Senin, 30 April 2012

Harta Berharga


          Iqbal terlahir sebagai anak yang berpenyakitan. Iqbal sekarang baru berumur 12 tahun. Tapi masalah yang harus di hadapinya sangat berat. Dia menderita leukimia, asma, dan juga magh. Papanya tidak pernah tahu kalau iqbal punya penyakit, dia hanya bisa memarahi iqbal, memaki iqbal, dan juga selalu manyalahkan iqbal. Tetapi beda dengan mamanya. Mamanya sangat sayang kepada iqbal, ketika iqbal sakit dan terbaring lemah dan harus di rawat di rumah sakit dialah yang merawat iqbal.

       Hari ini iqbal kembali di rawat di rumah sakit lagi akibat penyakit leukimianya. Tapi walaupun iqbal sakit dan harus dirawat di rumah sakit papanya tetap saja memarahi iqbal.

--Kamar Mawar 302, Kamar Rawat Iqbal—

“Makanya kamu tuh kalau orang tua ngomong tuh di dengar” Marah Papanya

“I...iya” Kata Iqbal dengan ketakutan

“Enak kan sakit” Marah Papanya

“....” iqbal hanya bisa beriam diri dan tidak bisa berbuat apa – apa.

“Papa ini gimana sih. Anak lagi sakit malah dimarahin” Marah Mamanya kepada Papanya

“Terus aja manjain anakmu itu” Marah Papanya

“Jelas aja aku manjain iqbal. Dia lagi sakit” Marah Mamanya

“Sakit gak sakit iqbal itu selalu kamu manjain” Marah Papanya.

“Tapi dia itu anak kita, pa” Kata Mamanya

“Ah udah. Papa mau keluar aja. Panas papa disini lama – lama” kata papanya

“iqbal, sayang. Omongan papa kamu jangan di masukin kedalam hati ya, sayang” kata Mamanya

“iya, ma” Kata iqbal

“sekarang iqbal harus kemotrapi yan, nak” kata mamanya

“tapi, ma” kata iqbal

“dulu penyakit kamu udah stadium 2, kan. Tapi karena kamu rajin kemotrapi sekarang jadi stadium 1. Kemungkinan kamu bisa sembuh, sayang” kata Mamanya

“tapi kan sakit, ma” kata iqbal

“kamu teriak aja sebagai penghilang rasa sakitnya” kata mamanya

“ya udah deh, ma” kata iqbal

“yuk, kita ke ruang dokter” kata mamanya sambil menuntun iqbal

       Iqbal dan mamanya pun ke ruang dokter karena iqbal akan melakukan kemotrapi . selama 30 menit iqbal di kemotrapi, selama itu pula iqbal menahan sakit dengan cara berteriak – teriak. Dan selama itu pula. Mamanya setia menunggui iqbal yang sedang di kemotrapi dan mamanya pula selalu nenagin iqbal. Dan kini di kamar rawatnynya iqbal sedang tertidur pulas karena iqbal telah selesai di kemotrapi. Dan sekarang mamanya sedang berada di ruang dokter.

--Ruang Dokter—

“Permisi, dok” Kata Mamanya

“Ya, silakan” Kata Dokter

“Bagaimana dengan perkembangan iqbal ya, dok?” Tanya mamanya

“perkembangan iqbal sangat pesat, bu. Udah 95% tidak ada sel – sel kanker yang menggerogoti bagian tubuhnya” kata dokter

“Alhamdulillah” Kata mamanya

“kalau 5-7 hari kedepan iqbal terus menerus ikut kemotrapi kemungkinan besar dia bakal sembuh total” kata dokter

“makasih, dok” kata mamanya

       Setelah itu mamanya pergi ke kamar dimana iqbal di rawat dan terus  menerus merawat iqbal dengan penuh kasih sayang.

       7 hari sudah iqbal melewatkan hari – harinya dengan kemotrapi terus menerus dan iqbal dinyatakan 100% sembuh dari penyakitnya dan hari itu juga iqbal diperbolehkan pulang kerumahnya.

--Kamar Iqbal—

“Iqbal, mama punya kabar gembira” kata mamanya

“kabar gembira apa, ma?” tanya iqbal

“kata dokter penyakit kamu sudah 100% sembuh” kata mamanya

“yang bener, ma?” tanya iqbal meyakinkan mamanya

“benar, sayang” kata mamanya

“horee...” Teriak iqbal langsung teriak – teriak dan loncat – loncat di kasur.

“udah...udah....jangan loncat – loncat. Nanti kasurnya jebol kamu pakai loncat – loncat. Mama gak mau beliin kamu kasur lagi” kata mamanya

“iya, mama” teriak iqbal

“udah, sekarang kamu pakai untuk istirahat” kata mamanya

“iya, ma” teriak iqbal

--1 Bulan Kemudian di Ruang Keluarga—

“Tumben kamu, bal nggak masuk rumah sakit lagi” Kata papanya sinis

“Papa do’ain iqbal masuk rumah sakit lagi” kata iqbal dengan wajah yang sedih

“biasanya juga kamu selalu bolak – balik keluar – masuk rumah sakit” kata papanya

“ya kan leukimia iqbal udah sembuh” kata iqbal keceplosan, lalu ia langsung menutup mulutnya.

“leukimia? Apa maksud kamu, bal?” tanya papanya

       Iqbal pun langsung berlari menuju kamarnya dan di susul juga oleh ayahnya. Setibanya iqbal di kamar iqbal langsung merebahkan diri ke tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

--Kamar Iqbal—

“Iqbal maksud kamu apa?” tanya papanya

“jadi selama ini kamu sakit leukimia?” tanya papanya

“kok papa gak pernah tahu kamu sakit leukimia?” tanya papanya

“kamu kenapa gak pernah kasih tahu papa?” tanya papanya

“iqbal, jawab pertanyaan papa” kata papanya

“Iqbal, papa tahu kamu nggak tidur, sekarang bangun dan jawab pertanyaan papa” kata papanya, lalu iqbal pun bangun

“iqbal, sayang udah jangan nagis” kata papanya

“hapus air mata kamu” kata papanya, lalu iqbal pun menghapus air matanya dengan tangannya sendiri.

