...” Kata Aldi masih dengan Nada yang lemas
“Aldi, sayang. Kamu sudah sadar, nak?” Tanya Papanya.
“Pa, ini jam berapa?” Tanya Aldi
“Sekarang sudah jam 2 siang, sayang” Jawab Papanya.
“Jam 2 siang, pa?? Kok papa gak bangunin Aldi sih.
Biasanya juga kalau Aldi telat sedikit Papa langsung teriakin Aldi. Terus kok
ada selang infus nempel di tangan Aldi sih, pa. Ini juga selang pernafasan kok
nempel di hidung Aldi sih, pa” Kata Aldi dengan panik.
“Aldi...Aldi....sudah, nak. Kamu jangan panik dulu ya,
nak. Kondisi kamu sudah sangat drop sekali. Kamu sakit typus dan magh kronis,
sayang” kata Papanya
“Apa, pa? Typus sama magh kronis, pa?” Tanya Aldi
“Iya, sayang. Sekarang makan dulu, ya” Kata Papanya
“Tapi, pa. Sekolahku gimana? Terus les sama syutingku
gimana?” Tanya Aldi
“Tadi dokter ngasih surat supaya kamu bisa istirahat di
rumah selama 1 bulan. Papa juga akan ngurangin jadwal – jadwal kamu” Kata
Papanya.
“Papa gak marah?” Tanya Aldi
“Gak, sayang. Papa minta maaf, ya. Gara – gara papa kamu
jadi sakit” Kata Papanya.
“Papa gak usah minta maaf sama Aldi. Dari dulu semua
kesalahan papa ke Aldi udah Aldi maafin” Kata Aldi
“Sekarang makan dulu, ya” Kata Papanya.
“Iya, pa” Kata Aldi
Papanya pun
bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan bubur, teh anger, air putih, dan
juga obat untuk Aldi.
“Aldi, sayang minum teh anget dulu ya, nak. Biar badan
kamu agak angetan” Kata papanya, sambil membantu Aldi untuk minum.
“Sedikit dulu ya, pa” Kata Aldi
“Ya, sedikit dulu gak papa. Tapi nanti dihabiskan” Kata
papanya
“Iya, pa” Kata Aldi
“Nah, sekarang kamu makan bubur, ya” Kata papanya sambil
nyuapin Aldi
“Pait, pa” Kata Aldi mengeluh
“Dipaksain aja ya, sayang. Nanti kalau gak dipaksain kamu
gak bakal sembuh – sembuh” Kata Papanya
“Kebiasaan Aldi dari kecil memang begini. Setiap kali
sakit pasti manjanya keluar” Batin Papanya sambil tersenyum memandang Aldi
“Pa, udah” Kata Aldi
“Tanggung, Aldi. 2 suap lagi” Kata Papanya
“Tapi....” Kata Aldi mengeluh
“Mau sembuh gak” Kata Papanya
“Iya deh, pa” Kata Aldi
“Nah gitu donk dihabiskan. Sekarang minum obat, ya” Kata
Papanya ketika Aldi telah menghabiskan buburnya
“Iya, pa. Tapi banyak banget obatnya” Kata Aldi.