“jadi selama ini kamu sakit leukimia” tanya papanya

“iya, pa” jawab iqbal

“udah berapa lama?” tanya papanya

“3 tahun, pa” jawab iqbal

“3 tahun? Dan selama itu kamu rahasiakan hal ini dari papa? 3 tahun bukan waktu yang sebentar” kata papanya marah

“Maaf, pa” kata iqbal lalu dia menundukkan kepalanya.

“jangan kamu tundukkan kepalamu. Papa gak suka” kata papanya lalu iqbal menegakkan kepalanya.

“mamamu tahu?” tanya papanya

“dari awal iqbal sakit mama sudah tahu, pa” kata iqbal

“kenapa kamu rahasiakan hal ini dari papa. Ini bukan hal yang kecil untuk di rahasiakan, iqbal” kata papanya

“habisnya papa kan paling nggak suka kalau iqbal sakit. Papa kan langsung marah – marah kalau iqbal sakit. Jadi, iqbal takut kalau ngasih tahu papa” kata iqbal

“iqbal, papa memang paling nggak suka kalau kamu sakit. Tapi, nggak untuk hal seperti ini. ini hal yang sangat membahayakan diri kamu, sayang” kata papanya

“maaf, pa” kata iqbal

“lain kali jangan di ulangi lagi ya” kata papanya

“iya, pa” kata iqbal

“untuk semua hal apapun” kata papanya.

“Iya. Maaf, pa” kata iqbal

“gak. Papa yang harusnya minta maaf sama kamu. Kamu adalah harta yang paling berharga yang papa punya” kata papanya lalu memeluk iqbal.
--The End--

Maafkan Papa


          Aldi terlahir dari keluarga yang kaya raya dan mempunyai aturan yang ketat. Setiap hari dia disuruh les, syuting striping, latihan vocal dan juga korea dan tentunya sekolah. Aldi mempunyai Boyband yang beranggotakan Iqbal, Kiki, Bastian, dan tentunya Aldi sendiri yang namanya Coboy Junior. Aldi tidak perah merasakan yang namanya kasih sayang. Dulu waktu mamanya masih hidup mama dan papanya selalu ngasih kasih sayang yang lebih ke Aldi, tapi sewaktu mamanya meninggal papanya berubah, papanya selalu saja mengekang Aldi. Dulu waktu mamanya masih hidup Aldi hanya les di satu tempat les saja, latihan vocal dan koreo bareng Coboy Junior hanya 2 jam saja, dan syuting antara 2-3 jam sehari tidak lebih. Setelah mamanya meninggal, jadwalnya Aldi itu padat sekali. Jam 7 pagi – 2 siang Sekolah, Jam 2 siang – 3 siang Les Inggris, Jam 3 siang – 4 sore Les Jepang, Jam 4 sore – 5 sore Les Musik, Jam 5 sore – 6 malam Les IPA, Jam 6 malam – 8 malam Latihan Vocal & Koreo bareng Coboy Junior, Jam 8 malam – 4 pagi Syuting Sinetron, Jam 4 pagi – 6 pagi Tidur, dan Jam 6 pagi – 7 pagi berangkat sekolah. HP nya pun disita oleh papanya, padahal itu HP kesayangan Aldi dan HP itu juga adalah hadiah ulang tahun dari mamanya sewaktu mamanya masih hidup.

“ALDI?? Ini sudah jam berapa?? Jam 14.45, Papa rugi tahy sama les kamu. Kamu selalu saja telat jika pulang sekolah. Sana kamu mandi, terus ganti baju, terus makan. Habis itu pergi ke tempat les. CEPAT” Kata Papanya ketika mereka baru sampai rumah.

“Iya, pa” Jawab Aldi dengan lesu.

“Jalannya yang cepat ALDI, Jangan lambat begitu” Teriak Papanya.

“I....Iya, pa” Jawab Aldi sambil berlari.

        Aldi pun segera berlari kekamarnya ketika papanya berteriak, lalu bergegas mandi dan memakai baju dengan terburu – buru. Makan pun dengan terburu – buru hanya demi tidak mau dapat Marah dari Papanya. Setelah itu Aldi pergi ke tempat les dan tentunya di antar oleh Papanya dan Tentunya Papanya selalu menunggunya sampai selesai.

“Belajarnya yang benar. Jangan sampai papa sia – sia mendaftarkan kamu di tempat les ini” Teriak Papanya.

“Iya, pa” Jawab Aldi dengan tampang lesu.

        Dan selama pelajaran Aldi pun tidak konsen, karena Aldi terlalu cape. Gurunya pun menegurnya beberapa kali. Memang tidak ada yang tahu tentang jadwalnya setiap harinya kecuali Aldi sendiri dan juga Papanya tentunya.

“Sudah selesai kamu lesnya?” Tanya Papanya

“Sudah, pa” Jawab Aldi.

“Cepat naik ke mobil, kita segera pergi ke tempat les musik” Gertak papanya

“I..Iya, pa” Jawab Aldi.

        Lalu mereka pun bergegas pergi ke tempat les musik. Dimana Aldi biasa les.

“Belajar yang benar. Jangan sampai papa sia – sia mendaftarkan kamu di tempat les sebagus ini” Bentak papanya.

“I...Iya, pa” Jawab Aldi.

“Aldi, kamu kenapa?? Mukamu kok pucat?” Tanya Ify ketika Aldi sudah berada di dalam kelas.

“Aku gak papa, kok. Gak usah khawatirin aku” Jawab Aldi.

“Beneran, di?” Tanya Shilla

“Beneran” Jawab Aldi.

        Hari itu Aldi merasa capek sekali, ingin rasanya ia beristirahat. Tapi papanya melarangnya, apalagi papanya selalu mengantarkan dan menungguinya kemana pun ia pergi.

Tiba – Tiba...
BRUUUK....

“Aldi...”
“Aldi, kamu kenapa”
“Aldi, sadar, Aldi”
“Bangun, di, bangun”

        Samar – samar Aldi mendengar teriakan – teriakan teman – temannya yang sangat panik dan khawatir terhadapnya, tapi lama – lama teriakan – teriakan itu makin lama makin menghilang dan semuanya gelap.

        Teman – teman Aldi pun sangat panik dan khawatir sama keadaan Aldi, guru – guru di tempat lesnya pun sama khawatirnya. Teman – teman Aldi pun tahu selama ini Aldi selalu ditungguin sama papanya jika les, jadi teman – temannya memberi tahu papanya jika Aldi pingsan. Dan papanya kelihatan marah sekali mengetahui Aldi pingsan, karena sudah membuat dia Rugi karena pingsan di tempat les dan dia pun tidak tahu Aldi akan siuman kapan. Setelah itu papanya membawa Aldi pulang.

        Lalu sesampainya diruah, Aldi dibaringkannya di tempat tidurnya, lalu dengan tidak ikhlas dan juga marah – marah ia mengompres dahi Aldi yang panas.

        Lalu sekitar jam 20.00 pun akhirnya Aldi pun siuman dari pingsannya.

“Ini dimana?” Tanya Aldi dengan lemas.

“Ini dikamarmu sendiri. Dari tadi kamu pingsan tidak sadarkan diri. Dan kamu tahu ini sudah jam berapa? Ini Jam 20.00, papa rugi sama les – les kamu. Sekarang cepat ganti baju karena dari tadi sutradara sudah menelpom papa terus” Bentak papanya.

“I...Iya, pa” Kata Aldi masih dengan lemas.

        Lalu setelah itu papanya mengantar Aldi ke lokasi syuting, bahkan papanya pun sampai nungguin Aldi sampe syuting selesai, yaitu dari jam 8 malam – 4 pagi.

        Selama syuting Aldi melakukannya dengan baik, walaupun Aldi masih merasa pusing dan mual, tapi ditahannya.

        Dan setelah itu pun Aldi dan papanya pun segera pulang ke rumah.

“Pa, Aldi pusing, pa. Dari tadi juga Aldi pengen muntah terus” Kata Aldi kepada papanya ketika diperjalanan.

“Jangan manja kamu. Palingan itu alasan kamu supaya besok kamu nggak sekolah, nggak les, nggak latihan bareng coboy junior, dan juga nggak syuting, kan? Papa itu Rugi, ALDI” Bentak papanya.

“Tapi, pa” Kata Aldi

“Nggak ada tapi – tapian” Bentak papanya.

        Setelah kejadian itu pun Aldi hanya bisa berdiam diri sampai akhirnya mereka pun sampai dirumah. sesampainya dirumah Aldi pun langsung nyelonong masuk, dan juga langsung masuk kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur. Tapi ketika Aldi hendak tidur tiba – tiba semuanya gelap.

Keesokan harinya.

“ALDI BANGUN. Ini sudah jam berapa? Ini sudah jam 06.45. sebentar lagi kamu masuk. Cepat mandi” Bentak papanya, ketika ia memasuki kamar Aldi.

        Karena Aldi tidak mau bangun – bangun dan papanya pun heran karena melihat Aldi yang tidurnya sampai berkeringan nafasnyapun memburu – buru turun – naik begitu. Akhirnya ia pun mengecek suhu badan Aldi. Dan dia pun kaget karena Aldi demam tinggi. Dan akhirnya ia pun memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Aldi. Dan setelah Aldi diperiksa, Dokter itu pun berbicara kepada papanya.

“Pak, kondisi anak anda sudah sangat drop sekali” Kata Dokter

“Lho? Memangnya anak saya sakit apa?” Tanya Papanya Aldi

“Anak anda sakit typus, maghnya sudah kronis. Memangnya tidak ada tanda – tandanya yang dialami oleh anak anda?” Kata Dokter

“Kemarin sih anak saya sempat pingsan di tempat les dan juga sempat ngeluh. Saya juga menjadwalkan jadwal yang sangat padat. Sampai – sampai dia hanya tidur 2 jam dalam sehari” Kata Papanya Aldi.

“Nah, itu dia yang membuatnya sangat drop. Anak anda sangat kecapekan. Kurangilah jadwalnya. Istirahat juga perlu, lho buatnya” Kata Dokter

“Makasih, dok” Kata Papanya

“Ini saya kasih resep obat, segera di tebus, ya” Kata Dokter

“Iya, dok” Kata Papanya

        Setelah itu ia menyuruh pembantunya untuk memasakkan bubur dan teh anget untuk Aldi, sementara dia menebus obat untuk Aldi. Dan tak lama kemudian dia sudah kembali dengan menenteng obat yang tadi ia tebus.

        Papanya pun terus menerus mengompres dahi Aldi dan Papanya pun sangat menyesal atas apa yang telah ia perbuat selama ini kepada Aldi. Dan sampai saat ini jam sudah menunjukkan pukul 14.00 Aldi pun belum siuman dari pingsannya. Tapi tak berapa lama kemudian Aldi pun akhirnya siuman.