“Ya, wong kamu sakit typus sama magh kronis jelas aja obat
kamu banyak” Kata Papanya
“Sedikit – sedikit ya, pa” Kata Aldi
“Nah gitu donk” Kata Papanya ketika Aldi telah selesai
minum obat
“Sekarang tehnya kamu habiskan” Kata papanya
“Tapi pait, pa” Keluh Aldi
“Tadi apa yang papa bilang” Kata papanya
“Kalau mau sembuh harus dihabiskan” Kata Aldi
“Nah itu tahu. Sekarang habiskan” Kata papanya
“Iya, pa” Kata Aldi
“ Nah gitu donk” Kata papanya ketika Aldi menghabiskan
tehnya
“Pa, tentang jadwal les aku gimana?” Tanya Aldi
“Papa terserah sama Aldi sendiri. Les apa yang mau
dikurangi?” Tanya Papanya
“Aldi gak mau ngurangi lesnya. Tapi jamnya aja yang
dikurangi. Kan kemaren – kemaren lesnya tiap hari. Tapi sekarang masing –
masing lesnya seminggu sekali aja” Kata Aldi
“Ya sudah kalau Aldi maunya begitu. Terus syutingnya
gimana. Mau kamu terusin apa nggak?” Tanya Papanya
“Kayaknya syuting sinetron yang ini udah sampe disini aja
deh, pa. Nanti kalau ada tawaran lagi baru Aldi
mau syuting lagi. Tapi gak lebih dari 3 jam ya, pa” Kata Aldi
“Kalau itu mau kamu ya sudah. Nanti papa telepon
sutradaranya. Dan mungkin besok papa akan ke tempat les kamu” Kata papanya
“Dan sepertinya aku harus beliin BB baru untuk Aldi. Dulu
HP nya pernah aku Sita dan aku gadaikan” batin Papanya
“Sekarang kamu istirahat ya, sayang” Kata papanya
“Iya, pa. Makasih ya, pa” Kata Aldi
“Makasih untuk apa, sayang?” Tanya Papanya
“Hari ini papa udah ngerawat Aldi dengan penuh kasih
sayang” Kata Aldi
“Sama – sama, sayang” Kata papanya
Papanya pun
menunggui Aldi sampai Aldi benar – benar tertidur. Dan setelah itu papanya
membereskan peralatan makan yang tadi dipakai, lalu pergi ke dapur untuk
mencucinya. Dan setelah itu papanya menghubungi Sutradara.
--Via Telepon—
“Halo, pak sutradara” Kata Papanya
“Ya, ada apa” Kata Sutradara
“Begini pak, Aldi kan sekarang lagi sakit. Dia sudah drop
sekali” Kata Papanya
“Jadi, dia gak bakalan syuting sampai benar – benar
sembuh” Kata Sutradara
“Jadi, begini pa. Tadi Aldi bilang sama saya untuk syuting
sinetrin kali ini, syutingnya cukup sampai kemarin. Dia gak bakal syuting lagi,
kecuali ada tawaran baru itu juga dia maunya paling lama syuting hanya 3 jam”
Kata Papanya
“Lho? Memangnya kenapa?” Tanya Sutradara
“Kasian anak saya, pak. Dia sudah sangat kecapekan sekali”
Kata Papanya
“Ya sudah kalau gitu maunya. Saya tidak bisa memaksa” Kata
Sutradara
Setelah itu
papanya pun pergi ke counter Blackberry untuk membelikan BB untuk Aldi. Dan
setelah mendapatkannya papanya pun pulang. Dan langsung mengutak – atik BB yang
akan dia kasih ke Aldi. Dan ia pun langsung meng – save nomor teman – temannya
Aldi. Karena selama ini papanya menyimpan nomor teman – temannya Aldi di HP nya
dan juga ia pun mengisikan pulsa sebesar Rp. 1.000.000,00 ke BB nya Aldi. Dan setelah
itu BB nya pun di Changer. Dia pun berencana aka ngasih BB itu besok pagi.
Papanya pun
akan tidur dikamarnya Aldi bareng Aldi. Tapi papanya tidur dibawah yang di
alaskan kasur yang di ambil dari kamar tamu. Supaya, jika nanti malam jika ada
apa – apa sama Aldi, biar bisa langsung nenangin.
--Malam Hari—
Papanya pun
masih mengompres Aldi dengan telaten. Dan juga dengan penuh perhatian dan kasih
sayang. Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, dan papanya pun langsung tidur
ketika selesai mengompres Aldi. Tapi ketika jam menunjukkan pukul 24.00 ia pun
terbangun ketika mendengar igauan Aldi. Tetapi dia langsung nenangin Aldi. Dan
setelah Aldi tenang ia pun tidur kembali.
--Pagi Hari—
Pagi harinya
ketika jam sudah menunjukkan pukul 06.00 ayahnya sudah stand by untuk
mengompres Aldi. Karena demamnya belum juga turun – turun.