“Aaahhh...” Kata Aldi masih dengan Nada yang lemas

“Aldi, sayang. Kamu sudah sadar, nak?” Tanya Papanya.

“Pa, ini jam berapa?” Tanya Aldi

“Sekarang sudah jam 2 siang, sayang” Jawab Papanya.

“Jam 2 siang, pa?? Kok papa gak bangunin Aldi sih. Biasanya juga kalau Aldi telat sedikit Papa langsung teriakin Aldi. Terus kok ada selang infus nempel di tangan Aldi sih, pa. Ini juga selang pernafasan kok nempel di hidung Aldi sih, pa” Kata Aldi dengan panik.

“Aldi...Aldi....sudah, nak. Kamu jangan panik dulu ya, nak. Kondisi kamu sudah sangat drop sekali. Kamu sakit typus dan magh kronis, sayang” kata Papanya

“Apa, pa? Typus sama magh kronis, pa?” Tanya Aldi

“Iya, sayang. Sekarang makan dulu, ya” Kata Papanya

“Tapi, pa. Sekolahku gimana? Terus les sama syutingku gimana?” Tanya Aldi

“Tadi dokter ngasih surat supaya kamu bisa istirahat di rumah selama 1 bulan. Papa juga akan ngurangin jadwal – jadwal kamu” Kata Papanya.

“Papa gak marah?” Tanya Aldi

“Gak, sayang. Papa minta maaf, ya. Gara – gara papa kamu jadi sakit” Kata Papanya.

“Papa gak usah minta maaf sama Aldi. Dari dulu semua kesalahan papa ke Aldi udah Aldi maafin” Kata Aldi

“Sekarang makan dulu, ya” Kata Papanya.

“Iya, pa” Kata Aldi

        Papanya pun bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan bubur, teh anger, air putih, dan juga obat untuk Aldi.

“Aldi, sayang minum teh anget dulu ya, nak. Biar badan kamu agak angetan” Kata papanya, sambil membantu Aldi untuk minum.

“Sedikit dulu ya, pa” Kata Aldi

“Ya, sedikit dulu gak papa. Tapi nanti dihabiskan” Kata papanya

“Iya, pa” Kata Aldi

“Nah, sekarang kamu makan bubur, ya” Kata papanya sambil nyuapin Aldi

“Pait, pa” Kata Aldi mengeluh

“Dipaksain aja ya, sayang. Nanti kalau gak dipaksain kamu gak bakal sembuh – sembuh” Kata Papanya

“Kebiasaan Aldi dari kecil memang begini. Setiap kali sakit pasti manjanya keluar” Batin Papanya sambil tersenyum memandang Aldi

“Pa, udah” Kata Aldi

“Tanggung, Aldi. 2 suap lagi” Kata Papanya

“Tapi....” Kata Aldi mengeluh

“Mau sembuh gak” Kata Papanya

“Iya deh, pa” Kata Aldi

“Nah gitu donk dihabiskan. Sekarang minum obat, ya” Kata Papanya ketika Aldi telah menghabiskan buburnya

“Iya, pa. Tapi banyak banget obatnya” Kata Aldi.

“Ya, wong kamu sakit typus sama magh kronis jelas aja obat kamu banyak” Kata Papanya

“Sedikit – sedikit ya, pa” Kata Aldi

“Nah gitu donk” Kata Papanya ketika Aldi telah selesai minum obat

“Sekarang tehnya kamu habiskan” Kata papanya

“Tapi pait, pa” Keluh Aldi

“Tadi apa yang papa bilang” Kata papanya

“Kalau mau sembuh harus dihabiskan” Kata Aldi

“Nah itu tahu. Sekarang habiskan” Kata papanya

“Iya, pa” Kata Aldi

“ Nah gitu donk” Kata papanya ketika Aldi menghabiskan tehnya

“Pa, tentang jadwal les aku gimana?” Tanya Aldi

“Papa terserah sama Aldi sendiri. Les apa yang mau dikurangi?” Tanya Papanya

“Aldi gak mau ngurangi lesnya. Tapi jamnya aja yang dikurangi. Kan kemaren – kemaren lesnya tiap hari. Tapi sekarang masing – masing lesnya seminggu sekali aja” Kata Aldi

“Ya sudah kalau Aldi maunya begitu. Terus syutingnya gimana. Mau kamu terusin apa nggak?” Tanya Papanya

“Kayaknya syuting sinetron yang ini udah sampe disini aja deh, pa. Nanti kalau ada tawaran lagi baru Aldi  mau syuting lagi. Tapi gak lebih dari 3 jam ya, pa” Kata Aldi

“Kalau itu mau kamu ya sudah. Nanti papa telepon sutradaranya. Dan mungkin besok papa akan ke tempat les kamu” Kata papanya

“Dan sepertinya aku harus beliin BB baru untuk Aldi. Dulu HP nya pernah aku Sita dan aku gadaikan” batin Papanya

“Sekarang kamu istirahat ya, sayang” Kata papanya

“Iya, pa. Makasih ya, pa” Kata Aldi

“Makasih untuk apa, sayang?” Tanya Papanya

“Hari ini papa udah ngerawat Aldi dengan penuh kasih sayang” Kata Aldi

“Sama – sama, sayang” Kata papanya

        Papanya pun menunggui Aldi sampai Aldi benar – benar tertidur. Dan setelah itu papanya membereskan peralatan makan yang tadi dipakai, lalu pergi ke dapur untuk mencucinya. Dan setelah itu papanya menghubungi Sutradara.

--Via Telepon—

“Halo, pak sutradara” Kata Papanya

“Ya, ada apa” Kata Sutradara

“Begini pak, Aldi kan sekarang lagi sakit. Dia sudah drop sekali” Kata Papanya

“Jadi, dia gak bakalan syuting sampai benar – benar sembuh” Kata Sutradara

“Jadi, begini pa. Tadi Aldi bilang sama saya untuk syuting sinetrin kali ini, syutingnya cukup sampai kemarin. Dia gak bakal syuting lagi, kecuali ada tawaran baru itu juga dia maunya paling lama syuting hanya 3 jam” Kata Papanya

“Lho? Memangnya kenapa?” Tanya Sutradara

“Kasian anak saya, pak. Dia sudah sangat kecapekan sekali” Kata Papanya

“Ya sudah kalau gitu maunya. Saya tidak bisa memaksa” Kata Sutradara

        Setelah itu papanya pun pergi ke counter Blackberry untuk membelikan BB untuk Aldi. Dan setelah mendapatkannya papanya pun pulang. Dan langsung mengutak – atik BB yang akan dia kasih ke Aldi. Dan ia pun langsung meng – save nomor teman – temannya Aldi. Karena selama ini papanya menyimpan nomor teman – temannya Aldi di HP nya dan juga ia pun mengisikan pulsa sebesar Rp. 1.000.000,00 ke BB nya Aldi. Dan setelah itu BB nya pun di Changer. Dia pun berencana aka ngasih BB itu besok pagi.

        Papanya pun akan tidur dikamarnya Aldi bareng Aldi. Tapi papanya tidur dibawah yang di alaskan kasur yang di ambil dari kamar tamu. Supaya, jika nanti malam jika ada apa – apa sama Aldi, biar bisa langsung nenangin.

--Malam Hari—

        Papanya pun masih mengompres Aldi dengan telaten. Dan juga dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, dan papanya pun langsung tidur ketika selesai mengompres Aldi. Tapi ketika jam menunjukkan pukul 24.00 ia pun terbangun ketika mendengar igauan Aldi. Tetapi dia langsung nenangin Aldi. Dan setelah Aldi tenang ia pun tidur kembali.

--Pagi Hari—

        Pagi harinya ketika jam sudah menunjukkan pukul 06.00 ayahnya sudah stand by untuk mengompres Aldi. Karena demamnya belum juga turun – turun.

“Oh iya. Sekarang kan tanggal 14 April. Hari ulang tahun Aldi. Kenapa aku bisa lupa, ya. Tapi untungnya kemaren aku udah beliin dia BB” Kata Papanya

“Pa...” Kata Aldi ketika bangun tidur

“Kamu udah bangun, sayang?” Tanya Papanya

“Udah, pa” Jawab Aldi

“Sayang, selamat ulang tahun ya, nak” Kata Papanya

“Ulang tahun? Emang sekarang tanggal berapa?” Tanya Aldi

“Sekarang tanggal 14 April, sayang. Hari ulang tahunmu” Jawab Papanya

“Hehe..Maap, pa. Aldi lupa” Kata Aldi

“Oh iya. Ini papa kasih Bb sebagai hadiah ulang tahun kamu. Papa udah save nomor teman – teman kamu. Papa juga udah isiin pulsa 1.000.000 ke BB kamu” Kata Papanya

“Papa kok bisa tahu nomor teman – teman Aldi? Darimana papa tahu?” Tanya Aldi

“Selama ini papa nyimpen nomor teman – teman kamu di HP papa” Jawab Papanya

“Apa pulsanya gak kebanyakan,pa?” Tanya Aldi

“Gak, sayang. Tapi, kalau pulsa kamu cepet abis papa akan benar – benar marah sama kamu” Jawab Papanya

“Makasih ya, pa” Kata Aldi

“Nah, sekarang makandulu, ya” Kata Papanya

“Tapi, dikit aja ya, pa” Kata Aldi

“Iya. Papa ambil bubur dulu, ya” Kata Papanya

“Iya” Jawab Aldi

        Papanya pun langsung bergegas mrngambil bubur, teh anget, air putih, dan juga obat untuk Aldi. Dan setelah itu papanya pun kembali ke kamar Aldi untuk menyuapi Aldi.

“Sayang, teh angetnya di minum dulu, ya” Kata Papanya

“Tapi, kan pait, pa” Kata Aldi

“Kemarin papa ngomong apa, hayoo” Kata Papanya

“Kalau mau sembuh harus dipaksain dan dihabiskan” Kata Aldi

“Nah, sekarang ayo diminum” Kata Papanya

“Sedikit aja, ya, pa” Kata Aldi

“Tapi nanti dihabiskan” Kata Papanya

“Iya” Kata Aldi

“Sekarang buburnya dimakan, ya. Papa yang suapin. Kalau gak disuapin kamu gak bakalan mau makan” Kata Papanya yang langsung menyuapi Aldi

“Pa...” Panggil Aldi

“Kenapa? Pait?” Tanya Papanya

“Iya” Jawab Aldi

“Dipaksain aja ya, sayang” Kata Papanya

“Iya deh, pa” Kata Aldi

“Nah gitu donk, di. Kalau kayak gini terus kamu kan bisa langsung sembuh” Kata Papanya ketika Aldi menghabiskan buburnya

“Sekarang obatnya di minum, ya” Kata Papanya

“Iya. Tapi sedikit – sedikit ya, pa” Kata Aldi

“Iya. Habis ini tehnya di habiskan, ya” Kata Papanya

“”Iya” Kata Aldi

“Nah gitu donk” Kata Papanya ketika Aldi selesai minum obat

“Tehnya sekarang habiskan” Kata Papanya

“Sekarang kamu nggak boleh telat makan ya, sayang. Dokter udah memfonis kamu sakit magh kronis” Kata Papanya