“Oh iya. Sekarang kan tanggal 14 April. Hari ulang tahun
Aldi. Kenapa aku bisa lupa, ya. Tapi untungnya kemaren aku udah beliin dia BB”
Kata Papanya
“Pa...” Kata Aldi ketika bangun tidur
“Kamu udah bangun, sayang?” Tanya Papanya
“Udah, pa” Jawab Aldi
“Sayang, selamat ulang tahun ya, nak” Kata Papanya
“Ulang tahun? Emang sekarang tanggal berapa?” Tanya Aldi
“Sekarang tanggal 14 April, sayang. Hari ulang tahunmu”
Jawab Papanya
“Hehe..Maap, pa. Aldi lupa” Kata Aldi
“Oh iya. Ini papa kasih Bb sebagai hadiah ulang tahun
kamu. Papa udah save nomor teman – teman kamu. Papa juga udah isiin pulsa
1.000.000 ke BB kamu” Kata Papanya
“Papa kok bisa tahu nomor teman – teman Aldi? Darimana
papa tahu?” Tanya Aldi
“Selama ini papa nyimpen nomor teman – teman kamu di HP
papa” Jawab Papanya
“Apa pulsanya gak kebanyakan,pa?” Tanya Aldi
“Gak, sayang. Tapi, kalau pulsa kamu cepet abis papa akan
benar – benar marah sama kamu” Jawab Papanya
“Makasih ya, pa” Kata Aldi
“Nah, sekarang makandulu, ya” Kata Papanya
“Tapi, dikit aja ya, pa” Kata Aldi
“Iya. Papa ambil bubur dulu, ya” Kata Papanya
“Iya” Jawab Aldi
Papanya pun
langsung bergegas mrngambil bubur, teh anget, air putih, dan juga obat untuk
Aldi. Dan setelah itu papanya pun kembali ke kamar Aldi untuk menyuapi Aldi.
“Sayang, teh angetnya di minum dulu, ya” Kata Papanya
“Tapi, kan pait, pa” Kata Aldi
“Kemarin papa ngomong apa, hayoo” Kata Papanya
“Kalau mau sembuh harus dipaksain dan dihabiskan” Kata
Aldi
“Nah, sekarang ayo diminum” Kata Papanya
“Sedikit aja, ya, pa” Kata Aldi
“Tapi nanti dihabiskan” Kata Papanya
“Iya” Kata Aldi
“Sekarang buburnya dimakan, ya. Papa yang suapin. Kalau
gak disuapin kamu gak bakalan mau makan” Kata Papanya yang langsung menyuapi
Aldi
“Pa...” Panggil Aldi
“Kenapa? Pait?” Tanya Papanya
“Iya” Jawab Aldi
“Dipaksain aja ya, sayang” Kata Papanya
“Iya deh, pa” Kata Aldi
“Nah gitu donk, di. Kalau kayak gini terus kamu kan bisa
langsung sembuh” Kata Papanya ketika Aldi menghabiskan buburnya
“Sekarang obatnya di minum, ya” Kata Papanya
“Iya. Tapi sedikit – sedikit ya, pa” Kata Aldi
“Iya. Habis ini tehnya di habiskan, ya” Kata Papanya
“”Iya” Kata Aldi
“Nah gitu donk” Kata Papanya ketika Aldi selesai minum
obat
“Tehnya sekarang habiskan” Kata Papanya
“Sekarang kamu nggak boleh telat makan ya, sayang. Dokter udah
memfonis kamu sakit magh kronis” Kata Papanya
“Iya. Pa, udah” Kata Aldi
“Sekarang di pakai untuk istirahat aja, ya” Kata Papanya
--Via SMS—
“Bang Kiki....
Anak – anak Coboy Junior lagi pada latihan gak” Aldi
“Maaf ya. Tapi ini siapa?” Kiki
“Hehe...
Maaf, bang. Ini aku Aldi, bang” Aldi
“Oh, Aldi.