“Iya. Pa, udah” Kata Aldi

“Sekarang di pakai untuk istirahat aja, ya” Kata Papanya

--Via SMS—

“Bang Kiki....
Anak – anak Coboy Junior lagi pada latihan gak” Aldi

“Maaf ya. Tapi ini siapa?” Kiki

“Hehe...
Maaf, bang. Ini aku Aldi, bang” Aldi

“Oh, Aldi.
Gimana kabarmu. Udah mendingan” Kiki

“Udah mendingan, bang daripada yang kemaren. Kok bang Kiki tahu kalau aku lagi sakit” Aldi

“Papa kamu yang kasih tahu, di” Kiki

“Anak – anak Coboy Junior lagi pada latihan gak, bang?” Aldi

“Gak” Kiki

“Lho?
Emangnya kenapa?” Aldi

“Sekarang kan lagi jam sekolah, Aldi” Kiki

“Hehe...
Maap, bang. Aldi lupa” Kiki

“Kamu ini...
Sakit – sakit malah pikum” Kiki

“Maap, bang.
Terus kemaren – kemaren pada latihan gak?” Aldi

“Gak.
Abang kasihan, di ma kamu. Jadi kita break latihan sama performance dulu demi kamu” Kiki

“Kok kasihan sama Aldi sih, bang. Kalau mau latihan sama performance tanpa Aldi juga gak papa” Aldi

“Gak. Abang gak tega sama kamu” Kiki

“Ya udah deh terserah abang” Aldi

“Di, nanti Abang, Iqbal, dan Bastian pulang sekolah mau jenguk kamu. Gak papa, kan?” Kiki

“Gak papa lah, bang. Masa sih Aldi harus ngelarang” Aldi

“Udah dulu ya, di. Abang udah mulai jam pelajaran pertama nih.” Kiki

“Ok, bang” Aldi

        Sambil menunggu Kiki, Iqbal, dan Bastian datang kerumahnya Aldi hanya bisa main HP saja. Dan juga gak lupa tentunya dia makan dan minum obat. Dan ketika mereka sudah datang, kamar Aldi pun jadi rame.

“ALDI........” Teriak Iqbal dan Bastian

“Apa lu, kecoa. Eh kecoa” Latah Aldi

“Aldi, Aldi. Latahnya masih tetep aja” Kata Kiki

“Gak bisa di ilangin, bang” Kata Aldi

“Gigit lidah kamu selama mungkin. Insya Alldah latah kamu ilang” Kata Kiki

“Beneran, bang” Kata Aldi

“Insya Allah, di” Kata Kiki

        Dan kemudian Aldi pun mempraktekkan apa yang di bilang oleh Kiki supaya tidak latah lagi.

“Kacang Mahal” Teriak Iqbal dan Bastian

“Apaan sih. Berisik tahu” Marah Aldi

“Ciyee yang marah”  Teriak Aldi

“Ciyee yang udah nggak latah lagi” Teriak Iqbal

“Kamu udah nggak latah, di” Kata Kiki

“Alhamdulillah, bang” Kata Aldi

“Kan bener yang abang kasih tahu. Coba kamu praktekin dari dulu – dulu” Kata Kiki

“Iya. Makasih, bang” Kata Aldi

“Aldi...” Kata Bastian

“Apa?” Kata Aldi jutek

“Jutek banget sih, di” Kata Iqbal

“Iya. Apaan” Kata Aldi

“Kita kan tamu” Kata Bastian

“Terus” Kata Aldi

“Gak di sediain minuman sama makanan” Kata Bastian

“Ambil aja sendiri. Aku masih gak kuat untuk jalan” Kata Aldi

“Iya...” Teriak Bastian

“berisik. Ini bukan hutan” Kata Aldi

        Keramaian itu pun tak terhindarkan ketika mereka berkumpul.

        Setelah hampir 1 bulan Aldi di rawat di rumah akhirnya ia pun sembuh. Tapi belum sembuh total. Ayahnya hanya mengizinkan Aldi untuk sekolah saja. Ayahnya tidak mengizinkan Aldi untuk les, latihan, dan juga performance bareng Coboy Junior. Tetapi kalau Aldi sudah sembuh total baru di izinkan les, latihan, dan juga performance bareng Coboy Junior. Dan akhirnya Aldi pun senang karena ayahnya sudah berubah seperti dulu lagi.

--The End--

Persahabatan & Persaudaraan Part 11





            Jam sudah menunjukkan pukul 11.25. ketika itu di kamar asrama cowok yang hanya ada si kembar ozy dan iqbal, mereka memang tidak masuk sekolah karena sakit. Tak lama kemudian bu okky, ibu dari ozy dan iqbal masuk ke dalam kamar asrama mereka.
“assalamu’alaikum” kata bu okky memberi salam
“wa’alaikum salam” jawab ozy dan iqbal.
“iqbal, sayang kamu udah baikan?” tanya bu okky
“masih sakit, ma” jawab iqbal.
“mama kok ada di sini? Emang gak ngajar?” tanya ozy
“mama ada jamnya ngajar nanti sore, sayang” jawab bu okky
“kamu ke rumah sakit aja, ya. Biar nanti di kasih obat, ya” ajak bu okky
“gak usah, ma” jawab iqbal
“iqbal, nanti kalau luka – luka kamu tambah parah gimana?” tanya bu okky
“di kompres aja, ma” jawab iqbal
“mau gak mau kamu harus ke dokter. Ayo” paksa mamanya.
“iya....iya, ma” jawab iqbal.
“ma, ikut ya” kata ozy
“ozy, kamu di sini aja. Kamu kan masih sakit” kata bu ira
“ma...” kata ozy
“iya, iya ayo” jawab bu okky.