Gimana kabarmu. Udah mendingan” Kiki
“Udah mendingan, bang daripada yang kemaren. Kok bang Kiki
tahu kalau aku lagi sakit” Aldi
“Papa kamu yang kasih tahu, di” Kiki
“Anak – anak Coboy Junior lagi pada latihan gak, bang?”
Aldi
“Gak” Kiki
“Lho?
Emangnya kenapa?” Aldi
“Sekarang kan lagi jam sekolah, Aldi” Kiki
“Hehe...
Maap, bang. Aldi lupa” Kiki
“Kamu ini...
Sakit – sakit malah pikum” Kiki
“Maap, bang.
Terus kemaren – kemaren pada latihan gak?” Aldi
“Gak.
Abang kasihan, di ma kamu. Jadi kita break latihan sama
performance dulu demi kamu” Kiki
“Kok kasihan sama Aldi sih, bang. Kalau mau latihan sama
performance tanpa Aldi juga gak papa” Aldi
“Gak. Abang gak tega sama kamu” Kiki
“Ya udah deh terserah abang” Aldi
“Di, nanti Abang, Iqbal, dan Bastian pulang sekolah mau
jenguk kamu. Gak papa, kan?” Kiki
“Gak papa lah, bang. Masa sih Aldi harus ngelarang” Aldi
“Udah dulu ya, di. Abang udah mulai jam pelajaran pertama
nih.” Kiki
“Ok, bang” Aldi
Sambil menunggu
Kiki, Iqbal, dan Bastian datang kerumahnya Aldi hanya bisa main HP saja. Dan juga
gak lupa tentunya dia makan dan minum obat. Dan ketika mereka sudah datang,
kamar Aldi pun jadi rame.
“ALDI........” Teriak Iqbal dan Bastian
“Apa lu, kecoa. Eh kecoa” Latah Aldi
“Aldi, Aldi. Latahnya masih tetep aja” Kata Kiki
“Gak bisa di ilangin, bang” Kata Aldi
“Gigit lidah kamu selama mungkin. Insya Alldah latah kamu
ilang” Kata Kiki
“Beneran, bang” Kata Aldi
“Insya Allah, di” Kata Kiki
Dan kemudian
Aldi pun mempraktekkan apa yang di bilang oleh Kiki supaya tidak latah lagi.
“Kacang Mahal” Teriak Iqbal dan Bastian
“Apaan sih. Berisik tahu” Marah Aldi
“Ciyee yang marah”
Teriak Aldi
“Ciyee yang udah nggak latah lagi” Teriak Iqbal
“Kamu udah nggak latah, di” Kata Kiki
“Alhamdulillah, bang” Kata Aldi
“Kan bener yang abang kasih tahu. Coba kamu praktekin dari
dulu – dulu” Kata Kiki
“Iya. Makasih, bang” Kata Aldi
“Aldi...” Kata Bastian
“Apa?” Kata Aldi jutek
“Jutek banget sih, di” Kata Iqbal
“Iya. Apaan” Kata Aldi
“Kita kan tamu” Kata Bastian
“Terus” Kata Aldi
“Gak di sediain minuman sama makanan” Kata Bastian
“Ambil aja sendiri. Aku masih gak kuat untuk jalan” Kata
Aldi
“Iya...” Teriak Bastian
“berisik. Ini bukan hutan” Kata Aldi
Keramaian itu
pun tak terhindarkan ketika mereka berkumpul.
Setelah hampir
1 bulan Aldi di rawat di rumah akhirnya ia pun sembuh. Tapi belum sembuh total.
Ayahnya hanya mengizinkan Aldi untuk sekolah saja. Ayahnya tidak mengizinkan
Aldi untuk les, latihan, dan juga performance bareng Coboy Junior. Tetapi kalau
Aldi sudah sembuh total baru di izinkan les, latihan, dan juga performance
bareng Coboy Junior. Dan akhirnya Aldi pun senang karena ayahnya sudah berubah
seperti dulu lagi.
--The End--