            Dan setelah itu ozy, iqbal, dan bu okky pergi ke rumah sakit yang letaknya di depan SD untuk memeriksakan keadaan iqbal. Sembari iqbal di periksa, ozy dan bu okky pun sekalian masuk ke ruangan itu.
“dok, gimana keadaan iqbal, dok?” tanya bu okky setelah iqbal di periksa
“luka – lukanya sangat parah” kata dokter
“saya berikan dia salep ya, di pake di sekujur tubuh yang penuh luka. Saya juga kasih vitamin” kata dokter
“apa perlu di kompres, dok?” tanya bu okky
“kalau bisa sebelum salepnya di pake luka – lukanya di kompres terlebih dahulu.” Jawab dokter
“makasih ya, dok” jawab bu okky

            Dan setelah pulang dari rumah sakit iqbal pun luka – lukanya langsung di kompres.
“bal, mama kompres dulu ya” kata bu okky
“sakit, ma” kata iqbal
“tahan, sayang” bujuk bu okky
“ozy, kamu kompres luka iqbal yang di perut. Mama kompres lukanya yang di muka” suruh bu okky
“ma....sakit” ringis iqbal ketika mereka sudah mengompresnya.
“tahan, sayang” kata bu okky
“sakit.....” ringis iqbal
“tahan, ya sayang” bujuk bu okky.
“tapi, ma sakit...” kata iqbal meringis
“iya, sayang mama tahu. Tapi kamu harus tahan, ya.....” kata bu okky.
“ozy udah....sakit....mama sakit....” kata iqbal berteriak.
“iya, iya ini udah. Sekarang salepnya di pakai terus kamu minum vitaminnya” kata bu okky
“aduh...aduh, ma...sakit...” kata iqbal
“mama sakit...”ringis iqbal, tapi bu okky tidak memperdulikannya
“ma, udah deh kayaknya kasian iqbal” kata ozy yang merasa iba kepada iqbal.
“iya, sayang ini sebentar lagi selesai” kata bu okky
“tapi sakit, ma” kata iqbal.
“iya, iya. Ini udah selesai” kata bu okky.

            Saat pergantian jam pelajaran zahra pun pergi ke taman belakang sekolah. Ia mengumpulkan anak buahnya untuk menghajar orang kembali.
“ok. Sekarang gw punya tugas untuk kalian” kata zahra
“tugas apa, bos?” tanya anak buahnya.
“ok. Gw pengen kalian menghajar orang lagi, sama seperti kemaren kalian menghajar iqbal. Tapi kali ini yang kalian hajar bukan iqbal melainkan sepupunya si aldi. Dia sekarang kelas 6 SD. Nanti pas jam istirahat kalian harus pergi ke gedung SD. Dan seret dia ke taman belakang sekolah dan kalian harus menghajar dia sama seperti kalian menghajar iqbal. Ini fotonya.” Kata zahra panjang lebar
“kalian mengerti?” tanya zahra
“mengerti, bos” kata anak buahnya.

            Sesuai yang di perintahkan oleh Zahra, anak buahnya pun pergi ke gedung SD pada saat jam istirahat.

            Sekarang jam istirahat sudah tiba, di kelas 6-3 lebih tepatnya kelasnya aldi dan kawan – kawan. Di sana mereka masih mengobrol – ngobrol.
“hey ke kantin yuk” ajak cakka
“yuk, kka. Gw laper” kata kesha
“jiah perut mulu yang di pikirin lu, kesh” kata sheila
“protes mulu lu, shel” protes kesha
“bodo, bweee” kata sheila
“ya udah yuk ke kantin. Di, ikut gak, lu?” tanya cakka
“duluan aja, deh. Gw masih nulis nih” kata aldi.
“tumben, di. Kamu masih nulis materi biasanya kalau jam pelajaran selesai mau lu udah nulis atau belum lu langsung ngacir ke kantin” protes kesha
“gak tahu, kesh. Gw hari ini pengen aja nulis. Nanti gw nyusul ke kantin deh” kata aldi
“ya udah kalau begitu nanti nyusul, ya..” kata sheila
“okidi” jawab aldi.

            Tak berapa lama kemudian aldi pun telah selesai nulisnya dan menyusul mereka ke kantin. Aldi pun berjalan dengan santainya. Dan pas di depan taman dan mau pergi ke kantin aldi pun di cegat oleh seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak buahnya zahra. Aldi pun di seret – seret oleh anak buahnya zahra ke taman ketika mereka sudah sampai di taman aldi pun di hajarnya sampai babak belur. Muka aldi di tonjok – tonjoknya hingga babak belur sama seperti iqbal. Perutnya pun juga di tonjok – tonjoknya hingga babak belur. Aldi pun tidak kuat sehingga dia pun terjatuh dan terkulai lemas di tanah, dia jatuh tepat di depan pohon jadinya dia bisa bersender di pohon. Dan ketika anak buahnya selesai membuat aldi babak belur zahra pun keluar dari persembunyiannya yang selama aldi di hajar – hajar sebenarnya zahra itu mengumpat.
“heh, anak ingusan. Awas aja ya, loe kalau loe berani ngaduin hal ini ke orang lain terutama ke om – tante loe atau mama – papa loe, bahkan kalau loe ngaduin hal ini sama kakak – kakak loe dan sepupu – sepupu loe gw bakalan bikin loe babak belur lebih dari yang ini. paham loe” kata zahra mengancam.
“iya, kak” kata aldi lemah.

            Di tempat lain lebih tepatnya di kantin sheila, kesha dan cakka yang sedang menunggu aldi pun cemas. Karena sampai sekarang aldi pun belum datang – datang.
“duh, aldi mana, ya. Kok lama begini sih?” tanya sheila
“iya, iya kok lama begini sih tu anak. Biasanya juga paling cepat di antara kita” kata kesha
“udah kalian positif thingking dulu. Mungkin aldi masih di kelas masih nulis kali” kata cakka
“gak mungkin lah, kka. Dia itu kan nulisnya yang paling cepat di antara kita, ya walaupun tulisannya kayak cakar beber ( maaf alovers. Cuma cerita doank..)” kata sheila
“ya udah susul aja yuk” ajak cakka
“yuk” jawab mereka sermpak..

            Dan ketika merke melweati taman nggak ada yang sadar kalau aldi tergolek tak berdaya di taman kecuali sheila yang melihat aldi bersender di taman.
“eh, eh...itu kan aldi” kata sheila menunjuk ke arah aldi
“mana sih, shel” kata cakka mencari – cari
“ itu yang bersender di pohon” tunjuk sheila
“ya udah kita kesana aja, yuk” kata kesha
“ya ampun, di. Kamu kenapa kok bisa sampai babak belur kayak begini sih?” tanya sheila ketika mereka bertiga udah sampai di depan aldi
“aku gak pap kok, shel” kata aldi lemah
“gak papa gimana sih kamu. Kamu itu babak belur kayak gini di bilang gak papa” protes kesha
“udahlah kesh. Aku gak papa kok beneran” kata aldi
“pasti kak zahra kan yang ngelakuin ini semua?” tanya cakka
“bukan kok, kka” kata  aldi mengelak
“jawab atau jangan pernah anggap kami sepupu, teman ataupun sahabat loe lagi” ancam kesha
“iya, iya. Gw ngaku. Kak zahra emang yang ngelakuinnya ke gw” kata aldi lemah dan takut karena dia takut zahra akan melakukan hal yang lebih kejam dari yang ini.
“aku bilang ke mama ya, di” kata kesha
“jangan, kesh” kata ald dengan lemah
“kali ini aku gak bisa ngabulin permintaan kamu, di” kata aldi
“sebenernya bukannya aku gak mau bilang sama kalian. Tapi...” kata aldi menggantung dengan suara yang lemah
“tapi apa, di???” tanya kesha yang masih belum pergi
“tadi sebelum kak zahra pergi aku di ancam sama dia katanya aku gak boleh ngomong sama kalian semua apalagi sama mama – papa dan om – tante. Kalau aku tetep ngomong sama kalian aku bakalan di bikin babak belur lagi melebihi yang kali ini” kata aldi menjelaskan dengan ketakutan
“aldi, kamu tenang aja. Kan masih ada kita..” kata sheila
“tapi kalau kalian yang di bikin babak belur gimana??” kata aldi
“udah, di pokoknya kamu tenang aja” kata cakka
“udah, kesh. Cepet kasih tahu hal yang sebenarnya ke tante winda.

            Kesha pun pergi ke ruangan ibunya dan memberi tahukan hal yang sebenarnya terjadi sama aldi.
“asalamu’alaikum” kata kesha sambil masuk
“wa’alaikumsalam” jawab bu winda
“kamu, kesh. Mama kira siapa. Ada apa kok kamu ke kantor mama?” tanya bu winda
“gawat, ma gawat” kata kesha
“gawat kenapa??” tanya bu winda bingung
“aldi, ma...aldi” kata kesha
“iya, aldi kenapa sayang??” tanya bu winda
“aldi di bikin babak belur sama kak zahra dan sekarang dia masih ada di taman di temani sama cakka dan sheila” kata kesha
“APAAA??” kata bu winda kaget
“ya udah cepat, kesh kesana. Antar mama juga.” Kata bu winda

            Lalu kesha dan bu winda pun pergi ke taman itu. Dan menghampiri aldi yang masih ada di sana yang masih di temani oleh sheila dan juga cakka.
“ya ampun aldi kamu kenapa, sayang” tanya bu winda
“aldi gak papa, tante” jawab aldi
“gak papa gimana sih, kamu. Muka kamu tuh babak belur” protes bu winda
“sekarang pulang ke asrama ya. Kamu istirahat” bujuk bu winda
“gak mau ah, tan” kata aldi
“aldi, dengerin tante, ya. Kalaupun kamu maksain kamu gak bakalan kuat, sayang. Sekarang balik ke asrama ya, sayang” kata bu winda
“iya deh, tan” kata  bu winda akhirnya
“sini kamu tante gendong. Kamu pasti gak bakalan kuat jalan” kata bu winda
“kesha, sheila, sama cakka ke kelas gih. Udah bel masuk. Kesha kesini lagi ya kamu ambilin tasnya aldi habis itu kamu balik lagi ke kelas” kata bu winda
“iya, ma” kata kesha
“ok, tante” kata sheila + cakka

            Sesuai perkataan bu winda. Sheila, kesha, dan cakka pun ke kelas. Tetapi kesha harus kembali ke taman lagi untuk mengantarkan tasnya aldi. Lalu setelah itu bu winda pun mengantarkan aldi ke asrama. Di dalam kamar asrama ada iqbal dan ozy yang memang masih sakit. Mereka pun terkejut dengan keadaan aldi.
“assalamu’alaikum” kata bu winda memberi salam
“wa’alaikumsa...lam” kata ozy+iqbal yang kaget dengan keadaan iqbal
“lho, tan. Aldi kenapa?” tanya iqbal
“kata kesha sih aldi di bikin babak belur sama zahra sama seperti dia bikin kamu babak belur” kata bu winda
“apa kak zahra balas dendam ke aldi ya, tan karena iqbal ngaduin ke kalian semua” kata iqbal yang merasa bersalah
“iqbal gak usah bersalah, ya” kata bu winda
“tapi, tan..” kata iqbal terputus
“udah aldi pasti gak papa” kata bu winda
“i..iya, tan” kata iqbal
#Bersambung#